Diam-diam Eren menantikan ciuman kedua
.
Mikasa berhasil menyihir Eren dengan eunoia dan klandestin
.🏝
Mikasa terkesiap, saat petugas menyuruhnya masuk ke dalam ruang perlengkapan selam. Tadinya Eren ingin bermain scuba, berhubung Mikasa tidak berpengalaman. Hari itu, Eren putuskan untuk snorkling saja, sebab lebih mudah.
Mikasa mematung di depan ruang fitting. Netranya menyipit, serta bibir tersenyum miring. Menatap Eren tengah asyik memilah-milah baju selam khusus, dan snorkel. "Anda mau yang warna apa? Biasanya perempuan suka yang merah muda?" tanya Eren baik hati.
Tapi tak masuk ke nalar Mikasa. Eren justru seperti pengganggu baginya. Tiba-tiba saja mengajak snorkling tanpa persetujuan, hanya karna alasan bisa membayar setengah harga. Mereka berpura-pura sebagai kekasih, padahal teman saja bukan. Hubungan mereka belum sampai tahap situ.
Lantas Mikasa jengah, dia tidak suka Eren bertingkah seenaknya. Masih terasa hangat tujuan Mikasa kemari, dia ingin bersantai, bukan menguras tenaga. Bermain-main dalam air seperti itu sama sekali tidak penting. Tidak ada dalam daftar rencana liburannya.
"Anda ...." panggil Eren merusak lamunan Mikasa. Jarak mereka hanya beberapa meter kemudian Eren mendekat sambil membawa dua snorkel, yang satu berwarna hitam bercampur putih, dan yang satu hitam bercampur merah muda.
Kedua halis Eren naik memberikan snorkel bersemu pink. "Saya punya nama!" jelas Mikasa tepat di hadapan wajah Eren. Tak lama bibir Mikisa bergerak kembali meneruskan kalimat.
"Dan, saya tidak suka warna merah muda!" Mikasa ambil snorkel tersebut paksa, matanya tajam menerobos iris hijau Eren.
Dia mengerjap. Entah, justru raut marah Mikasa membuatnya lebih menarik.
Dengan sangat terpaksa, Mikasa menyulap pakaiannya menjadi pakaian ketat serba hitam, snorkel menempel di dahinya. Dia sudah siap, kendati ekspresi wanita itu murung.
Eren menggelegak senyuman semakin terhias di bibir. Mau diapakan pun Mikasa tetap mempesona, apa lagi pakaiannya super fit begitu. Setiap siluet tercetak jelas Eren semakin suka.
"Jangan muram, kamu lebih cantik kalau tersenyum," Eren berkata dengan nada agak mengejek. Dia berbalik lalu melangkah menuju pesisir. Mikasa berdecih, memutar mata lalu mengikuti jejak Eren. "Kamu bisa berenang kan?"
"Terus saja anda meremehkan saya. Asal anda tahu, saya ini punya banyak lisensi," mulut Eren membuat simpul 'o'. "Hmm .. Kamu punya banyak keahlian ternyata, saya cukup terkesan." Sekarang giliran Mikasa yang menyeringai.
"Kalau mau, saya bisa membuat anda semakin terkesima. Saking hebatnya saya." Sedetik kemudian Eren menahan tawanya agar tidak keluar. Kalimat Mikasa membuat perut Eren terkelitik. Mikasa berkata dengan penuh percaya diri, Eren takjub.
.
Saat di pantai, angin berhembus kencang.
Mereka berdua berdiri sejajar, di pesisir. Melakukan pemanasan terlebih dahulu, untuk membuat gerakan peregangan Mikasa melekuk-lekukan tubuhnya. Merentangkan kaki, menjulangkan tangan, memutar lehernya. Eren perhatikan setiap gerak-gerik Mikasa dengan cermat.
Apa lagi saat Mikasa menungging, Eren mendadak tegang, dia menelan saliva. Di matanya Mikasa begitu erotis melakukan gerakan tersebut.
Oh, she drives me crazy.
Eren menyugar rambut, membuang mata ke pantai. Mikasa tak menyadari jika pria itu tengah menatapi, kalau sampai tahu mata Eren bisa ditusuk dengan culas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beastly Affection
FanfictionMIKASA. Wanita itu memilih Maldives untuk menghabiskan liburan musim panas. Tapi bukannya ia merasa gembira, kedatangannya malah membawa nasib sial. "Cleopatra dan Mark Antony saja saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Malah, saking dalamnya ci...