shot fourteen: Busan pt. 2

1.1K 160 141
                                    

Pesta Kakek Xin diadakan di atas cruise privat. Setelah semua tamu undangan tiba, cruise itu pun berangkat dan berlayar ke tengah laut.

Cruise-nya memiliki tiga lantai. Dua lantai di atas itu beratap, sedangkan lantai paling bawah berbentuk lorong-lorong outdoor untuk para tamu yang mau menghirup udara segar atau merokok. Interior kapal mewah itu dihias meriah untuk menjamu hampir dua ratus tamu undangan.

Seongwoo sempat sesak napas saat pertama kali masuk. Ia merasakan beberapa mata memperhatikannya dengan tatapan nyalang.

"Mereka semua mau membunuhku, Dan."

Suami mafianya tertawa.

Daniel mengambil segelas wine dan memberikannya pada Seongwoo. "Tenanglah sedikit, Kucing. Aku sudah bilang; aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu."

Seongwoo menikmati wine-nya. Liquid merah itu sedikit membantunya menjadi lebih santai. Ia mengambil satu gelas lagi (untuk berjaga-jaga).

Lengan kekar Daniel mengait lengan kecilnya, bergandengan. Daniel tidak melepasnya barang sebentar pun selama mereka berkeliling untuk berbaur. Lagipula Seongwoo juga tegang dan gugup dibawa ke pesta para pebisnis gelap.

Hampir satu jam kemudian, mereka baru berpapasan dengan Kakek Xin dan istrinya yang sedang mengobrol dengan pasangan tua lain.

"Daniel! Kau datang!"

Daniel menyalami Kakek Xin dan Nenek Xin. "Selamat malam, Kek, Nek. Pesta kalian meriah seperti biasanya. Terima kasih telah mengundang kami."

Nenek Xin menyalami Seongwoo. "Ini istrimu, Daniel? Cantik sekali. Siapa namamu, Nak?"

"Namaku Kang Seongwoo. Terima kasih atas pujiannya, Nyonya." Seongwoo tersenyum, merasa lebih tenang karena wanita tua di hadapannya terlihat ramah. "Kau juga, Nyonya."

"Aigoo, jangan panggil aku 'nyonya'. Daniel sudah seperti cucu kami sendiri. Panggil saja 'nenek'."

"Baik, Nek."

Ujung bibir Daniel terangkat bangga.

"Ah iya, Daniel, Seongwoo, perkenalkan, ini Jenderal Moon dan istrinya. Beliau adalah pemilik 931."

Daniel membungkuk hormat pada pria yang baru diperkenalkan. Seongwoo segera mengikutinya.

"Kang Daniel! Senang sekali akhirnya bisa bertemu dengan pria yang memberikanku senjata-senjata berkualitas yang terbaik!" Jenderal Moon menepuk pundak Daniel.

"Berkat senjata darimu, pasukan rahasia milik Moon berhasil menghancurkan ratusan musuhnya hanya dengan sepuluh bidik." Kakek Xin mengacungkan jempolnya.

"Kalau Daniel sendiri yang membidik dengan senjatanya, pasti hanya membutuhkan satu bidikan saja untuk menembus tulang tengkorak musuh-musuhmu!"

Daniel merasakan Seongwoo meremas lengannya tanpa sadar. Istrinya terlihat sangat tidak nyaman dengan arah obrolan mereka.

Untungnya Nenek Xin segera mengalihkan pembicaraan.

"Kalian sudah mencoba hidangan chef dari cruise ini?"

Seongwoo dan Daniel menggelengkan kepala. Mereka baru mencicipi makanan kecil dan wine sejak datang.

Nenek Xin menunjuk ke bagian cruise yang dijadikan area makan. "Ada di sana. Makanlah yang banyak! Cepat menggendut supaya bisa berisi."

Telinga pasangan muda itu langsung memerah. Para tetua yang lain tertawa.

"Kalau begitu pergilah makan dulu." kata Kakek Xin. "Nanti kita mengobrol lagi setelah kami menyapa semua tamu."

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang