27 - Menentang Takdir

1.2K 133 67
                                    

Happy reading all❤️

***

"Hari ini kamu berangkat bareng Zayn. Begitu juga buat selanjutnya. Bunda nggak kasih izin kamu bawa mobil."

Adara tidak melanjutkan sarapannya. Menaruh garpu dan sendok diatas piring tanpa menimbulkan suara. Ucapan Lovita membuatnya ingin marah namun harus ditahan. Bagaimanapun seorang ibu adalah dia yang selalu ingin anaknya mendapat yang terbaik. Adara harus menerima kali ini.

"Iya Bunda," ujarnya pelan.

"Zayn, besok kamu sama ibu kamu sudah boleh menempati rumah baru. Tante sudah dapet satu rumah untuk kalian. Nggak terlalu jauh dari sini," ujar Lovita.

"Terimakasih banyak Tante udah mau nampung Zayn di sini. Tapi, walaupun udah pindah masih boleh main ke sini 'kan?"

"Bol--"

"Nggak!" potong Adara cepat. "Urus rumah sendiri-sendiri. Udah bagus dikasih rumah gratis."

"Adara," tegur Lovita. "Oh iya, Bunda juga hari ini mau ke butik. Mau lihat-lihat baju pengantin,"

Kata-kata itu membuat Adara tidak berkedip. Kata-kata yang sama sekali tidak mau ia dengar sekarang. Tega sekali Lovita mengatakan hal itu dengan santai tanpa memikirkan perasaan Adara.

"Nanti, Bunda juga mau cariin gaun buat kamu dan baju yang keren buat Zayn," ujar Lovita lagi.

"Wah wah wah ... Terimakasih banyak Tante. Jadi ngerepotin," ujar Zayn.

"No problem. Kamu udah kayak anak Tante sendiri," ujar Lovita membuat Zayn tersenyum senang.

Adara berdiri dari duduknya lalu menyalami tangan Lovita untuk berpamitan. Cewek itu tidak menanggapi apa yang diucapkan Bundanya. Adara tidak mau nanti ia lepas kendali. Jadi, lebih baik pergi.

"Dara berangkat, Bunda." ucapnya datar.

Adara melirik Zayn sinis. "Buruan. Gue nggak suka orang yang lelet!"

Zayn mempercepat sarapannya. Segera cowok itu menghabiskan segelas susu yang dibuatkan oleh Lovita lalu menyambar tasnya yang berada di samping.

Adara segera melenggang pergi mendahului Zayn yang mencari kunci mobilnya di atas meja.

"HATI-HATI ADARA!" teriak Lovita. "Zayn, Tante titip Adara, ya. Dan maaf soal ucapan Adara tadi,"

"Gak pa-pa Tante gak pa-pa," Zayn menyalami tangan Lovita untuk berpamitan lalu menyambar satu pisang goreng yang berada di atas meja. "Zayn pamit."

"Ada-ada aja," gumam Lovita.

***

Zayn menepikkan mobilnya di depan halte. Sama seperti kemarin. Adara yang minta. Cewek itu tidak suka Zayn terlalu mencampuri urusannya. Mungkin jika di depan Lovita, Adara akan menurut. Tapi tidak jika dibelakang Lovita. Zayn pikir dia siapa? Seenaknya mencampuri privasi Adara.

"Makasih!" Adara keluar dari dalam mobil dan menghempaskan kuat pintunya.

"Pulang bareng gue." Zayn melajukan mobil meninggalkan Adara. Tidak lupa menyisakan senyum manis yang membuat Adara geli sendiri.

"Apaan sih senyum-senyum. Dia pikir ganteng? Masih ganteng Kenan kali!"

Bunda juga hari ini mau ke butik. Mau lihat-lihat baju pengantin

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang