18 - Pergi Sejauh Mungkin

1.4K 167 41
                                    

Happy reading all:)
Klik tombol vote terlebih dahulu...

🎶Cinta Sejati - Bunga Citra Lestari🎶

***

Genggaman tangan itu terlepas.

Kenan diam. Namun tatapannya tajam. Semuanya terasa gelap. Kedua tangannya mengepal kuat dan rahangnya mengeras. Ucapan Franco membuat sesuatu di dalam dirinya bangkit. Entah ini kebohongan atau kejujuran tapi yang pasti Kenan murka. Kenan benar-benar murka. Raut wajahnya menunjukkan bahwa Kenan sedang dalam keadaan tidak normal.

"Bunda ..." lirih Adara tak percaya. Seorang ibu yang selalu ia banggakan ternyata bermain di belakangnya. Seorang ibu yang selalu ia puji karena bisa melewati kehidupannya tanpa seorang suami telah menggoreskan sebuah luka yang langsung menusuk ke relung hatinya.

"Adara ... Bunda bisa jelasin semuanya," Lovita bergerak akan menyentuh bahu Adara. Dengan cepat Adara mengangkat kedua tangannya mengisyaratkan bahwa jangan mendekat.

"Adara ... Bunda ..."

Perempuan itu berlari dari hadapan tiga orang yang hanya diam. Rasanya semua hancur. Perasaannya, pikirannya, jiwanya. Mati seketika. Adara sakit, perih, kesal, semuanya bercampur menjadi satu.

"ADARA DENGERIN BUNDA DULU!!!"

"ADARA!!!"

Adara tidak menghiraukannya. Yang pasti hanya ingin berlari kemanapun asal tidak melihat wanita yang telah melahirkannya itu. Adara membuka gerbang rumah Kenan. Satpam tersentak saat Adara mendorong kuat gerbang itu. Mobilnya masih ada di kampus karena sebelum pergi, Kenan menitipkannya pada teman-temannya yang ada jam siang.

"Nona, biar saya antar," kata supir pribadi Franco berlari mengejar Adara saat di gerbang. Satpam itu tidak mau kalau tuan muda sampai marah karena tidak bisa menjaga kekasihnya.

"Jangan ikuti gue!" bentak Kenan pada supir itu.

Adara berlari sekuat tenaga menyusuri jalan perumahan Kenan. Untung saja Adara tidak memakai sepatu dengan high heels. Sudah pasti ia akan kesusahan untuk berlari.

Ya Tuhan kenapa semuanya jadi seperti ini

***

"Kenan?" Franco menyentuh bahu Kenan.

Kenan tidak menolak ataupun menerima. Franco merasakan bahu Kenan naik turun dan napasnya menderu. Kenan adalah orang yang gampang emosi. Masalah kecil saja lelaki itu bisa marah besar, apalagi masalah hidup seperti ini.

"Kenan, kita bisa jelaskan kenapa semuanya terjadi," ujar Franco mencoba menenangkan Kenan. Bahkan, disaat seperti ini Franco masih bisa sesantai itu?

Tatapan Kenan semakin dalam membuat Franco balik menatapnya. Ia sampai tidak ingat bahwa Adara sudah tak ada di sampingnya. Kenan melepaskan tangan Franco dari bahunya dengan pelan. Ia masih punya hati untuk melakukan hal diluar batas wajar pada orang tuanya.

Kenan sering mendengar kasus bahwa anak sma yang kebablasan dalam melakukan perzinaan. Tapi ini, Kenan malah mendengar dari dua orang yang sudah waktunya untuk tidak melakukan hal seperti itu.

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang