🌙
Mikasa baru saja menghabiskan makan malam dan juga segelas jus markisa. Yang dia sebut sebagai jus aneh, tak pernah Mikasa merasakan sensasi asam di lidahnya. "Ini sebenarnya jus apa? Selama di Jepang aku tak pernah menemukan jus seperti ini."
"Itu markisa. Buah yang hanya bisa kamu temukan di daerah tropis. Itu buah eksotis, rasanya menyegarkan. Banyak mengandung antioksidan, bagus untuk kulit."
Eren menjabarkan teoritis, dia tengah berayun selagi memandang lurus ke atah pantai. Mikasa menelan ludah, garis wajah Eren begitu tegas memukau. Bermandikan sinar rembulan serta kilauan bintang.
"Pemandangan di sini sangat indah. Aku suka sekali," tutur Mikasa saat angin membelai halus. Dia ingin mengerang saking nikmatnya.
"Dulu Maldives tempat tinggal seorang putra mahkota."
"Seorang pangeran?" Tak terasa Mikasa ber-oh ria. Mendengar pembahasan baru yang dia belum ketahui. Lambat tapi pasti, suasana di antara mereka kian mencair. Seperti es krim yang lembut di mulut.
"Iya. Maldives punya pesona, sebab itu lah Erwin dan Hanji memutuskan tinggal di sini. Maldives salah satu negara paling damai di dunia, tingkat kriminalitasnya rendah. Belum lagi, udaranya sangat berkualitas."
"Kamu tahu banyak, ya?" Mikasa cukup kagum akan wawasan Eren yang luas.
"Ini informasi turun-menurun. Sudah membudi daya, kalau kamu sering mengunjungi Maldives. Kamu juga akan tahu banyak. Ini kali pertama kamu datang ke sini?"
"Iya. Begitu lah." Mikasa menarik ujung bibirnya singkat. Dia ikut memandang lurus ke arah pantai.
"Aku sering mengunjungi Maldives untuk bertemu mereka, sekalian berlibur. Jadi untukku, semua ini tidak asing. Hey, kamu mau melihat pantai lebih dekat?" Eren melirik Mikasa antusias. Matanya menunjukan semangat. Entah ide konyol itu terlintas begitu saja.
Mikasa merespon dengan tatapan bingung, membulat seperti mata kelinci. "Eh?"
"Come on. I will show you something more beautiful."
Eren bangkit dari undholi. Lantas dia mengulurkan sebelah tangan ke hadapan Mikasa sambil tersenyum. Mikasa membisu, tak tahu harus menjawab apa, dia heran. Apa Eren tak merasakan canggung seperti apa yang dia rasakan?
Tak tahu lagi, Mikasa menerima uluran tangan Eren tanpa pikir panjang. "Lepaskan sepatumu. Mustahil kamu berjalan di pasir dengan heels yang tajam begitu?"
"Oh ya." Mikasa patuh tanpa perlawanan, dia buka Jimmy Choo putih yang melekat di kaki. Lalu ditaruh di dekat undholi. Eren juga sama, dia mencopot sepasang sepatu pentofelnya.
Mereka mulai melangkah, Eren sebagai pemimpin menunjukan jalan. Mikasa memandang pundak, serta punggung Eren yang bidang dari belakang. Dia berangan kembali, ada perasaan aneh menyusup halus ke dalam rongga hatinya.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beastly Affection
FanfictionMIKASA. Wanita itu memilih Maldives untuk menghabiskan liburan musim panas. Tapi bukannya ia merasa gembira, kedatangannya malah membawa nasib sial. "Cleopatra dan Mark Antony saja saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Malah, saking dalamnya ci...