shot sixteen

1.1K 170 43
                                    

Penthouse Daniel kembali terasa seperti neraka bagi Seongwoo.

Bedanya, kali ini Seongwoo bukan merasa tersiksa, ia malah merasa sesak.

Daniel tidak membanjirinya dengan hukuman. Ia tidak menyuruh anak-anak buahnya untuk menyeret Seongwoo ke tempat penyiksaan. Pria itu juga tidak mengancamnya atau melemparkan kata-kata sinis padanya.

Dibandingkan menyiksa Seongwoo, Daniel justru malah menghindarinya.

Seongwoo sadar kalau belakangan pria itu sengaja berangkat kerja lebih pagi. Ia selalu berjalan cepat ke kamar tidurnya setelah pulang bekerja, tidak pernah mau melihat ke arah Seongwoo. Bahkan ia tidak pernah lagi melangkahkan kakinya ke dapur atau ruang tengah jika Seongwoo masih bangun.


Pernah sekali terjadi, pada hari ke-enam setelah pesta, Seongwoo memohon Minho dan Kyujin untuk melepaskan rantai di kakinya barang sebentar saja. Kedua anak buah mafia itu mengabulkan permintaannya, namun hanya memberinya waktu lima belas menit (supaya tidak ketahuan atasan mereka).

Begitu ia bebas, Seongwoo segera mengeluarkan lembaran bacon dari kulkas. Ia membuatkan sandwich isi untuk makan siang Daniel. 

Ia tau bahwa Daniel tidak pergi bekerja hari itu, pria surai cokelat muda itu hanya akan berdiam di kamarnya seharian. Seongwoo merasa itu adalah kesempatannya untuk berbaikan dengan Daniel.

Tapi begitu Seongwoo mengirim Minho untuk mengantarkan sandwich pada Daniel, ia malah mendengar bentakan Daniel dan suara piring yang jatuh ke lantai.

"Nyonya," Minho menggaruk tengkuknya canggung. "Tuan mengatakan bahwa kau harus tau p-posisimu. Jangan membuka kulkas sembarangan ..."

"Lanjutkan!" bentak Daniel dari dalam kamar tidurnya. Suaranya lantang, menggema hingga ruang tengah.

Minho menunduk, merasa bersalah. "... masih bagus Tuan memberimu makan supaya kau tidak mati."

Sang istri mengangguk paham.


Seongwoo seharusnya bersyukur karena Daniel hanya merantai kakinya, tidak menyiksanya.

Tapi dari lubuk hatinya yang paling dalam, Seongwoo merasa perlakuan dingin Daniel itu malah lebih menyakitkannya.

💸💸💸💸💸




Setelah lebih dari seminggu, Seongwoo akhirnya tidak tahan lagi. Meskipun dulu ia merasa menderita setiap dihukum, setidaknya waktu itu Seongwoo tau apa alasan Daniel memperlakukannya demikian. Kini pria itu bahkan tidak memberitahu Seongwoo mengapa ia marah.

Tidak mengetahui sesuatu membuat segala sesuatunya terasa lebih buruk.

Akhirnya, Seongwoo memutuskan untuk mengakhiri perang dingin antara mereka.

Ia menyusun sebuah rencana yang akan membuka mulut bungkam Daniel.



Seongwoo sengaja tidak tidur, ia akan menunggu Daniel untuk bangun. Ia tidak tau pasti kapan pria itu keluar, jadi Seongwoo akan menunggu pria itu sepanjang malam. Apapun yang terjadi, Seongwoo harus berbicara dengan Daniel malam itu juga.

Daniel mengendap keluar dari kamar tidurnya pada jam empat pagi. Pria itu berjalan tanpa suara ke dapur, berniat untuk memakan roti tawar sebagai sarapannya. Ia belum menyadari bahwa Seongwoo tidak tidur.


"Daniel,"

Daniel menjatuhkan rotinya, terkejut begitu mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh ke sosok yang kakinya terikat dengan rantai ke tiang.

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang