MIKASA. Wanita itu memilih Maldives untuk menghabiskan liburan musim panas. Tapi bukannya ia merasa gembira, kedatangannya malah membawa nasib sial.
"Cleopatra dan Mark Antony saja saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Malah, saking dalamnya ci...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BGM / Ariana Grande; goodnight n go
.
We'll have drinks and talk about things And any excuse to stay awake with you And you'd sleep here, I'd sleep there
.
We'd be good, we'd be great together Why'd you have to be so cute? It's impossible to ignore you, ah Why must you make me laugh so much?
🎵
LANGIT tak tersaput awan. Malam dan dua kaleng bir membuat Mikasa tidak bisa berpikir jernih. Setengah nyawanya melayang. Hanya sedikit tersisa kesadarannya, dia menarik ujung kaus hitam yang Eren kenakan. Ada alasan kenapa dia berbuat begitu. Dia sadar, Eren hanya terdiam saat dia tertidur di pundaknya. Eren memindahkannya ke atas tempat tidur. Eren menyelimutinya lembut.
Mikasa juga tersadar, mendapat bentuk kehangatan dari seorang pria untuk pertama kali, yang tak pernah Mikasa rasa bersama Levi. Mikasa ingin menangis. Sekejap rasa takutnya muncul tanpa izin. Mikasa teringat akan luka yang dia rasa sejak lama.
"Tidur lah. Aku tidak mau melihatmu tidur di sofa sempit itu," gumam Mikasa sambil menepuk-nepuk sisi tempat tidur, di sebelah kanannya menyikasan spasi cukup banyak. Eren mengela napas memandangi Mikasa menatapnya berkabut.
"Kamu mabuk. Tidur lah." Eren berbalik, mencoba mengabaikan. Tapi Mikasa tepis. "Eren ..." panggilnya lembut. Hati Eren melunak. Sungguh suara Mikasa memanggilnya seperti angin malam yang berhembus. Eren nyenyat, dia menghela napas kembali.
Mikasa juga mengulang tepukannya ke atas kasur. Eren tak punya pilihan. Toh ini kamarnya, tempat tidurnya, tidak ada alasan bagi Eren menolak. Justru Eren lah yang sudah berbagi tempat tidur kepada Mikasa. Bukan malah sebaliknya.
Eren tidur di sebelah Mikasa. Setelah mematikan tv, lampu sensor, dan menurunkan suhu AC. Dia berbaring dalam satu selimut yang sama. Eren tak pernah bermimpi akan seperti ini. Eren tahu mereka pernah saling bersua di Maldives. Kenal satu sama lain, bukan berarti harus tidur dalam ranjang yang sama.
Mereka hanya orang asing. Eren merasa aneh, begitu pun Mikasa. Namun ajaibnya perasaan itu tidak menganggu sama sekali.
Mikasa merubah posisi tidurnya menghadap kanan. Entah lah dia sedikit mabuk, dia biarkan Eren bisa menatapnya, dalam kamar yang temaram. "Kenapa kamu bersikap baik padaku?" tanyanya seolah mengigau.
"Memangnya aku butuh alasan untuk itu?" Eren yang hanya diam berbaring menghadap atap, menatap langit-langit. "Atau kamu ingin aku mengabaikanmu, saat kamu meminta tolong?"
Mikasa tersenyum getir, matanya masih terpejam. Tapi dia masih bisa mendengar. Mikasa menggeleng. "Aku senang. Aku mengerti posisimu. Jawabannya satu, karna hanya kamu yang bisa menolongku, bukan?"