39 - Dua Pilihan

541 79 32
                                    

Selamat membaca teman-teman❤️

Harusnya aku publish ini kemarin. Tapi karena revisi lagi biar feelnya dapet dikalian, jadi agak lambat. Maaf yaaa❤️❤️

***

Dengan santai tanpa menghiraukan rintikan hujan, Adara berjalan menyusuri trotoar. Satu tangannya menenteng kantong plastik berisikan makanan yang ia beli. Raganya bergerak, namun pikirannya melayang kemana-mana. Semua hal-hal negatif muncul dalam benaknya. Dimana laki-laki yang begitu ia percaya kini meninggalkannya sendiri. Bahkan, lebih mementingkan orang lain. Adara tidak berharap lebih. Ia hanya ingin Kenan kembali menjadi yang dulu.

Dunianya terasa pudar. Melihat Kenan yang semakin lama semakin berbeda. Adara menghembuskan napas kecewanya. Ternyata seperti ini rasanya dibuat terbang tinggi lalu dijatuhkan tanpa hati.

"Gue harus gimana lagi coba? Rasanya semua udah sia-sia. Gue begini gue begitu. Tetep aja sama,"

Hujan mulai reda dan banyak orang yang sudah kembali melajukan kendaraan mereka.

"Pasti sekarang Variska seneng banget. Dia bisa sama Kenan. Dia lebih diperduliin sama Kenan,"

Perempuan itu tersenyum. "Masa gue nyerah gitu aja? Udah banyak banget yang gue lakuin sama Kenan. Gue harus terus-terusan begini masa?"

"Siap?" tanya Kenan.

"Siap banget!!!"

Beberapa detik kemudian tidak ada tanda-tanda motor itu melaju. Adara sedikit mengintip Kenan.

"Kok belum jalan?"

Kenan tidak menjawab. Cowok itu menarik kedua tangan Adara agar bertumpu di depan perutnya. Adara yang kaget hanya bisa diam dan sangat gugup. Dagunya menempel pada pundak tegap Kenan yang berlapiskan jaket bomber merah.

"Biar bensinnya penuh," bisik Kenan lalu melajukan motor itu keluar dari halaman rumah Adara.

Adara tersenyum simpul. "Kalo inget semuanya, berasa masih sama. Cuma bedanya sekarang gue lagi dibelakang,"

"Tunggu," ujar seseorang dari belakang.

Adara merasakan ada sesuatu yang menutup kedua bahunya. Seperti sebuah pakaian. Ternyata jaket tebal. Adara memutarkan tubuhnya dan matanya terbuka lebar saat melihat laki-laki berdiri dibelakangnya.

"Kok ... bisa ada di sini?"

***

Kenan menghentikan motornya di pinggir jalan. Hujan sudah mulai berhenti. Cowok itu mengeluarkan ponselnya dengan tergesa-gesa. Menelpon seseorang yang Kenan butuhkan saat ini. Untuk membantunya menyelesaikan persoalan menyebalkan ini. Apa? Menyebalkan? Tentu. Selama ini Kenan tidak suka jika ada perempuan yang merasa kenal dengan dengannya padahal ia tidak tahu apa-apa. Kenan butuh perempuan yang membuatnya penasaran. Adara contohnya.

Walaupun sedikit lupa akan seseorang yang akan ia hubungi ini, Kenan tetap percaya diri untuk menelponnya. Sambungan akhirnya berhasil. Tidak ada tanda-tanda orang tersebut berbicara. Sepertinya orang itu baru saja bangun dari tidur.

"Hallo,"

"Hmm,"

"Lo sibuk nggak? Gue bisa minta tolong?"

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang