26 - See You Adara

1.2K 122 86
                                    

Happy Reading all❤️

***

"Aku nggak bawa hape. Kamu bawa 'kan?"

Kenan mengangguk dan mengeluarkan ponselnya. Cowok itu membuka layar dan mengurangi tingkat kecerahannya karena mereka ada di ruangan gelap. Baterai tersisa hanya lima persen membuat Kenan kesal. Disaat seperti ini kenapa ada saja hal yang tidak mendukung. Ini juga sudah pukul delapan malam. Sama sekali tidak ada pengunjung di tempat ini. Sangat janggal.

"Coba kamu nyalain senternya. Di sini tambah gelep," Adara mengusap-usap kedua tangannya.

Kenan memberikan ponselnya pada Adara untuk menyalakan flashlight agar ada sedikit cahaya. Cowok itu lalu membuka kancing kemejanya membuat Adara beringsut mundur.

"Kamu mau ngapain?" cetus Adara.

"Kenan jangan main-main ya. Tadi kamu bilang nggak akan macem-macem!"

"Apa?" tanya Kenan polos.

"I-itu kenapa buka ... jangan macem-macem Kenan!"

Kenan tak menjawab. Setelah kemeja biru dongker itu terlepas dari badan besar Kenan, cowok itu meyampirkannya pada tubuh Adara. Awalnya Kenan sudah tahu bahwa cuaca sedikit dingin. Kenan tidak ingin gadisnya sakit karena masuk angin. Biarkan saja dia yang merasakannya. Sekarang, cowok itu hanya mengenakan kaos hitam polos yang membentuk tubuh atletisnya.

"B-buat aku?" Adara maju beberapa centi. Malu rasanya sudah berprasangka buruk pada Kenan.

"Iya,"

"Hehe, maaf ya. Kirain kamu mau macem-macem," ujar Adara.

"Kalo kamu mau,"

Adara menampar paha Kenan. Enak saja bicara tanpa disaring dulu.

"Kamu nggak pa-pa? Dingin loh ini,"

"Iya,"

"Aku pake ya. Makasih Kenan. Kamu baik banget. Aku jadi makin sayang,"

"Iya Adara,"

Kenan mengambil ponselnya dari tangan Adara agar cewek itu dapat memakai kemeja milik Kenan.

"Kamu belum kabarin papa kamu? Kabarin dulu aja. Takutnya nanti papa kamu khawatir,"

"Iya,"

"Nanti sekalian aku pinjem ya buat telpon Bunda mau bilangin aku nggak pulang malam ini,"

"Hm," Kenan membuka layar ponsel dan menekan salah satu nomor untuk memberikan kabar pada orang yang dituju.

Tidak ada jawaban sama sekali. Beberapa detik kemudian ponsel Kenan mati total. Ia mencoba menyalakannya kembali namun tetap saja mati. Baterainya sudah sedikit. Ditambah harus menyalakan flashlight jadi cepat habis.

"Kenapa?"

"Habis batre,"

"J-jadi kita beneran nggak bisa kabarin siapapun?" Adara melirik tempat itu sekali lagi.

KENAN & ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang