shot eighteen

1.2K 174 139
                                    

"Pelecehan!"

Daniel berusaha membekap mulut Seongwoo supaya pemiliknya diam. Tapi si Kucing terus menerus bergeliat, melepaskan diri dari mafia yang mengejarnya keliling penthouse.


Seongwoo akhirnya sudah sembuh total.

Demamnya tidak turun dua hari penuh kemarin itu. Selama sakit, Seongwoo cukup rewel dan manja, sangat merepotkan Daniel.

Daniel meminta Minho dan Kyujin (anak buahnya) untuk membersihkan kamar tamu. Kamar tamu itu yang dijadikan kamar rawat Seongwoo selama ia sakit. Berkat 'kemurahan hati' Daniel, Seongwoo bisa mendapatkan semua perawatan yang ia butuhkan sambil beristirahat di atas kasur yang empuk.

Namun setelah sembuh, Seongwoo kembali berulah. Si Kucing tidak mau keluar dari kamar tamu, bahkan mendeklarasikan kamar tidur itu sebagai miliknya.

Daniel 'malas' mendebatnya dan membiarkan saja istrinya memiliki kamar sendiri.

Masalahnya, pagi itu Seongwoo menemukan kaos soft pink milik Daniel dalam keranjang baju kotor yang menumpuk di kamarnya. Sosok bertubuh ramping itu yakin ia tidak mungkin memiliki kaos berukuran sebesar itu.

Setelah memutar-mutar ingatannya, Seongwoo teringat dengan pakaian yang ia kenakan saat phobia-nya kambuh. Memorinya secara samar menunjukkan adegan Daniel yang mengganti pakaiannya.

Waktu ia meminta penjelasan dari Daniel, pria itu membungkam mulutnya. Hanya wajah pria itu yang merona merah bagai tomat.

"Kang Daniel mesum!"

"YA!" Daniel akhirnya berhasil menutup bibir Seongwoo dengan tangannya. "Kau mau tidur dengan kaos yang kena muntahan?!"

Seongwoo menepis tangan Daniel. "Tapi kau membuka pakaianku tanpa izin! Aku akan melaporkanmu ke polisi!"

"Melaporkan apa? Bahwa suamimu membuka pakaianmu? Polisi pasti akan sangat menghargai informasi yang sangat normal itu."


"Ehem,"

Suara dehaman canggung menghentikan argumen pagi antara pasangan suami-istri Kang itu.

Kyujin berdiri di depan elevator dengan telinga yang merah. Ia tidak sengaja mendengar percakapan intim dari atasannya.

"Ada apa?!" Sang pemimpin mafia bertanya, sedikit sengit, berusaha menutupi malu untuk menjaga wibawanya.

Kyujin menyerahkan kunci mobil pada Daniel. "Ini, Tuan."

Daniel memberikan gestur izin bagi anak buahnya untuk pergi. Kyujin membungkuk hormat dan (dengan senang hati) kembali ke lantai bawah tempatnya bekerja.


"Kau mau pergi hari ini?" tanya Seongwoo, matanya melirik kunci mobil di tangan Daniel.

Daniel mengangguk.

"Oh,"

Seongwoo menunduk lesu. Karena beberapa hari ini Daniel memang selalu menemaninya, Seongwoo sampai lupa bahwa Daniel sebenarnya adalah mafia yang sibuk. Kalau Daniel pergi, berarti ia akan ditinggal sendirian lagi di penthouse.

Daniel terkekeh. "Dasar Kucing. Bersiap-siaplah."

Wajah si Kucing kembali cerah. "Kau akan mengajakku pergi?"

"Hm, kita akan pergi," Daniel mengacak surai-surai hitam di kepala si Kucing. "untuk menghukummu."

Sang istri tidak mempertanyakan kalimat ke-dua dari suaminya sama sekali. Ia terlalu cepat mengangguk senang, bahagia karena akan diajak jalan-jalan. Seongwoo berlari kembali ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian, meninggalkan pria berbahu lebar yang berusaha menahan khawatir di ruang tengah.

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang