the last shot

1.3K 157 359
                                    

Lima menit sebelum Seongwoo berhasil sampai ke perbatasan pelabuhan

Minho dan Kyujin melamun berdampingan di dek kapal, menikmat pemandangan pelabuhan sebelum jangkar kapal diangkat untuk berlayar.

Salah seorang mafia muda itu menghela napas panjang. Kepalanya mengingat semua kenangan aksi dan petualangan (kriminal) yang ia lalui di bawah pimpinan Kang Daniel. Bagaimana pria yang selalu berkedok dingin dan kejam itu diam-diam selalu memikirkan keselamatan setiap anggota kelompok mafianya, serta tidak segan memberi bantuan (meskipun dengan cara kasar).

"Hiks,"

Minho menengok, terkejut. "YA! Kau menangis, Kyujin-ah?"

Kyujin menghapus setetes air mata yang tidak sengaja jatuh dari pelupuk matanya.
"Aku hanya sedang tidak habis pikir. Tuan Kang memang sering jahat pada kita. Tapi bagaimanapun, aku sudah bekerja di bawahnya sejak remaja. Dia yang memberiku pekerjaan di saat aku tidak punya atap untuk berteduh. Dia sudah seperti hyung-ku sendiri,"

"Lalu kenapa kau menangis?"

"Aku kasihan pada Daniel hyung. Aku tidak mengerti mengapa ia tidak merelakan dirinya berbahagia?"

"Hiks,"

Kyujin menengok, terkejut. "YA! Kau menangis juga, Minho-ya?"

Kedua anak buah itu saling berpelukan, sangat menyayangkan nasib malang atasan mereka. Meskipun pekerjaan mereka menuntut mental yang kuat, mereka tetap manusia yang dapat memiliki perasaan - seperti persahabatan, kesetiakawanan, dan loyalitas.

"Apa kita tidak bisa menghentikannya sama sekali?"

Kyujin menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang pernah berhasil mengubah pikiran Tuan Kang jika ia sudah memutuskan sesuatu."

"Bagaimana dengan Nyonya Seongwoo?"

"Nyonya Seongwoo?" Minho menghapus air matanya. "Nyonya bahkan tidak tau bahwa Tuan akan pergi jauh."

Pandangan kedua mafia itu kosong, melamun ke arah pelabuhan.

"Kalau Nyonya Seongwoo tau, ia pasti sudah berusaha mencari dan mengejar Tuan Kang mati-matian untuk menghentikannya. Seperti perempuan itu yang sedang berlari-lari ke perbatasan pelabuhan—

... NYONYA SEONGWOO?!"

Kyujin berbalik. Matanya langsung menemukan sosok Seongwoo yang benar saja, baru sampai di perbatasan pelabuhan.

Sayangnya, kapal mereka sudah mulai berlayar. Seongwoo tidak dapat menggapai mereka lagi.

"Kita harus hentikan kapal ini!" Minho sudah siap berlari ke awak kapal.

Kyujin menghentikannya. "Jangan! Tuan Kang bisa marah dan justru akan meminta kapten kapal untuk mempercepat laju kapal. Kita harus mencari cara lain untuk menjemput Nyonya Seongwoo ke kapal."

Minho melihat ke sekitar. Maniknya (yang terbiasa mencari spare-part merakit senjata) menemukan pelampung darurat yang digantung di dinding kapal.

Kedua anak buah mafia itu segera melemparkan pelampung ke tepi pelabuhan, berharap Seongwoo melihatnya.

"Begitu Nyonya Seongwoo berhasil menangkap pelampungnya, aku akan tarik tali pelampungnya mendekat. Kau berjagalah di lantai dasar kapal untuk menarik Nyonya Seongwoo masuk."

"Siap!"

"Ayo hentikan rencana bodoh Tuan Kang ini!"

💸💸💸💸💸



methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang