36

1.4K 199 15
                                    

BGM / Katie; thinkin bout you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BGM / Katie; thinkin bout you

🌿

TENAGA Historia tiba-tiba merosot. Badannya lemas. Kaki serta tangannya kaku sedikit gemetar. Historia menyugar rambut. Pikirannya berkecamuk sekarang. Kenapa Eren tidak memberi tahu apa pun tentang hal ini? Pantas. Jika dugaannya dari awal, selaras dengan realita yang dia saksikan. Begitu nyata sampai tidak ada celah untuk disangkal. Eren sebenarnya tidak berniat untuk merahasiakan ini. Hanya saja, Eren belum menemukan waktu yang pas untuk mempublikasikan. Toh masih terlalu dini.

Tapi Historia sepertinya menolak kenyataan itu. Meski kepingan yang dia cari kini telah tersusun sempurna. Historia mengeluarkan secarik potret polariod yang paling dia benci dari balik tasnya. Dia sadar, meski benci Historia tidak berhak mengutuk kedua orang itu. Cinta tidak harus memiliki. Konon begitu kalimat penyembuh cinta yang berakhir bertepuk sebelah tangan. Historia mendesah. Menarik kedua sudut bibir yang kaku. Berharap menghancurkan rasa sedihnya. Historia meyakinkan diri, dia tidak boleh bertindak bodoh lebih dari ini. Biarkan saja—biarkan saja ... ulangnya terus menerus dalam hati.

EREN, Bertholdt, serta Marco keluar dari pintu kaca otomatis lobby. Tiga dokter itu berjalan hendak pergi ke coffee shop dekat rumah sakit. Coffee shop yang kerap kali mereka kunjungi di sela-sela jam istirahat. Siang itu terik namun tersaput awan, seperti akan turun hujan. Udara kota terasa dingin, semilir angin dengan giat meniup kota. Sneli ketiga dokter itu berayun diterpanya.

Saat di coffee shop mereka duduk dalam satu meja yang sama. Eren memesan mokha, Marco lelaki berambut ikal itu memesan ice americano. Sedangkan Bertholdt pria jangkung bermata besar itu memesan kopi hitam. Sesekali Bertholdt asik menyesap rokok, Eren dan Marco sibuk dengan smart phone masing-masing. Eren serta Marco pernah merokok hanya saja tidak intens. Mereka tipe pria yang sangat menjaga kesehatan.

Eren membuka sebuah pesan chat dalam kotak masuknya. Pesan itu sampai membuat Eren tersenyum lebar. Mikasa bertanya, Eren berada di mana sekarang. Eren membalas, jika dia tengah beristirahatdi sebuah cafe di dekat tempat kerjanya. Eren mengirim location serta sebuah foto meja yang kini di hadapannya. Eren juga menambahkan informasi jika 40 menit kemudian dia harus kembali ke rumah sakit karna jam istirahatnya habis.

Mikasa meminta izin siang itu, ingin menemui Eren di rumah sakit. Namun Mikasa tidak menjelaskan alasan atas keinginannya tersebut. Yang pasti Eren tidak keberatan, kedatangan Mikasa ke tempatnya bekerja. Eren terus memandangi layar ponsel sambil bibir melengkung.

"Eren, kau luang?" tanya Bertholdt tiba-tiba, sambil mengepulkan asap rokok dari mulut. Eren beralih dari layar ponsel. "Jangan kau ajak dia, aku melihat ada alat kontrasepsi di saku jasnya," timpal Marco cepat, dia tersenyum jenaka. Bertholdt terkesiap nyaris tersedak asap rokok. "Apa kau bilang? Sejak kapan kau mulai bermain dengan wanita?"

Beastly AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang