37 - Roti Cokelat

777 124 50
                                    

Selamat membaca teman-teman❣️

Budayakan vote sebelum membaca, ya?

Sudah?

***

Setelah dua hari berada di rumah sakit dan memulihkan keadaan di rumah, Kenan telah mendapat izin untuk kembali ke kampus. Meskipun awalnya Kenan tidak mengerti kenapa ia bisa menjadi mahasiswa, yang pasti ia turuti saja karena tidak mau ambil pusing.

Satu hal yang perlu diketahui bahwa Kenan hanya ingin dekat dengan Gerald. Bukan yang lain. Cowok itu bahkan menghindar dan lebih banyak menghabiskan waktu sendiri jika sudah terasa ramai. Atau, ia sering mengajak Gerald untuk berdiam di dalam kelas.

Meskipun terkadang Gerald geram hanya bernapas di samping Kenan, tapi semua ia lakukan untuk membuat Kenan kembali seperti dulu. Ya, walaupun sifat dinginnya tidak akan berakhir, yang pasti ia bisa kembali mengingat apapun.

"Selama satu jam, gue duduk buat dengerin lo napas doang?" tanya Gerald pada Kenan yang hanya diam menatap lurus ke depan.

"Hm," jawab Kenan.

"Jangan sering-sering begini, deh, Ken. Ayolah inget lagi. Gue bisa jadi patung juga kalo diginiin terus," ujar Gerald frustasi.

"Gue nggak gila." Dan kata-kata itu akan selalu keluar kalau ada orang yang mengatakan Kenan harus mengingat lagi tentang apapun.

"Ini yang kesekian kalinya lo bilang gitu. Nggak bosen apa?" ujar Gerald.

"Diam." ucap Kenan dingin.

"Buset galak amat! Lo masih inget gue nggak, sih? Sohib lo yang paling lo sayang," ujar Gerald.

"Siapa?" tanya Kenan.

"Gerald! Gue Gerald. Elah gimana, sih? Terus lo ngapain dari kemarin ngajak gue terus kalo nggak inget?" tanya Gerald kesal.

"Nggak tahu," jawab Kenan sembari memutar-putarkan pulpen di tangannya.

Gerald mengacak rambutnya frustasi. "Kasian. Mana masih muda,"

"Siapa?" Kenan menatap Gerald sinis.

"Nggak tahu!" jawab Gerald menirukan Kenan.

"Hm," Kenan kembali diam dan pandangannya lurus ke depan.

Sebenarnya Gerald ingin menemui Fera sekarang. Jam mereka juga sudah selesai. Namun, jika Gerald meninggalkan Kenan sendiri, apa cowok ini akan diam sepanjang masa di sini? Tidak. Kenan bisa beku sendiri. Gerald harus tetap berada di sini sampai Kenan bosan.

"Gue suruh Adara ke sini aja, ya? Gue bosen. Mau ketemu pacar gue juga," keluh Gerald.

"Adara?" Seketika Kenan menoleh pada Gerald. "Cewek kemarin?"

"Iye! Pacar lu! Masa kaga inget. Mau gue bantu ingetin?" ujar Gerald.

"Gue nggak gila." jawab Kenan lagi.

"Iya Kenan! Lo nggak gila. Lo waras. Gue yang bisa jadi gila," kesal Gerald.

"Itu tahu." jawab Kenan.

Gerald menunjukkan kedua kepalan tangannya pada Kenan.

"Gue sabar! Sabar banget," Gerald tersenyum paksa pada Kenan. "Lo mau, kan? Gue suruh Adara ke sini,"

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang