23 - She is Mine

1.4K 167 59
                                    

Alhamdulillah aku selalu usahain cepet up karena liat support dari kalian yang begitu besar buat cerita ini. Thank you guys.

Klik tombol vote dulu ya
And happy reading all

***

Adara menutup pelan pintu mobil Kenan. Pikiran cewek itu sudah kemana-mana. Pasalnya, tempat ini terlihat sepi bahkan seperti tidak ada kendaraan yang terparkir di sana. Hanya mobil Kenan. Adara tidak tahu, bagaimana bisa Franco dan Lovita memilih tempat seperti ini.

"K-kamu yakin?" tanya Adara takut.

Kenan mengangguk dan tersenyum. Wajah Adara sudah terlihat seperti tidak tenang.

"Tapi ini sepi loh. Gimana ya ... aku ngerasa kayak ada sesuatu yang janggal,"

"Nggak, Dar."

"A-aku nggak yakin, deh. Soalnya sepi banget. Kamu beneran mau masuk?"

"Ayo," ajak Kenan dan Adara mengekorinya dari belakang.

Saat di pintu masuk pun, terlihat sangat sepi seperti tidak berpenghuni. Kenan dan Adara masuk ke dalam dan melihat tempat itu. Elegan. Tapi, tidak ada seorang waiters yang menjaga meja pesan.

"Ada yang bisa dibantu?"

Keduanya terlonjak kaget karena dikejutkan seorang laki-laki berpakaian waiters tiba-tiba berada di samping mereka. Kenan mencoba berpikir positif. Mungkin saja dia telah ada di sana namun mereka yang tak melihat.

Tangan Adara segera mengenggam kuat pergelangan tangan Kenan membuat Kenan menoleh.

"Jangan takut," bisiknya. Kenan kembali fokus pada laki-laki itu. Mata tajam Kenan mengintari tubuhnya. Namun, laki-laki itu sama sekali tidak terganggu.

"Saya boleh bertemu seluruh pegawai yang ada di sini?" tanya Kenan dingin.

"Maaf, untuk apa?" tanya laki-laki itu tidak senang.

"Saya ada perlu," jawab Kenan tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Perlu apa? Kami tidak bisa menerima sembarang orang," Laki-laki itu berganti menatap Adara. "Tapi kalau ada dia ... bisa diatur ..." Satu kedipan mata diberikan membuat Adara semakin merinding di tempatnya.

"Bisa saya bertemu kalian semua, sekarang?" tanya Kenan untuk mencoba sabar.

"Apakah Anda sudah membuat janji dengan mereka?"

"Jangan bertanya di atas pertanyaan," ucap Kenan dingin. "Saya hanya ingin bertemu dengan kalian semua. Setelah itu saya akan pergi,"

"Baiklah-baiklah. Silahkan duduk dulu. Atau, ada yang mau dipesan?"

"Tidak," jawab Kenan.

"Oke. Akan saya panggilan semua teman saya. Silahkan duduk ... Nona manis," Laki-laki itu menyentuh dagu Adara lalu setelahnya berjalan santai meninggalkan mereka yang menatapnya tidak suka.

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang