🌿
"Konyol."
Eren menyeringai, matanya tak luput memandang wajah Mikasa yang teduh. Mendengar satu kata itu, raut Mikasa langsung berubah masam.
"Kamu tidak mau?" tanya Mikasa kemudian menatap tajam.
"Kamu harus segera tidur." Eren melepaskan kedua lengan Mikasa yang mengalung di lehernya. Mencoba menolak dengan cara halus, berharap Mikasa mau mengerti.
"Ini sudah malam, udara juga semakin dingin. Kamu harus cepat kembali ke hotel," tutur Eren sambil melepas tuxedo yang dia kenakan, lalu dipakaikan kepada Mikasa membiarkannya agar tetap hangat.
Mikasa hanya terdiam tak memberi perlawanan, membiarkan setengah badannya tertutup oleh— jas yang masih menyisakan suhu tubuh Eren.
"Jangan membuat alasan! Bilang saja kalau kamu tidak mau menemaniku lebih lama, kan?"
"Terserah, kamu mau mendengarkan aku atau tidak. Yang jelas aku sudah memberi peringatan."
Mikasa cemberut, bersiap untuk membela. "Aku masih mau menikmati malam yang panjang ini. Please, ini malam terakhirku di Maldives. Sadar tidak apa yang sudah kamu lakukan?"
"Apa?" tanya Eren dengan wajah datar.
"Astaga!" Mikasa menghempaskan gaun panjangnya, kemudian menyugar rambut frustasi.
"Okay, I know. Enjoy your time. Tapi aku akan tetap ke hotel lebih dulu, karna aku ingin istirahat." Eren mengangkat tangan pasrah, terlepas dari itu Eren segera melangkah menjauhi pesisir pantai. Melangkah dengan santai tanpa memikirkan perasaan Mikasa.
Memandangi Eren yang kian menjauh tentu Mikasa semakin kesal. "Eren!" panggil Mikasa dengan lantang.
Tapi nihil, keacuhan Eren semakin nyata. Dia terus berjalan tanpa menoleh kebelakang. Padahal Mikasa berharap setidaknya Eren mengulang kembali ajakannya, atau sekedar menoleh dan menjawab, 'apa?'
Mikasa membuang napas kasar. Entah kenapa— Mikasa merasa kecewa, dia sendiri tidak tahu kenapa dia bisa merasa demikian, padahal tak ada hubungan apa pun di antara mereka.
Mikasa dan Eren hanya sebatas orang asing satu sama lain. Tidak lebih.
Tapi kenapa Mikasa ingin sekali marah? Dia seperti dibiar begitu saja. Apa lagi saat Eren melepaskan rangkulan, sesaat setelah Eren menciumnya tanpa izin.
Mikasa merasa ditolak.
Mikasa dianggap apa?
"Jerk! Aku seperti orang dungu sekarang, tidak hanya dungu. Aku juga terlihat murahan di matanya. Yah ... mungkin itu yang membuatnya meninggalkanku seperti itu."
Mikasa meruntuki dirinya sendiri. Dia menyeringai penuh, kemudian semakin beranggapan jika semua pria memang brengsek! Mulai saat ini pandangan Mikasa berubah— tak ada lagi sosok Eren yang dermawan, melainkan sesosok pria yang gemar memanikan hati wanita.
Mikasa mendongkak menatap bulan, lantas dia berdo'a. Berharap— semoga dia tak dipertemukan lagi dengan Eren. Keinginannya untuk menikmati malam ini lebih lama, sirna. Sekarang dia ingin cepat pulang ke Jepang.
•
•
•
Saya gak lagi bikin prank, mau protes? Iya silahkan, boleh. Sebelumnya saya mau bilang makasih buat kamu yg masih mau baca cerita ini — 27082019
KAMU SEDANG MEMBACA
Beastly Affection
FanfictionMIKASA. Wanita itu memilih Maldives untuk menghabiskan liburan musim panas. Tapi bukannya ia merasa gembira, kedatangannya malah membawa nasib sial. "Cleopatra dan Mark Antony saja saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Malah, saking dalamnya ci...