shot twelve

1.2K 166 69
                                    

"Daniel,"

Daniel melonjak kaget begitu sesosok jelmaan manusia-kucing tiba-tiba saja muncul dari belakang konter dapurnya.

Padahal ia mengharapkan ketenangan pagi ini.

"YA!" Daniel membentaknya. "Berhenti mengejutkanku!"

Seongwoo bersandar di konter, segelas susu di tangannya. Ia memberikan gelas itu pada Daniel untuk diminum selagi menunggu sarapan buatannya matang.

Mafia yang sudah terbiasa dengan sarapan rumahan itu dengan refleks menerima gelas susunya.

"Dan,"

"Hm?"

"Apa kau sudah ada rencana untuk menyiksaku besok?"

Daniel memuncratkan sedikit susu dari mulutnya. "A-apa?"

Seongwoo menggaruk tengkuk leher belakangnya. "Kalau kau berniat menyiksaku besok, aku punya saran metode penyiksaan untukmu."

Pria bermarga Kang itu hanya menatap aneh sosok di depannya.

"Maksudku daripada kau menyuruhku melakukan hal-hal tidak penting seperti berlari naik turun gedung atau meniup ratusan balon, lebih baik kau menyuruhku melakukan sesuatu yang berguna."

"Contohnya?"

"Tadinya aku ingin membuat kimchi jjigae. Tapi kau tidak punya kimchi sama sekali di sini." Seongwoo menunjuk kulkas. "Kau bisa menyuruhku membuat kimchi."

Banyak orang yang mengira membuat kimchi itu mudah. Nyatanya, membuat kimchi memerlukan banyak tenaga: mulai dari mengangkat kolnya, mengaduk sausnya yang banyak itu, menyemirkan setiap helai daun kol dengan saus, hingga proses penyimpanan kimchi.

(Keluarga Korea biasa membuat kimchi setahun sekali dalam jumlah banyak - karena membuat kimchi sangat merepotkan.)

Daniel sekali lagi hanya berdiam.

"Okay, Daniel?"

"Apa kau mulai menikmati penyiksaan dariku?" Pria berbahu lebar itu akhirnya mengutarakan keheranannya.

Seongwoo mengangkat bahunya. "Aku hanya merasa kau kurang kreatif dalam menyiksaku belakangan ini."

"Jangan menantangku." ujar Daniel memperingati.


Sejujurnya Daniel memang sudah mulai kehabisan ide. Istrinya itu tidak lagi melawannya, sehingga ia tidak bisa memberinya hukuman fisik.

Ia juga tidak ingin membahayakan nyawa Seongwoo - insiden 'rebutan daging' sebelumnya masih jernih di memorinya. Manusia jelmaan kucing itu harus hidup supaya Daniel bisa tetap menyiksanya setiap hari.

(Walau pada kenyataannya, manusia yang dimaksud 'tersiksa' malah terlihat terlalu 'santai'.)

Belum lagi belakangan Seongwoo memperlakukan Daniel dengan baik; membuatkannya sarapan hingga makan malam, membersihkan rumahnya, dan tidak mengganggunya saat bekerja.

Seorang pemimpin mafia pun tau hukum yang menyatakan bahwa kebaikan harus dibalas dengan kebaikan.

Daniel mengangguk pelan, mengalah. "Kalau begitu kita pergi."

"Eh? Apa maksudmu?"

"Katanya kau ingin membuat kimchi? Untuk membuatnya kita perlu membeli bahan-bahannya dulu, Ong Seongwoo Bodoh."

"Tunggu, tunggu!" Seongwoo membelalakan matanya. "Kau mengizinkan aku keluar dari penthouse untuk berbelanja bahan kimchi?"

Daniel memicingkan matanya. "Jangan berpikir untuk kabur. Aku akan ikut untuk mengawasimu selama berbelanja."

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang