Adara hanya diam saat laki-laki didepannya itu duduk dengan wajah datar dan dinginnya. Adara tidak peduli, terserah, dan itu bukan urusannya.
"Lagi baca apa?" Tanyanya.
Adara hanya diam.
"Hm? Baca apa?"
Adara yang tidak mau berbicara dengan orang itu, memutuskan menutup bukunya dan menggeser kursi dengan keras lalu berdiri, menatap laki-laki itu sebentar lalu pergi dari hadapannya.
Kenan, laki-laki itu hanya menghembuskan nafasnya pelan lalu berdiri dari tempat duduk itu. Mungkin kali ini belum, pikirnya.
Adara berjalan cepat kearah toilet wanita lalu masuk dan berhadapan dengan cermin.
"Kenapa sih, nggak di sekolah, nggak dikampus, hidup Gue selalu nggak tenang." Ucapnya dengan kesal.
Jangan lupakan bahwa sifat Adara juga ikut berubah, perempuan itu lebih tegas dan lebih suka mengabaikan orang-orang yang menurutnya tidak penting.
"Gue nggak mau gini, sebelumnya dia nggak disini, tapi kenapa sekarang... Ah!" Adara menutup wajahnya.
"Tau ah," Adara memutuskan untuk keluar dari dalam toilet itu.
"Udah?"
Lagi. Adara mendengar suara itu lagi. Lebih memilih mengabaikannya lalu berjalan mendahului laki-laki itu.
Kenan menarik pergelangan tangan Adara dengan cepat hingga perempuan itu berbalik dan hampir saja menabrak dada bidangnya.
"Ck, mau Lo apasih? Berhenti ganggu Gue!" Bentaknya lalu menghempaskan tangan Kenan.
"Nanti Lo pulang sama Gue." Balasnya datar tanpa memperdulikan ucapan Adara.
Adara terkekeh, "Lo pikir Gue nggak bisa pulang sendiri? Gue nggak semiskin itu kali,"
'Benar-benar bukan Adara' . Batin Kenan tak percaya.
Adara hanya menatapnya sebentar lalu berbalik meninggalkan Kenan yang merasakan gejolak aneh saat melihat pakaian Adara yang menurutnya terlalu terbuka. Kenan tak suka itu, benar-benar tak suka Adara yang menjadi tontonan para mahasiswa di kampus itu.
Tangannya terkepal kuat, ingin marah namun tidak bisa, justru akan menambah masalah.
*****
"Darimana, Dar?" Tanya Fera saat melihat Adara duduk di bangku, tepat dibelakangnya.
"Toilet," Jawabnya singkat.
"Oh, kirain pulang,"
"Pulang apaan, jam aja belum mulai,"
"Tuh tau." Fera kembali pada handpone-nya.
"Sonya belum balik?" Tanya Adara.
"Belum, Gue liat tadi sih kayak asik banget sama pameran,"
"Pangeran Fer."
"Itu maksud Gue,"
Obrolan mereka terhenti saat seorang dosen pria masuk dalam ruangan diikuti Sonya yang berjalan pelan dibelakangnya. Sonya mengistruksikan kepada siswa agar tidak bersuara.
"Lo sih keenakan pacaran," Cibir Adara saat Sonya sudah duduk.
"Salahin pangeran tuh kenapa nggak izinin Gue masuk kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAN & ADARA
Teen Fiction[ℂ𝕠𝕞𝕡𝕝𝕖𝕥𝕖𝕕] 𝑷𝒖𝒃𝒍𝒊𝒔𝒉𝒆𝒅: 28 𝑴𝒂𝒚 2020 -𝒟𝑒𝓈𝒻𝒾𝓀𝒶 𝒜𝓇𝒹𝑒𝓇𝒶 - 𝐓𝐞𝐞𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 • 𝐂𝐨𝐦𝐞𝐝𝐲 • 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 [𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐈 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐀𝐝𝐚𝐫𝐚] 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙖𝙬𝙖𝙡 𝙉𝙀𝙍𝙏𝙃 ••• Menceritakan pe...