shot thirty one

1.5K 161 148
                                    

"Seongwoo,"

"Hm?"

Daniel menyengir penuh percaya diri sambil membaca tulisan dari layar handphone-nya.

"Apa bedanya jam satu dan kau?"

Seongwoo berpikir sebentar. Senyum jahilnya mengembang setelah otak kreatifnya bekerja.

"Kalau jam satu itu kesiangan, kalau aku kesayangan?"

Daniel melempar handphone-nya ke sofa. Ia merajuk kekanakan, membenamkan wajahnya ke bantal sofa sambil marah sendiri. Padahal sudah berkali-kali ia mencoba, tapi Seongwoo selalu bisa menebak jawabannya sendiri — otomatis, menggagalkan usaha Daniel untuk menggodanya.

Seongwoo tertawa terbahak-bahak. Satu lagi kelemahan Kang Daniel yang hanya diketahuinya seorang:
Pria sok berwibawa itu ternyata suka mengumpulkan gombalan renyah nan menjijikan dari mesin pencarian internet.

"Daniel,"

"Apa?!" Sang suami masih cemberut.

"Apa bedanya Patrick Star dan kau?" Seongwoo berimprovisasi dengan kartun kesukaannya.

Daniel menyengir lebar. Kepercayaan dirinya kembali melambung.

"Kalau Patrick Star adalah bintang laut, kalau aku adalah bintang di hatimu?"

Seongwoo mengikik, lalu menggeleng. "Salah."

Sang suami memiringkan kepalanya. "Kalau begitu apa bedanya aku dan Patrick Star?"

"Tidak ada. Kalian sama-sama bodoh."

"YA! KUCING! Kau sudah terlalu lama tidak dihukum!"

Seongwoo menyeringai.

"Kau mau menghukumku, Suami?"

Sekujur tubuh Daniel memerah.
"YA! Jangan menantangku!"

💸💸💸💸💸

Seminggu berlalu dalam sekejap bagi Seongwoo dan Daniel.

Terhitung sejak lima hari yang lalu, Daniel dan Seongwoo sudah menjadi kembar siam yang selalu menempel kemanapun mereka pergi.

Di pagi hari, mereka akan berpelukan di depan jendela atau bercumbu di belakang konter dapur. Pada siang hari, mereka akan bercanda, saling merangkul, menonton TV, atau membaca buku bersama di sofa ruang tengah. Malam harinya, Daniel dan Seongwoo akan menjalankan kewajiban mereka sebagai suami dan istri, melayani satu sama lain di atas kasur.

Seiringan dengan kondisi Seongwoo yang cepat membaik, perkembangan keintiman hubungan keduanya pun melesat. Terlebih setelah pasangan Beruang dan Kucing itu belajar arti dari kalimat 'kawin seperti kelinci'.

Sayangnya, kehidupan tidak selalu seindah itu setiap saat.

Daniel harus kembali bekerja. Banyak urusan yang harus dibereskannya, terutama terkait masalah dan onar yang disebabkan oleh Noh Jaemin.

Sang mafia sedang mengganggu istrinya yang tengah mencuci piring bekas sarapan mereka.

Daniel baru saja berhasil menarik Seongwoo ke pangkuannya ketika pintu elevator terbuka.

Minho menutup matanya saat ia melangkah keluar dari elevator penthouse. Ia takut memergoki dua atasannya memakan bibir satu sama lain lagi seperti lusa kemarin.

"Tuan? Nyonya? Apa saya boleh membuka mata?"

Daniel menggeram, kesal. Padahal baru saja ia mau mendapatkan 'ciuman selamat pagi'-nya sebelum berangkat kerja. Tapi karena kedatangan anak buahnya, ia terpaksa menurunkan Seongwoo dari pangkuannya.

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang