Mikasa—
Kalau dibilang dia seorang gadis, sepertinya bukan perumpaan yang tepat. Sebab umurnya sudah mencapai seperempat abad. Dia lebih cocok kalau disebut seorang wanita.
Mikasa memiliki citra yang karismatik dan tenang, saking tenangnya dia hanya bisa membuat satu ekspresi yaitu, datar. Dia jarang tersenyum, jarang tertawa, menunjukan raut sedih pun tidak pernah. Kenapa ya? Teman-temannya sampai aneh kalau memikirkan sosok tersebut.
Mereka beranggapan, kalau Mikasa mahluk yang berasal dari planet lain. Orang kerap kali menyebutnya aneh. Manusia mana yang hanya punya satu ekspresi? Padahal Mikasa bukan mahluk asing, seperti alien-alien dalam film.
Dia hanya perempuan biasa yang sedang menjalani hidup. Terlahir dari keluarga moderat membuatnya harus bekerja extra. Sendari kecil, Mikasa tidak banyak dihardik. Dia tumbuh dewasa dengan mendidik diri sendiri. Wanita itu pandai mengamati dan belajar.
Sifat tersebut lah yang membuat Mikasa menjadi wanita penuh ambisi. Ketika sekolah dasar, Mikasa bercita-cita menjadi seorang ilmuan. Dengan begitu, dia terbiasa dengan kegiatan mereguk ilmu. Dia ingin sukses saat besar kelak. Mempunyai banyak uang, serta gaya hidup yang tinggi.
Tapi setelah dewasa, cita-citanya malah tersesat. Tak sesuai dengan harapan, karir yang ia tapaki sekarang menjadi seorang general manager di salah satu perusahaan. Pertama kali mendengar jabatannya, orang pasti tidak percaya.
Umur sebelia itu sudah memiliki jabatan tinggi? Mustahil. Tapi tak menampik, Mikasa menjalani sekolah akselerasi, keterbatasan biaya menjadikan dia harus memuntut ilmu di Universitas biasa. Lulus dengan cepat dan langsung bekerja.
Prestasi serta kehebatan Mikasa kadang kala dijadikan bahan gunjingan. Seperti pemikiran-pemikiran kekuatan nepotisme. Mikasa memakai cara kotor untuk meraih jabatan itu. Jangan-jangan Mikasa menyogok dengan uang pelicin.
Atau gosip yang paling panas di tempat kerjanya saat ini.
Mikasa menggoda bosnya sendiri, Levi Ackerman. Dia seorang CEO, anak dari dewan direksi perusahan produsen mobil mewah di Jepang. Parasnya rupawan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Pria tersebut sudah beristri, musim semi tahun lalu dia menikah.
•
•
•Levi berjalan dengan langkah gagah. Aura yang dia miliki menyeruak ke seluruh ruangan kantor. Dia berbalut setelan bermerk nuansa navi. Ada senyuman tipis menghias bibirnya. Tatapan pria itu tajam, halisnya tebal nan tegas.
Aroma parfume Givenchy menusuk hidung. Para karyawan hanya dapat berdecak kagum, saat Levi melewati area departement humas.
Seperti dewa yang baru saja turun dari langit. Lelaki itu banyak dipuja-puji.
Tapi setelah hitungan menit, beberapa karyawan berbisik, lalu segera berspekulasi buruk. Tatapan kagum tersebut, berubah menjadi sinis.
Pak CEO itu pasti akan ke ruangan dia kan?
Levi tak mengusik perbuatan tersebut. Meski dia sadar, gosip mereka berdua beredar dalam ruang lingkupnya.
Benar saja langkah Levi terhenti di depan pintu bertanda general manager. Levi putar pegangan pintu tanpa rasa ragu.
Sontak pemilik ruangan terkesiap, menyadari pintu mendadak terbuka.
Mikasa yang tengah duduk di atas singasana menengok ke arah sumber suara. Kemudian sudut bibirnya otomatis tertarik. Membuat raut seramah mungkin.
"Tuan Ackerman?"
Seru Mikasa, selayang berdiri. Spontan muncul tanda tanya di kepalanya. Ada apa gerangan? Levi rela berjalan ke sini, tanpa mementingkan harga dirinya sebagai bos besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beastly Affection
FanfictionMIKASA. Wanita itu memilih Maldives untuk menghabiskan liburan musim panas. Tapi bukannya ia merasa gembira, kedatangannya malah membawa nasib sial. "Cleopatra dan Mark Antony saja saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Malah, saking dalamnya ci...