shot twenty: happy birthday

1K 165 103
                                    

17 Agustus.

Seongwoo memandang angka di kalender dengan senyuman sendu.

Ia melangkah keluar dari kamarnya. Indera pendengarannya langsung terisi dengan tawa Daniel yang sedang menonton kartun di ruang tengah. Sang mafia memang tidak pergi kerja lagi hari ini.

Pria Kang itu terdengar senang. Suasana hatinya sepertinya sedang baik. Setidaknya, begitulah yang Seongwoo harapkan.


Sang istri melangkah pelan, mendekati suaminya di sofa. Ia mengambil posisi duduk di samping Daniel, berusaha untuk tidak mengganggu si pria bersurai cokelat muda.

"Daniel, kau mau kubuatkan apa untuk makan malam?"

Daniel masih berfokus pada TV. "Aku sedang ingin ikan goreng."

"Baik, nanti aku buatkan ikan goreng yah." ucap Seongwoo dengan nada semanis-manisnya.

Layar handphone yang tergeletak di atas meja berkedip menyala. Seongwoo melihat notifikasi pesan yang muncul di layar handphone Daniel. Pesan itu dari Guanlin.

"Guanlin membalas pesanmu, Niel."

Kamis lalu, setelah cukup lama mengobrol, makan daging BBQ, dan minum soju bersama, Seongwoo meminta nomor telepon pemuda-pemuda lainnya. Sejak saat itu, Daniel jadi sering bertukar pesan dengan mereka. Kelimanya bahkan sudah membuat janji untuk pergi bermain bowling minggu depan.

"Mau aku yang membalasnya?"

"Biarkan saja dulu. Aku akan membalasnya setelah ini." jawab Daniel, masih berfokus pada TV.

Si Kucing kini mencari hal lain yang bisa dilakukannya.

Ia setengah menarik Daniel supaya duduk lebih maju ke ujung sofa. Begitu Daniel berpindah posisi, Seongwoo menyelipkan tubuhnya ke belakang sang suami. Dua tangan rampingnya kemudian mencengkeram bahu Daniel, memijatnya dengan tenaga.

Setelah selesai memijat bahu Daniel, Seongwoo kembali ke tempat duduk awalnya. Ia duduk manis di samping sang mafia, menunggu Daniel selesai menonton TV.

Pria Kang melirik sosok istrinya dari samping.

"Apa yang kau mau, Seongwoo?"

Daniel sudah mengenal Seongwoo.
Kucingnya itu tidak akan bertindak semanis ini bila tidak menginginkan sesuatu darinya.

Seongwoo menundukkan kepalanya, ragu.

"Janji kau tidak akan marah, Niel?"

"Katakan dulu apa maumu."

Daniel mematikan TV. Kemudian ia memutar pinggangnya ke samping sehingga berhadapan dengan Seongwoo.

"Aku," Seongwoo menelan salivanya. "bolehkah aku menelpon Minhyun hari ini?"

Sang mafia tidak menjawabnya.

Namun Seongwoo bisa melihat perubahan pada air mukanya.

"Kenapa?"

"Hari ini 17 Agustus, Niel." Seongwoo berusaha menjelaskan. "Ulang tahun Minhyun jatuh pada tanggal 9 Agustus, sedangkan ulang tahunku di tanggal 25. Jadi kami berdua berjanji untuk selalu merayakan ulang tahun kami bersama di tengah-tengah, tanggal 17."

"Lalu?"

"Aku ingin mengucapkan ulang tahun pada Minhyun."

Daniel berdiri dari tempat duduknya tanpa berkata-kata.

Seongwoo menyusul, mengikuti suaminya sampai ia mendapatkan jawaban.

Daniel akhirnya berhenti di tempat.

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang