Well you only need the light when it's burning low
.
Only miss the sun when it starts to snow
.
Only know you love her when you let her go🍂
"Maaf, tapi aku menyerah. Aku sudah sangat kelelahan, aku harap kalian bisa mengerti." Hanji mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Seluruh tenaga sudah terkuras habis, jangankan untuk berpesta, untuk melanjutkan obrolan mereka saja Hanji menahan setengah mati.
"Babe ..." Erwin merengek. Tapi tak berpengaruh bagi Hanji, keputusannya sudah bulat. "Kalian berpesta saja tanpaku, okay?"
"Mari kita beri ruang untuk pengantin baru kita. Ini malam pertama mereka bukan?" canda Sasha tertawa ringan. "Aku tidak yakin. Ini malam yang kesekian bagi mereka. Tidak ada yang aneh." Mike menimpal, seraya tersenyum kecut.
Sedangkan Mikasa serta Eren hanya terdiam menarik sudut bibir. "Lagi pula, Mikasa masih memiliki hutang janji padaku. Isn't it?"
"Em ..." Mikasa melirik Eren sesaat, seperti mau meminta izin kepada kekasihnya. Padahal tak ada hubungan apa pun di antara mereka. Mungkin Mikasa takut Eren akan marah. Sadar akan hal itu, segera Mikasa meyakinkan diri mengusir spekulasi aneh dalam kepalanya.
Tapi justru Eren bisa mengartikan tatapan tadi. Dia tahu kalau Mikasa menunggu persetujuannya, lantas dengan cepat Eren menjawab. "Aku tidak punya alasan untuk menolak. Ini momen langka, sayang kalau disia-siakan," tungkasnya.
•
•
•Setelah mem-booking sebuah bar lounge, Erwin pamit pergi menikmati masa pengantin baru. Meninggalkan rekannya di sana, melanjutkan euphoria pesta.
Eren duduk di depan bartender yang gemerlap. Dia meneguk minuman dalam gelas kecil bercampur lemon, berwarna keruh. Sejajar dengan Sasha di sampingnya sama, menghadap gelas sampanye.
"Kamu yakin membiarkannya begitu saja?" Sasha berceletuk, memancing Eren untuk bicara. Diam-diam dia juga penasaran perihal hubungan Eren dan Mikasa.
Eren menanamkan atensi kepada wanita cantik di luar balkon. Di sana terdapat Mike yang masih gencar menebar seribu rayuan. Terlihat jika dia tengah mengajak Mikasa bercengkrama santai. Mikasa juga merespon setiap kali Mike menggerakan bibirnya.
Eren terdiam, tak tahu apa yang mereka bahas. Menatap mereka cukup lama.
"Biarkan saja. Lagi pula tidak ada hubungannya denganku." Eren mengembalikan atensi ke hadapan gelas kaca. Sadar atau tidak, dia mendadak murung.
Sasha menarik napas dalam-dalam. "Di mataku kamu bertolak belakang. Tidak perlu menyangkal begitu, jujur saja."
"Aku harus jujur bagaimana lagi?"
"Semua orang tahu, matamu terkunci padanya. Coba kamu tanya pada dirimu sendiri terutama hatimu. Kalau boleh berpendapat kalian terlihat cocok." Sasha menopang dagu, sambil satu tangannya memainkan ujung gelas.
"You have chemistry each other. Yea, just in my opinion."
Eren tersenyum getir, mengingat pertemuannya dengan Mikasa bagai cerita konyol. Tak bisa dipercaya oleh nalar. Yang benar saja, Eren jatuh cinta kepada wanita dalam waktu singkat, begitu cepat seperti cahaya. Sedangkan cinta membutuhkan proses, tidak instan need a long time till becomes grown up.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beastly Affection
FanfictionMIKASA. Wanita itu memilih Maldives untuk menghabiskan liburan musim panas. Tapi bukannya ia merasa gembira, kedatangannya malah membawa nasib sial. "Cleopatra dan Mark Antony saja saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Malah, saking dalamnya ci...