shot twenty eight

1.2K 170 313
                                    

Hyerim berjalan keluar kamar di pagi hari dengan rambut berantakan dan senyuman lebar (penuh kemenangan). Ia sengaja mengenakan pakaian Daniel untuk tambah mengipas api iri si pembantu.

Melihat ekspresi terluka Ong Seongwoo kemarin malam membuatnya sangat puas dan bangga pada dirinya sendiri.

Perempuan pirang itu tersenyum licik saat melihat Seongwoo yang sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur.

Hyerim terkekeh sendiri dalam hatinya. 'Sedang berakting tegar? Boleh juga. Sungguh berani sekali menantangku, Ong Seongwoo .'

"Selamat pagi," sapa Hyerim dengan riang.

Seongwoo tersenyum tipis. "Selamat pagi, Hyerim-ssi."

Hyerim duduk di kursi konter. "Boleh ambilkan aku air minum? Seluruh tubuhku sakit dan sulit bergerak. Daniel oppa sangat kasar kemarin malam saat bercinta."

Sang supermodel berusaha menahan seringaiannya saat melihat Seongwoo berhenti bergerak untuk sesaat. Tapi sang pembantu kemudian langsung mengambilkannya air minum, kembali berpura-pura 'kuat'.

Hyerim menghirup air minum yang diberikannya. Jemarinya sengaja melingkar silinder gelas tinggi-tinggi, supaya Seongwoo bisa melihat cincin berlian mahal yang dipakainya.

Rasanya sangat menyenangkan baginya saat melihat manik Seongwoo bergetar, berusaha menahan air mata agar tidak tumpah.

"I-itu ..."

"Ini? Iya, pikiranmu benar. Oppa melamarku kemarin setelah kami berbincang." Hyerim mengangkat jari manisnya. Ia berpura-pura menunjuk cincinnya, kemudian mengikik pelan. "Kau yang pertama tau, Seongwoo. Memang sudah waktunya Daniel oppa mengajakku ke tahap yang lebih serius."

Sesuai dugaannya, Seongwoo tidak membalas. Pembantu itu malah menyibukkan dirinya dengan persiapan untuk sarapan.

Hyerim mencoba lagi.

"Oh iya, kemarin kami juga pergi ke museum di tengah kota sebelum ke bar. Tempatnya sangat berkelas dan romantis." ceritanya. "Kau harus melihatnya, Seongwoo!"

Dengan itu, Hyerim langsung beranjak ke kamar untuk mengeluarkan kamera yang mereka bawa kemarin saat berkencan.

Seongwoo menelan salivanya. Ia tidak yakin kuat melihat foto-foto pria yang dicintainya bermesraan dengan orang lain.

Tapi mungkin justru itu yang dibutuhkannya, untuk semakin meyakinkan dirinya bahwa Daniel akan bahagia tanpanya.

💸💸💸💸💸



Daniel melonjak duduk di atas kasurnya dengan mata merah. Ia mengusak surai cokelatnya, kemudian melihat ke sekitarnya untuk mengingat-ingat apa yang terjadi malam sebelumnya.

Tubuh yang hanya mengenakan pakaian dalam. Kain pakaian yang berserakan di lantai. Bau parfum Hyerim yang menyengat di atas kasurnya.

"Seongwoo." bisik Daniel, serak.

Sang mafia segera menyingkirkan selimutnya dari tubuhnya. Ia melompat keluar dari kasurnya, mengenakan kaos dan celana pendek asal, dan berlari keluar kamar.


Saat ia tiba di ruang tengah, ia melihat Hyerim dan Seongwoo sudah duduk bersebelahan di atas sofa.

"Oppa!" suara melengking Hyerim menyapanya. "Baru bangun? Tepat waktu sekali! Aku baru saja ingin menunjukkan Seongwoo foto-foto kencan kita kemarin."

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang