33 - Di bawah Terangnya Langit Malam (2)

941 111 32
                                    

Selamat membaca teman-teman❤️🌸


***


Apa kalian termasuk orang-orang yang bahagia hanya karena hal kecil?

Tanpa adanya kemewahan, namun selalu diajarkan suka cita dalam hal sederhana.

Kenan sekarang paham bahwa tidak perlu selalu memberikan makanan mahal dan barang-barang mahal untuk membahagiakan Adara. Dengan begini saja, Adara tidak berhenti untuk melenyapkan senyumnya. Bahkan, tanpa Kenan sadari, Adara selalu bercerita tentang apapun yang ia alami dihari-harinya. Dulu, yang Adara pikirkan adalah kehidupannya antara sekolah dan ekonomi adiknya. Sekarang, Adara dapat menikmati hasil jerih payah dari semuanya.

Percayalah, bahwa Tuhan sangat adil dalam memutarbalikkan kehidupan.

"Kenan," panggil Adara.

Sekarang mereka ada di sebuah pasar malam. Ramai dan menyenangkan. Bahkan ditangannya, Adara sudah memegang sebuah boneka kecil dari hasil games yang ia mainkan.

"Hm?"

"Ummm ... Makasih ya udah ajak aku jalan-jalan padahal kamu tadi lagi ada urusan," ujar Adara.

"Kamu lebih penting,"

"Tapi kadang nggak enak aja sama temen-temen kamu. Waktu kamu selalu sama aku,"

"Nggak masalah,"

"Kamu nggak marah, 'kan?" Adara menghentikan langkahnya diikuti oleh Kenan.

"Nggak,"

"Kenan, kamu nggak malu juga, 'kan?" tanya Adara tiba-tiba membuat Kenan mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Malu?" ulang Kenan.

"Kamu tahu kehidupan aku yang dulu gimana. Nggak lebih baik kayak sekarang. Pasti mereka di luar sana mikir kalau kamu pacaran sama orang yang ... yah ini," Adara menundukkan kepalanya.

Kenan menghembuskan napasnya. Cowok itu menyentuh dagu Adara untuk mendongakkan kepalanya. Adara menatap mata Kenan yang tajam. Ada sedikit rasa takut karena Kenan pasti tidak suka ia berkata seperti itu.

"Jangan nunduk, nanti mahkota kamu jatuh." ucap Kenan. "Bagaimanapun kamu, nggak ada yang lebih nyaman dari perlakuan kamu ke aku,"

"Selamanya?" tanya Adara lagi.

"Semoga."

"Jangan tinggalin aku ya, Kenan." ucap Adara.

"Iya,"

"Apapun keadaannya, kan?"

"Iya Adara,"

"Aku sayang banget sama kamu, Kenan. Lebih sayang lagi malah,"

"Aku juga," ucap Kenan. Cowok itu mengacak pucuk kepala Adara dengan lembut.

Beberapa detik kemudian semua orang berlarian ke sana kemari tanpa sebab. Keributan terjadi. Banyak yang menggulung barang dagangannya dalam karung dan ada yang sudah berlari meninggalkannya. Riuh piuh terjadi. Suara yang bertabrakan membuat Kenan dan Adara bertanya-tanya apa yang terjadi.

"Kenan ini ada apa?!" Adara panik seketika.

Kenan menggeleng dan segera menarik tangan Adara agar menjauh dari tempat itu.

"TAWURAN! TAWURAN! TAWURAN! PERGI CEPAT!"

"WOI PERGI!"

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang