shot thirty two

1K 148 101
                                    

Setelah beberapa hari, Seongwoo sudah kembali bersikap seperti biasa.

Kekesalan si Kucing sudah mereda. Meskipun belum meluap sepenuhnya, Seongwoo berusaha untuk memahami Daniel. Perbuatan suaminya itu didasari oleh kepedulian. Ia pun memutuskan untuk bersabar dulu sedikit lagi sampai Daniel menyadari bahwa kekhawatirannya itu berlebihan.

Daniel disambut oleh senyuman di pagi hari, beserta menu sarapan pagi yang lezat. Mereka memberikan satu sama lain pelukan pagi, mengobrol, bercanda, dan makan pagi seperti biasa.

Seongwoo tidak rewel meminta izin keluar dari penthouse, karenanya Daniel juga tidak mengingatkan ulang istrinya mengenai larangannya.

Setelah mengucapkan terima kasih atas sarapan yang mengenyangkan, Daniel merebut kecupan kecil dari bibir istrinya. Sang mafia melambaikan tangan, pamit pergi kerja.

"Jangan pulang terlambat!" pesan Seongwoo, begitu manis.

Mana mungkin Daniel rela pulang terlambat jika sudah seperti itu.

💸💸💸💸💸

Sang mafia turun dari mobilnya.

Kyujin mengawalnya ke dalam bangunan gudang terlantar sesudah memastikan bahwa tidak ada orang yang mengikuti mereka. Di dalam, sudah ada lima orang yang membungkuk hormat untuk menyambut Daniel. Selain mereka, ada juga tiga pria bertubuh besar yang tergeletak tidak berdaya di lantai.

Daniel menyipitkan matanya. "Mereka yang mencoba menculik Seongwooku?"

Pria Kang mengambil langkah besar, kemudian tanpa ampun menendang tubuh tiga pria yang ada di lantai itu.

"Kelompok mana yang mengirim kalian?"

Walau darah sudah membasahi pakaian mereka, tiga pria itu tetap bungkam. Daniel melihat determinasi dalam sorot pandangan mereka. Ia paham bahwa mereka adalah anak buah yang berdedikasi melaksanakan pekerjaan mereka.

Sebuah kualitas yang baik bagi anak buah mafia. Sayangnya, itu adalah berita buruk apabila mereka bekerja untuk kelompok mafia lawan.

"Mereka tidak mau mengaku, Tuan." jelas Kyujin.

"Tidak ada perkiraan kandidat?"

Kyujin menggelengkan kepalanya. "Sejak dipimpin oleh mendiang ayah Tuan hingga sekarang, kelompok kita sudah memiliki ratusan musuh. Tidak ada cara pasti untuk mengetahui kelompok mana saja yang sudah tau perihal Nyonya Seongwoo."

Kepala Daniel berdenyut, pusing memikirkan kemungkinan adanya ratusan musuh yang merencanakan balas dendam padanya dengan memanfaatkan Seongwoo.

"Sial. Padahal mereka tidak pernah melakukan ini pada Hyerim dulu."

"Situasinya berbeda saat Tuan mengencani Hyerim-ssi. Hyerim-ssi sendiri berasal dari keluarga yang berkecimpung di dunia gelap, sehingga ia memiliki koneksi dan bantuan perlindungan apabila diserang. Ia tidak semudah itu diserang. Sedangkan Nyonya Seongwoo bergantung sepenuhnya pada perlindungan dari pihak kita.
Selain itu, Tuan belum pernah menunjukkan bahwa Hyerim-ssi dapat dipergunakan untuk membuat Tuan 'tunduk' pada perintah."

Daniel menoleh. "Apa maksudnya?"

"Sepertinya beberapa anggota Geng Tanduk Merah yang kabur dan bergabung ke kelompok musuh sudah menyebarkan cerita tentang Noh Jaemin yang berhasil memeras uang banyak dari Tuan dengan menyandera Nyonya Seongwoo. Karena itulah banyak kelompok musuh yang mulai menargetkan Nyonya Seongwoo."

"Seberapa berbahaya situasi ini?"

Kyujin menunduk. "Cukup darurat, Tuan. Posisi kita sangat tersudut sampai ada titik terang penyelesaiannya."

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang