shot six

958 158 22
                                    

Beberapa minggu berlalu dan sosok manis berkonstelasi di pipi itu masih terjebak di neraka pribadinya.

Apalagi setelah kejadiannya melawan Daniel di ruang perawatan malam itu.

Daniel semakin menjadi, tidak henti mencari cara-cara untuk menyiksa Seongwoo. (Tentunya kali ini tidak sampai membahayakan nyawanya. Daniel membutuhkan Seongwoo yang hidup agar bisa terus menyiksanya.)


Hari-hari yang seharusnya penuh senyum dan tawa kini harus dihabiskannya di gedung berlampu redup. Jari-jari yang tadinya menari di atas keyboard untuk menulis berita, kini malah bergulat dengan pekerjaan-pekerjaan keras yang dilemparkan padanya sebagai bentuk penyiksaan. Wajah cantiknya kini dipenuhi bercak memar atau robekan luka.

Tapi Seongwoo tidak lemah.

Ia tidak akan memberikan Kang Daniel kepuasan karena merasa berhasil membuatnya merasa menderita.

Berapa kali pun tubuhnya disiksa hingga ia merasa sulit bahkan untuk hanya mengangkat lengannya, Seongwoo tetap rela menguras sisa energi yang dimilikinya untuk membalas atau melawan perbuatan Daniel - dalam bentuk sekecil apapun.

Setiap Kang Daniel mengamuk dan mengancamnya, Seongwoo hanya akan menatapnya tajam kembali. Supaya laki-laki itu tau bahwa ia tidak bisa memperlakukan Seongwoo seenaknya.

Ia akan menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang gigih, bahwa biadab seperti Daniel tidak membuatnya takut.


Masalahnya, kegigihan Seongwoo itu membuat Daniel jengkel.

Sangat jengkel.

💸💸💸💸💸



Pagi hari itu, lain dari biasanya, Seongwoo diseret keluar oleh para mafia. Meskipun sebenarnya ia masih di wilayah gedung Daniel, setidaknya kali ini ia berada outdoor, tanpa harus mencium bau-bau anyir di ruangan tempatnya biasa disiksa.

Cahaya matahari menyeruak ke dalam kornea matanya. Seongwoo sedikit senang bisa berada di luar. Tapi hatinya gundah; gelisah karena tidak tau mengapa ia dikeluarkan begini.

"Apa Daniel akhirnya melepaskanku?"

Mafia yang menyeretnya menggeleng. "Kau masih lugu saja, Nyonya Seongwoo. Tuan Daniel tidak mungkin melepasmu."

"Lalu kenapa aku dibawa keluar?"

"Jangan memberontak." jawab mafia lainnya singkat, mengacuhkan pertanyaan Seongwoo sebelumnya.

Seongwoo dipaksa untuk berbaring di atas sebuah papan berbentuk lingkaran yang lebih besar dari tubuhnya. Mereka kemudian mengikat tubuh ramping Seongwoo di atas papan itu. Kedua tangan dan kakinya diikat pada empat titik yang berjauh-jauhan. Papan lingkaran itu kemudian diberdirikan dan dipasang ke tiang besi, sehingga tidak menyentuh tanah lagi. Tubuh Seongwoo ikut terangkat, menempel pada papan lingkaran yang kini berdiri tegak.

"Apa-apaan ini?!"

Suara letusan dari pistol mencuri suaranya. Seongwoo kini terpana, menatap lelaki yang baru muncul di hadapannya: suaminya, Kang Daniel.

"Good morning, Baby Woo."

Seongwoo memalingkan pandangannya. Ia agak gelisah dengan kehadiran senjata berapi di tangan Daniel.

"Hari yang cerah, bukan?"

Seongwoo ingin menampar senyuman menawan di wajah mafia keparat itu. "Apa yang kau rencanakan kali ini?"

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang