shot twenty nine

1.2K 162 206
                                    

"Tuan, sudah hampir satu jam." lapor Minho, takut-takut.

Daniel memijat pelipisnya. "Transfer 100 juta lagi."

Minho mengangguk paham.

Kyujin memberinya laporan transaksi kali ini. "Tuan, sesuai perintah, transaksi untuk Pasukan 931 sudah dipercepat. Barusan mereka membayar lunas 250 juta won untuk produk terbaru."

"Alihkan semua uang itu ke rekening daruratku."

Kyujin mengangguk, namun terlihat murung.

"Kenapa lagi?"

"Tuan, ini sudah sebelas jam. Kita sudah kehilangan lebih dari satu miliar. Jika ini terus berlanjut, Noh Jaemin akan memeras semua aset kita sampai kering. Saya tidak yakin kita bisa membayar uang tebusan Nyonya Seongwoo beberapa hari lagi."

Daniel lantas beranjak dan menarik kerah pakaian Kyujin. "Lalu apa yang kau pikir aku sedang lakukan?!"

Semua anak buah yang berada di ruangan menunduk. Kali ini mereka bukan takut pada pemimpin mereka, namun sedih dan berempati pada pria bersurai cokelat muda itu.

Mereka semua bisa merasakan perubahan drastis yang positif dari pemimpin mereka sejak kehadiran Nyonya Seongwoo. Seongwoo juga selalu bersikap baik pada setiap anak buah Daniel yang ia temui. Semua anggota kelompok mafia Daniel menghormati Seongwoo, dan berita penculikannya membuat mereka terpukul.

Karenanya, mereka semua berkumpul di lantai dasar gedung, bekerja keras untuk membantu mencari solusi untuk mendapatkan Nyonya Kang mereka kembali.

Para klien dibujuk untuk mempercepat transaksi mereka supaya uangnya bisa segera digunakan untuk membayar Noh Jaemin. Kebanyakan klien menolak karena adanya resiko dalam melakukan transaksi dadakan. Hanya dua atau tiga klien yang menyetujui.

Itu berarti keselamatan Seongwoo tidak bisa terjamin untuk waktu yang lama. Mereka harus menemukan Seongwoo sebelum terlambat.

Semua koneksi mereka dari seluruh penjuru negara dan luar negeri dihubungi untuk mencari keberadaan Seongwoo.

Namun, sudah lebih dari 24 jam berlalu dan belum ada kabar sama sekali tentang keberadaannya.

Daniel membuang napas kasar. Ia melepas genggamannya dari kerah Kyujin begitu menyadari kekonyolan perbuatannya.

"Maaf."

Kyujin memberinya senyum tipis, berusaha untuk menyemangatinya. "T-tidak apa. Kita akan berusaha terus sampai menemukan Nyonya Seongwoo, Tuan."

Daniel ingin pamer pada Seongwoo. Seongwoonya pasti akan bangga jika tau bahwa Daniel memahami pentingnya kata 'maaf'.



"Tuan Kang!"

Midam, salah satu anak buah Daniel, berlari masuk ke ruangan dengan laptop besarnya.

"Handphone Jung Hyerim barusan dinyalakan."

Daniel, Kyujin, Minho, Vata, dan beberapa anak buah lainnya berkerumun di belakang Midam, melihat titik koordinat merah berkedip yang menandakan keberadaan Hyerim.

Satu hal beruntung dari dirinya sempat 'mencintai' Hyerim adalah Daniel menjadi antisipatif. Daniel sempat memasang mini tracking device di handphone baru Hyerim (yang dibelikannya) sebelum diberikan. Awalnya adalah supaya ia bisa melacak Hyerim jika terjadi sesuatu lagi.

Tapi sekarang pelacak mini tersembunyi itu bisa berguna untuk mencari Seongwoonya.

"Jung Hyerim berada di ... tengah hutan di Gangwon-do."

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang