35 - Proof of Love

1K 116 51
                                    

Selamat membaca teman-teman❤️🌺
Sesuai janji ga janji ini mah❤️

_________________________________________
WARNING⚠️
Chapter ini mengandung kalimat kasar dan kata-kata yang mengandung unsur kurang baik. Hati-hati dan jangan ditiru!

_________________________________________













***

Tepat pukul setengah dua belas malam, Kenan kembali ke tempat itu. Pikirannya terus berkecamuk agar ia kembali ke sini. Alhasil, Kenan sampai di sana. Awalnya, Kenan berniat mengajak teman-temannya. Tapi kembali lagi pada rasa 'tidak enak' karena ini sudah malam. Waktunya untuk istirahat mereka.

Kenan pun pergi dari rumah diam-diam. Takutnya Franco tidak akan mengizinkannya.

"Kamu di mana Adara," gumam Kenan.

Tempat itu gelap. Kenan berjalan semakin menjauh dari arah lapangan sepi itu. Semakin jauh hingga tak lagi terlihat lampu jalanan. Sampai Kenan melihat tiga laki-laki dengan seragam sekolah. Seperti laki-laki yang ikut serta dalam kejadian tadi.

"LEPASIN GUE! TOLONG!!!"

Jantung Kenan berdetak cepat. Suara itu. Suara yang Kenan cari. Suara Adara.

"Adara," gumamnya.

Kenan berlari mendekat ke sana. Namun, belum sempat sampai pada suara Adara, Kenan ditahan oleh lima orang laki-laki itu. Cukup kuat hingga membuat Kenan sulit memberontak.

"Anjing!"

Kenan mencoba melepaskannya.

"KENAN!!!"

Di sana duduk seorang perempuan yang Kenan cari. Di atas bangku coklat dengan tangan diikat ke belakang dan juga kedua kakinya. Tak lupa ada seorang laki-laki berseragam sekolah yang sama dengan membelai rambut Adara.

"KENAN TOLONG!!!"

Kenan mengenal laki-laki itu. Sangat. Wajahnya tidak asing lagi.

"Kenapa? Mau jadi pahlawan, Kenan?" ucap laki-laki itu.

"Savian." gumam Kenan marah.

Laki-laki yang disebut sebagai Savian itu tertawa lalu memberikan kecupan pada pipi Adara membuat Kenan memberontak seketika.

"SAVIAN!" teriak Kenan.

"Lo masih inget sama gue ternyata," ujar Savian lalu terkekeh.

"Lepasin Adara!" ucap Kenan murka.

"Maju kalo berani," ujar Savian menantang.

"Oh iya, ngomong-ngomong, bibirnya enak," ujar Savian.

"Savian!" marah Kenan.

"Kenapa? Lo nggak suka? Atau, mau lihat yang lebih?" ujar Savian sengit.

Kenan menatapnya tajam.

"Pengecut!" ujar Savian. "Sini maju! Kenapa? Nggak bisa?"

Napas Kenan menderu. Bahkan, semua urat pada lehernya terlihat membuktikan bahwa Kenan benar-benar marah saat ini. Dengan sisa tenaganya, Kenan melepaskan cengkraman itu dan memberikan bogeman yang kuat pada mereka.

Savian. Teman mereka saat masih berada di sekolah menengah atas. Di mana dulu, Savian begitu ingin memiliki Adara sampai ia membunuh seorang perempuan yaitu sepupu Kenan. Dan saat ini yang Kenan takutkan adalah hal itu terjadi pada Adara.

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang