15 - Tuan Puteri yang Paling Menarik

1.8K 139 20
                                    

Happy Reading❤️🤗


***



Adara membuka pintu rumah dengan pelan setelah berpamitan dengan Bunda untuk berangkat ke kampus. Gadis itu ada jam pagi hari ini. Bersamaan dengan saat Adara berjalan menuju mobil, Zayn keluar dari dalam rumah membuat senyum di wajah Adara seketika luntur.

Adara malas. Zayn itu 'bencana' bagi Adara. Kenapa dia tidak pulang saja? Kan, Bunda dan Anggun sudah ada dirumah. Benar-benar membuat mood Adara rusak seketika.

"Adara, gue anter, ya," kata Zayn sembari tersenyum.

"Nggak. Gue bisa berangkat sendiri," balas Adara ketus lalu membuka pintu mobil.

"Eits!" Zayn menahan tangan Adara.

"Apaansih! Nggak usah sentuh-sentuh gue!" Adara menyentak tangan Zayn membuat Zayn menatapnya tajam.

"Jual mahal banget sih, lo!" kata Zayn dengan nada tak suka.

"Emang! Karena yang murah itu cuma orang yang bisanya cuma bawa masalah!" Adara masuk ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil dengan kencang menimbulkan suara dentuman.

Adara melajukan mobilnya. Meninggalkan Zayn yang mengepalkan kedua tangannya menahan emosi agar tidak lepas kendali. Perempuan itu membuatnya benar-benar tertarik untuk mendekatinya. Adara membuatnya tidak bisa melupakan judesnya sifat gadis itu.

"Liat aja, suatu saat lo akan jadi milik gue. Karena nggak ada kata menyerah dalam kamus seorang Zayn."

*****

Kenan menutup pintu mobilnya lalu menyampirkan tasnya pada punggung. Lelaki itu melirik ke kanan dan ke kiri. Mencari sesuatu. Tepat sekali mata tajamnya menemukan sesuatu yang dicari itu. Bunga mawarnya.

Kenan melihat perempuan itu berjalan kearahnya namun tidak melihat Kenan. Lelaki itu menarik kedua sudut bibirnya. Tersenyum kecil melihat Adara yang menurutnya semakin hari semakin menarik perhatian.

Kenan menyandarkan tubuhnya di pinggir mobil. Lelaki berbaju merah maroon itu mengikuti langkah Adara sampai Adara mengehentikan langkahnya. Seperti ada yang menatapnya.

Adara menoleh ke kiri. "Loh? Kenan?"

Kenan hanya menatapnya datar. Adara mendekat. "Kenapa nggak masuk?"

"Ada yang ditunggu," jawabnya.

"Nunggu siapa? Gerald sama Jordan?"

Kenan menggeleng. "Menunggu tuan puteri," katanya membuat Adara mengrenyitkan dahinya pura-pura tidak tahu.

"Tuan puteri yang mana?"

"Tuan puteri yang ..." Kenan menggantung ucapannya.

"Yang mana? Lo ada tuan puteri yang lain, ya? Ngaku nggak?!" Adara menusuk perut Kenan dengan jari telunjuknya.

"Ada. Banyak," kata Kenan enteng.

"Kasih tau siapa ..." ucap Adara sedikit merengek.

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang