shot thirty four

869 130 92
                                    

Seongwoo bertingkah dingin pada Daniel.

Daniel mulai menyadarinya saat Seongwoo menghindari tatapannya ketika mereka sedang makan malam beberapa hari lalu.

Awalnya ia pikir istrinya seperti itu karena suasana hati yang sedang buruk. Namun, perlakuan acuh Seongwoo berlanjut terus hingga hari-hari berikutnya.

Seongwoo tidak lagi meyambut Daniel saat ia pulang. Ia tidak memberi Daniel pelukan hangat ataupun ciuman manis lagi. Sang istri semakin irit berbicara, tidak pernah menanyakan Daniel tentang harinya dan hanya menjawab satu atau dua kata setiap ditanya.

Seongwoonya terasa ... jauh.

Bohong apabila Daniel bilang tidak menyadarinya. Sang suami sempat berharap bahwa ia merasa demikian karena dirinya kelelahan dan perasaannya menjadi terlalu sensitif belakangan ini. Namun karena perlakuan Seongwoo yang jauh berbeda dari biasanya ini terus berlanjut - Daniel mulai yakin bahwa masalahnya terletak pada Seongwoo.

Ada yang tidak benar dengan istrinya.

"Woo, kau sedang sibuk?" tanya Daniel.

Seongwoo hanya menggeleng, matanya tetap tertuju ke layar TV tanpa terlihat ada niat menoleh pada Daniel.

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

Si Kucing mengangguk pelan.

Daniel menarik kedua tangan istrinya, menggenggamnya erat untuk menarik perhatian Seongwoo. Secara refleks, tubuh Seongwoo pun ikut berputar ke samping, wajahnya bertatapan dengan Daniel yang duduk di sebelahnya.

"Kenapa?" Ini adalah kata pertama yang Seongwoo keluarkan sepanjang hari ini.

"Apa ada yang mengganggumu?" tanya Daniel, serius.

Lagi-lagi Seongwoo memilih untuk bungkam mulut. Ia memilih untuk menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Bahu lebar sang pria melengkung lesu. "Jangan berbohong, Woo. Kumohon ceritakan padaku. Kau bisa bersandar padaku, kan?"

"Tidak ada." jawab Seongwoo. Nadanya terlalu datar, sarat akan emosi.

Meski demikian, wajah manis itu tersenyum, begitu palsu —

semakin kentara bahwa ia tengah menyembunyikan perasaannya sendiri.

💸💸💸💸💸



Karena belakangan Seongwoo terlihat lesu, Daniel pun berinisiatif untuk menjadi sedikit lebih manis.

Seluruh tubuh pria Kang itu terasa remuk kurang istirahat, kepalanya penat dengan banyaknya urusan dan masalah yang harus ditangani. Ia tidak memiliki waktu untuk bisa merencanakan acara kejutan romantis untuk istrinya.

Jadi Daniel berusaha mengungkapkannya lewat gestur-gestur kecil. Meskipun sekarang ia selalu sibuk, ia tidak ingin hubungannya dengan Seongwoo merenggang sedikitpun.

Hari itu, setelah pulang kerja, Daniel mengendap ke dapur. Mafia berbahu lebar itu masih menyengir usil kala berdiri di belakang punggung istrinya yang sedang menyiapkan makan malam mereka.

Daniel memeluk Seongwoo erat dari belakang, mengejutkan sosok yang sedang mencicipi masakannya.

"Aku pulang," bisiknya.

Seongwoo mengangguk, kemudian melepaskan pelukan Daniel dari pinggangnya.

"Mandi sana."

Dahi sang mafia berkerut, belum puas dengan reaksi si Kucing.

Daniel kembali memeluk pinggang Seongwoo dari belakang, kali ini juga mengistirahatkan kepalanya di pundak kecil sang istri.

"Dan," Seongwoo bergerak-gerak, berusaha melepas pelukan Daniel lagi. "kau bau, mandi sana."

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang