18

2.3K 201 30
                                    

Annyeong akak akak semuaaa~
Miy apdet niiiii..

ENJOY AKAK AKAK SEMUA! JANGAN LUPA VOMMENT~~

Sorry for typo...
.
.
.
.
.

"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI ANAK SIALAN?!" pertama kalinya appa membentakku, tepat di depan wajahku. Pertama kalinya appa berteriak padaku. Pertama kalinya sejak 18 tahun aku hidup aku dibentak dan diteriaki oleh orang yang sangat kusayang, yang selalu bersikap lembut padaku, dan ia meneriakiku anak sialan, anak yang dulu selalu ia banggakan di depan semua orang.

"A-appa m-"

"DIAM KAU ANAK SIALAN! JANGAN MEMANGGILKU APPA! AKU BUKAN APPA MU MULAI DETIK INI! PERGI KAU DARI SINI! DASAR ANAK TAK TAHU DIUNTUNG! TAK TAHU DIRI! PEMBAWA SIAL!" anak sialan, anak tak tahu diuntung, dan segala cacian serta makian lainnya aku dapatkan dari seorang yang bahkan tak pernah ku dapati mengumpati seekor nyamuk sekali pun, dan sekarang?

Sakit, hatiku sakit. Aku tak bermaksud membuat semuanya menjadi seperti ini. Sungguh. Aku hanya berniat mencapai impian ku. Jikalau aku pun tahu semuanya akan seperti ini, aku tak akan melakukannya.
Sekarang semua sudah terlambat. Eomma sudah pergi, dan jika aku pun harus kembali pada appa, aku tak bisa karena sudah memiliki kontrak dengan agensi. Aku bingung. Aku kesal. Aku marah pada diriku sendiri.

"Appa appa, hey tenanglah tenanglah. Biarkan dia masuk appa, dan jangan seperti itu, kau membuat eomma sedih diatas sana," hyung ku tiba-tiba keluar dan ialah yang menenangkan appa, menahan appa agar tidak meluapkan emosinya padaku.

Akhirnya appa pun pergi kedalam tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Aku sudah tak kuat menahan air mataku lagi. Aku berlari, memeluk erat hyung ku dan terisak di pelukannya.

"H-hyung hiks hiks mianhae, jeongmal mianhae hiks.. Ak-aku tak hiks aku tak bermaksud membuat hiks aku tak bermaksud membuat segalanya kacau hiks seperti ini hiks hiks hiks," ucapku di sela-sela tangisku yang semakin pecah karena hyung ku membalas pelukanku dam mengusap-usap kepalaku lembut.

"Shh shhh.. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, ini semua bukan salahmu," ucapnya masih dengan mengelus kepalaku isyarat menenangkanku.

[Flashback Off]

.
.
.
.
.

Dibenci appa? Kurasa aku memang pantas mendapatkannya.

Dan apa kau tahu apa yang menyebabkanku takut jika ada orang yang membentak atau berteriak marah? Ah.. Lain kali akan ku ceritakan.
.
.
.
.
.

Aku pun segera mengirim nomor rekening agensi serta nomor telepon CEO-nim pada appa ku.

Aku pun mematikan ponselku dan memejamkan mata, merenungi semua kata-kata appa ku dalam keheningan, sampai...

"Ch-changkyun..."
Suara itu... Minhyuk hyung.
Astaga, apa dia mendengar segalanya?

Aku segera membuka mataku dan membalikkan tubuhku. Dan benar saja, Minhyuk hyung berdiri di belakang ku dengan mata berkaca-kaca.
Aku langsung berdiri dari duduk ku.

"M-minhyuk hyung, se-sedang apa di sini?" tanyaku gugup

"Apa dia appa mu?"

"N-nae"

Grep!

Minhyuk hyung memelukku? Tidakkah aku bermimpi?

"Aku sudah mendengar semuanya Changkyun, gomawo kau telah membantu kami semua," dia berterimakasih padaku? Eoh.. Kalian jangan tanya kenapa ia bisa mendengar semuanya, aku mengaktifkan mode loadspeaker ku karena kupikir tak ada orang disekitarku

HURT - IM CHANGKYUN [MONSTA X]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang