3

1.6K 247 48
                                    

🌿

Sebuah paperlust terselip di kotak surat rumah Jaeger

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sebuah paperlust terselip di kotak surat rumah Jaeger. Carla, wanita paruh baya itu yang pertama kali menyadarinya. Dia berperangai lemah lembut, wajahnya tetap cantik meski dimakan usia.

Sebagai ibu rumah tangga, dia selalu menghabiskan waktu untuk mengurus rumah. Meski di sana terdapat banyak butler, bukan berarti menjadikannya seorang Nyonya yang malas.

Carla ambil carik amplop tersebut masuk ke dalam rumah, kemudian dibaca sambil duduk dalam ruangan shabbychic. Terdapat vas bunga anyelir dan cangkir teh di atas meja. Dia baca dengan teliti isinya. Setelah itu matanya terbuka lebar, seraya tersenyum teduh.

"Aku sudah tidak sabar untuk mengabari," ujarnya, sembari mengambil ponsel. Carla hubungi seseorang yang berada di speed dial nomer dua.

Cukup lama nada tunggu berdering, sang pemilik nomer akhirnya menyahut. "Ya Ma'am? Aku sedang sibuk." Terdengar suara Eren bercampur desing rumah sakit. "Nak, ada undangan pernikahan datang," seru Carla lembut, netranya berbinar-binar.

"Erwin, dia akan menikah."

"Sungguh?" Eren ikut antusias. "Akhirnya kamu bisa istirahat... Biar aku yang membantumu bicara kepada Grisha, yang keras kepala itu. Aku tahu kamu sudah lama ingin cuti."

"You are the best Ma'am. I wanna work up." Diam-diam Eren tersenyum di ujung sana. "Yes sure. Cepat pulang, makan malam di rumah."

"Berhenti lah memanjakan-ku Mom, Aku bukan balita," keluh Eren, maklum Carla hanya memiliki satu putra, dari dulu kasih sayangnya hanya tercurah untuk Eren seorang. Beliau begitu penyayang, sampai-sampai dia lupa jika Eren sudah beranjak dewasa. "Mau besar; mau kecil kamu tetap anakku. Aku tidak mau tahu, cepat pulang. Aku kesepian di rumah."

Tuuut

Telpon terputus, Eren tak bisa menyanggah lagi. Dia hanya menggeleng, merespon tingkah Carla yang kadang kekanakan.

"dr. Eren. Setelah ini mau bergabung dengan kami?" Tanya seorang wanita cantik. Berambut panjang berwarna emas, diikat asal. Dia baru saja melepaskan baju oprasinya.  "dr. Historia, sepertinya lain kali," Eren memasang wajah bersalah, dia melucuti latex di tangan kirinya.

"Kamu ada acara?" Iris Almond Historia melirik, menampakan wajah Eren yang kemudian tersenyum. "Tidak biasanya kamu terlihat senang begitu. Padahal setiap hari kamu mengeluh."

"Kakak Seniorku saat kuliah dulu, akan menikah. Tentu aku ikut senang." Eren lepaskan satu-satu— atribut biru yang terdapat lumuran darah di tubuhnya. "Hmm—." Historia berdeham. Kemudian jalan beberapa langkah mendekati punggung Eren. Membantu Eren untuk melepaskan ikatan baju oprasi yang melilit.

Beastly AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang