shot thirty eight

1K 140 126
                                    

Masalah cinta itu sederhana dan rumit.

Kau bisa memiliki jawaban untuk semuanya, tapi tetap tidak mendapatkan solusi.

Minhyun kira waktu dapat menjadi jawaban,

namun sudah lebih dari dua bulan berlalu, masih belum ada solusi untuk kesedihan Seongwoo.

Sekitar seminggu setelah kejadiannya kabur ke Incheon, Seongwoo akhirnya mau keluar dari kamar dan beraktivitas lagi. Tapi ia tidak bertingkah seperti Seongwoo yang Minhyun kenal.

Adik angkatnya sudah seperti zombie.

Kulit putih Seongwoo semakin pucat saja karena terus mengurung diri di kamarnya, lingkar hitam di bawah matanya menggelap karena kurang tidur. Tubuh kurusnya mengecil karena ia tidak berselera makan. Ia juga lebih banyak diam, hanya menjawab seperlunya dan tanpa ekspresi.

Seongwoo melakukan semua kegiatannya dengan setengah hati, seolah tengah bertahan hidup tanpa memiliki nyawa.

Semua yang dilakukannya adalah instruksi dari Minhyun dan ibu angkatnya; membantu mencuci piring, menyiram tanaman, menemani menjemur pakaian, dan lain-lain.
Jika ia tidak diberi kegiatan untuk dikerjakan, Seongwoo akan melamun sendirian dan berakhir menangis lagi seorang diri.


Hanya ada satu kegiatan yang masih Seongwoo lakukan dengan sepenuh hati:

mencari Daniel.

Sebagai manusia ataupun zombie, Seongwoo tetap keras kepala.

Berbagai cara diupayakannya untuk dapat menemukan keberadaan suaminya.

Ia telah berulang kali menelpon kantor polisi, memohon bantuan untuk mencari Daniel. Ia juga mengunggah pengumuman orang hilang di berbagai platform media sosial dengan mencantumkan deskripsi fisik sang mafia.

Ia bahkan sempat berusaha merekrut seorang detektif untuk membantunya melacak Daniel.

Namun, tanpa foto, baik jasa pelacakan, polisi, maupun publik tidak menanggapi laporannya dengan serius karena ia tidak bisa memberikan bukti foto wajah sang suami. Laporannya dianggap sebagai candaan semata dan diabaikan seperti angin lalu.

Ia sungguh menyesali bahwa semua foto kebersamaan mereka diambil dengan handphone Daniel atau kamera— sehingga Seongwoo tidak memiliki rekam wajah Danielnya sama sekali.

Karenanya, belakangan ini Seongwoo pun terobsesi dengan situs-situs universitas di Beijing.

Daniel pernah berkata bahwa ia sarjana bisnis di sana, jadi Seongwoo tengah berusaha mencari satu saja foto Daniel saat kuliah. Masalahnya, Seongwoo tidak tau almamater universitas sang suami. Sedangkan di ibu kota China itu saja ada sekitar 70 perguruan tinggi besar yang mahasiswa per angkatannya berjumlah ribuan.

"Seongwoo," Hyunbin meregangkan ototnya, pegal. "kita istirahat dulu yah? Mataku sakit melihat tulisan mandarin yang tidak bisa aku baca."

Seongwoo menggeleng kepalanya.

"Semakin lamban kita bergerak, semakin jauh Daniel pergi." jawab si Kucing, penuh ambisi.

Model bertubuh tinggi itu merengek di lantai kamar, mengeluh kelelahan.
Sebenarnya ia tidak ingin membantu Seongwoo lagi setelah apa yang terjadi di Incheon hari itu. Tapi Minhyun secara pribadi yang memintanya untuk membantu si calon adik ipar. Jadilah ia tidak bisa menolak.

Belum lama dipikirkan, orang yang memenuhi kepala Hyunbin bergabung masuk ke kamar Seongwoo sambil membawa sebotol vitamin. Minhyun meletakkannya tepat di sebelah laptop Seongwoo.

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang