14 - Pulang Tanpa Pamit

2K 166 26
                                    

Happy Reading Semuanya❤️

Mohon Maaf Atas Keterlambatan Update Yah. Semoga part ini tidak mengecewakan kalian semua hmm❤️

Sehat-sehat dan bahagia ya semuanya❤️


***


Zayn mengeringkan rambutnya yang basah karena baru selesai mandi dan mengenakan baju sehari-harinya. Lelaki itu menoleh saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamar. Zayn segera mendekat pada pintu lalu membukanya. Betapa terkejutnya dia bahwa seorang Adara datang kekamarnya. Untuk apa?

"Adara?"

"Lo mau ikut sarapan?" tanya Adara tanpa basa-basi.

"Sarapan? Sama temen-temen lo?" tanya Zayn balik.

"Iya. kalo lo mau ikut, nanti nyusul aja ke meja makan,"

Adara berbalik ingin meninggalkan Zayn. Tapi lelaki itu dengan cepat menahan pergelangan tangannya.

Adara tidak berbicara apapun tapi tatapannya menunjuk pada genggaman tangan Zayn.

"Eh, sorry," Zayn melepaskan genggaman tangannya. "Gue ikut, deh. Tunggu sebentar gue mau taruh handuk di dalam,"

"Lo nanti nyusul aja,"

"Nggak, gue cuma kenal sama lo. Jadi gue barengan lo aja," Zayn segera masuk ke dalam kamar lalu menaruh handuknya di atas ranjang setelah itu kembali menemui Adara.

"Ayo," kata Zayn mengajak Adara berjalan beriringan.


***


Zayn bersama Adara sudah sampai di antara teman-teman yang lainnya yang sudah terlebih dahulu menyantap sarapan.

Zayn duduk di kursi makan tepat di sebelah Kenan yang saat itu hanya diam tak berkutik.

"Adara, gue boleh minta tolong ambilin piring?" kata Zayn dengan sedikit melirik Kenan.

Mereka yang ada di sana hanya diam menyaksikan Adara memberikan sebuah piring untuk Zayn.

Bencana. Pikir mereka.

"Thanks," kata Zayn sembari menerima piring itu dan mengambil nasi goreng lalu ikut makan bersama mereka.

"Habis ini lo semua langsung pulang?" tanya Adara di sela-sela makannya.

"Kalo gue sih ikut Kenan," jawab Jordan.

"Gue juga," timpal Bondan dan Angga bersamaan.

"Kalian?" tanya Adara pada yang lainnya.

"Kayaknya gue sama Sonya langsung pulang, deh, Dar. Soalnya takut nyokap nyariin," kata Fera yang diangguki oleh Sonya.

"Hm iya deh, kalo Kenan?" tanya Adara.

Suasana mendadak sunyi. Bahkan semua menghentikan aktivitas makan mereka. Tatapan Kenan sangat tajam sehingga siapapun tidak akan berani untuk melihatnya.

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang