MIKASA. Wanita itu memilih Maldives untuk menghabiskan liburan musim panas. Tapi bukannya ia merasa gembira, kedatangannya malah membawa nasib sial.
"Cleopatra dan Mark Antony saja saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Malah, saking dalamnya ci...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌿
EREN dan Mikasa sama-sama duduk berhadapan. Terasa damai di antara mereka. Hanya ada meja kecil yang memberi batas di antara keduanya. Mikasa takjub saat melihat isi meja. Ada dua buah porsi pancake oatmeal, dilumuri saus maple, masih ada uap membumbung dari kudapan itu, lengkap bertabur buah beri. Lalu ada dua gelas smoothie pisang, serta greek yogurt, dan kopi. Mempersempit ruang di atas meja.
Mikasa lagi-lagi mengenang masa-masa di Maldives. Di mana Mikasa harus makan apa yang Eren sediakan, menu makanan monoton yang membuat Mikasa mengeluh. "Kamu tidak berubah. Tidak ada yang menarik."
Eren mengerut, dia tak terima hidangannya dicela. Eren kemudian menjabarkan teroris, jika, sarapan tersebut sangat baik untuk tubuh. Menjabarkan akan Oatmeal yang rendah kalori dan menyehatkan jantung. Pisang yang bagus untuk dijadikan bahan sarapan. Kemudian Greek yogurt baik untuk pencernaan.
Mikasa hanya memutar matanya. Dia tersenyum tipis. Sebab Mikasa lebih menyukai sarapan dengan makanan asin. Seperti bacon atau telur mata sapi ditaburi oregano. Mikasa bercerita sambil mengambil sendok. Dia bersiap mencicipi hidangan di depan mata. Mikasa mereguk sedikit ujung pancake, sedangkan Eren melanjutkan penjabaran teoritisnya.
"Terlalu banyak mengkonsumsi natrium, bisa menyebabkan hipertensi. Tidak bagus, lebih baik kamu perhatikan asupanmu agar seimbang. Konsumsi natrium tidak lebih dari 2800 mgr per hari."
"Tapi itu juga sarapan menyehatkan, bukan? Lumayan," ujar Mikasa selepas menikmati suapan pertamanya. Dia refleks beropini di akhir kalimat. Tapi Eren tidak begitu peduli tentang itu. "Aku hanya mau mengingatkan, tanpa menggurui. Habisi semua, setelah itu aku berangkat. Kamu tidak apa aku tinggal di rumah sendirian?" Eren mengambil sendok serta pisau kecil di samping piring. Dia juga mulai melahapi pancake.
Mikasa mengangguk. "Iya tidak masalah. Kamu pulang bekerja jam berapa?"
"Aku biasa pulang malam." Mikasa mengangguk lagi, dia menatap Eren. "Ngomong-ngomong ... di mana kamu bekerja?"
"St. Luke International Hospital. Kamu tahu rumah sakit itu?" kini gelengan Mikasa semakin nyata. Sepasang mata almond Mikasa melebar. "Sungguh? Yah, tapi tidak dipungkiri. Sebab kamu lulusan universitas bergengsi di dunia." "Terima kasih." Eren tersenyum tipis, dia anggap itu pujian.
Eren melahap dua buah potongan berry. Sesekali menyeruput smoothie pisang pada cangkir berwarna hitam favoritnya. "Kamu berkeja di mana?" tanya Eren bergiliran. "Aku? Memangnya kamu tidak tahu? Aku salah satu karyawan dari Ackerman Company. Aku seorang general manager."
Eren berdeham. Dia tidak terkejut. "Sepertinya kamu tidak bekerja akhir-akhir ini?" Eren menyelidik. "Aku dalam masa cuti. Aku juga berencana resign. Kamu tahu kondisiku dengan Levi seperti apa sekarang. Sebenarnya dari dulu aku sudah menyerah dengan tempat itu. Orang-orang di sana semuanya menganggapku hina. Tatapan mereka sangat mengangguku. Mereka sering mencibirku, meski aku tidak menampik. Aku seperti wanita tidak tahu diri. Sudah tahu dia beristri aku malah tetetap patuh padanya. Itu kesalahan terbesar yang pernah kubuat."