35

1.5K 212 21
                                    

BGM / Keshi; just friend

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BGM / Keshi; just friend


🌿

TIDAK sekali—dua kali Historia menemukan Eren tergesa-gesa saat pulang bekerja. Dia tidak tahu jika Historia yang paling menyadari perubahan drastis Eren selama dua bulan ini. Eren lebih cepat pulang dibandingkan dulu. Yang memilih berleha-leha di ruang kerjanya. Karna Historia tahu, Eren bukan tipe orang yang senang berdiam diri dirumah. Historia masih menebak-nebak, dibalik alasan misterius, yang secara tersirat Eren pertunjukan.

Pukul 7 malam. Shift kerja Eren telah usai. Dia kembali ke ruangan, bergegas merapikan barang-barangnya. Historia menyelidik bertanya heran. "Aku sebenarnya sudah penasaran sejak lama. Baik lah, sudah ratusan kali kamu terlihat aneh. Sebenarnya ada apa kamu cepat-cepat pulang?"

Eren merespon sambil tangan sibuk merapikan meja kerja. Historia dibuat semakin curiga saat Eren tersenyum semringah. "Ada kepentingan."

"Tidak. Aku menolak alasan seperti itu. Terserah mau menjawab bahwa kamu memiliki janji dengan orang lain atau apa. Ini tidak sekali dua kali. Hampir seriap hari." Historia menekan kata setiap hari. Dia mendekat satu langkah kedepan, Historia bersedekap dengan wajah berkerut.

"Biasa kamu mengevaluasi catatan pasien sebelum pulang. Sekarang tidak lagi. Kamu pulang seolah kamu adalah pengantin baru. Yang tidak sabaran ingin cepat melihat istrinya. Eren, jujur lah padaku. Apa yang membuatmu seperti ini?" Senyum Eren kian mengembang, mendengar gerutuan Historia. Dia menoleh wanita itu lamat-lamat, memamerkan deretan gigi putih bersihnya. Seakan matanya ikut tersenyum menyipit. Sungguh, senyum langka Eren malam itu tak segan diperlihatkan. Netra Historia membulat, dia terperangah beberapa detik. Tidak pernah Historia melihat Eren tersenyum seperti demikian.

"Tebakanmu nyaris meleset. Jangan terlalu dipikirkan, yang pasti aku
baik-baik saja." Eren menepuk halus ubun-ubun Hiatoria. Bagai ungkapan sayang terhdap kakak kepada adiknya. Ya, hanya sebatas itu perasaan Eren. Tidak lebih. Historia terdiam, kemudian berbalik mengikuti kemana raga Eren pergi.

"Kamu berubah Eren. Kamu tidak seperti yang aku kenal," parau Historia. Dia menatap Eren keluar dari pintu kaca. Entah apa yang merasuki wanita itu, mendadak terbesit sebuah ide gila dalam kepalanya. Akibat rasa penasaran yang tinggi, hingga memunculkan ide untuk mengikuti Eren—berencana untuk memata-matai. Well, jika Eren tutup mulut, tetap enggan memberi tahu. Historia akan mencari jawabannya sendiri.

Tidak perlu pikir panjang. Segera Historia menyambar tas Zara dari atas meja kerjanya. Lalu berjalan cepat menuju basement. Dia yakin Eren pasti sedang mengambil mobilnya di sana. Historia berjalan secepat mungkin yang dia bisa, tatapannya fokus kedepan tanpa menanggapi orang-orang di sekitarnya yang menyapa. Terserah. Prioritas Historia kini sosok Eren yang tak boleh hilang dari mata. Tidak peduli tatapan orang yang terpusat kepadanya kini.

Eren mengendarai SUV tercinta. Ranger Rover hitam itu melaju sedang di jalan. Eren tidak sadar, jika diam-diam sebuah Lexus silver mengekorinya dari belakang. Dengan jarak sekitar 15 meter, terhalang oleh satu dua mobil di antara mereka. Eren memimpin, sedangkan Historia tetap waspada, tidak membiarkan dirinya lengah sedikit pun.

Beastly AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang