shot nine

1K 171 79
                                    

Sesampainya kembali di penthouse, Daniel langsung melepas jasnya. Ia melempar jas itu sembarangan, lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ia kira ia sudah cukup pulih setelah beberapa jam berbaring. Ternyata luka tembak di pundaknya masih terasa nyeri.

Mata Daniel mengikuti gerakan Kucing-nya yang berjalan lemas ke sudut ruangan tempat ia biasa dirantai.

Perempuan dengan tubuh ramping itu duduk di karpet sambil memeluk lututnya. Posisi duduknya menghadap ke jendela besar, memunggungi Daniel sehingga mukanya tidak terlihat.

Seongwoo menunduk, menyembunyikan wajahnya di antara dua lututnya. Punggung kecilnya menekuk, seolah memikul beban yang sangat berat.

Biasanya Daniel pasti akan mengeluarkan komentar mengenai Seongwoo yang pantas merasa menderita. Tapi kali ini, entah mengapa bibirnya tidak mau terbuka. Ada perasaan yang tidak mengenakkan di dadanya.

Ia hanya diam mengamati punggung menyedihkan itu dari belakang untuk beberapa saat.

"Hey, Kucing."

Seongwoo menengok, wajahnya merengut tidak suka.

Daniel menunjuk ke dua koper Seongwoo yang ada di depan pintu, lalu menunjuk ke pintu kamar mandi di lorong. "Ambil handuk dan pakaianmu. Mandi sana."

Seongwoo tidak membalas apa-apa, ia menuruti perintah Daniel untuk mandi.

Selagi Seongwoo bersiap untuk mandi, sang mafia berjalan masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka kemejanya, memeriksa perban yang membalut bahu kanannya. Kemudian ia mengeluarkan celana pendek rumah untuk bersiap tidur.

Ia membaringkan sisi kiri tubuhnya di atas kasur. Daniel memejamkan matanya.

Punggung kanannya terasa ngilu. Tentu ia tidak protes, bagaimanapun sakit seperti itu sudah normal di lini pekerjaannya.

Biasanya Daniel harus mendistraksi diri agar lupa dengan rasa sakitnya.

Tangannya mengambil handphone miliknya dan menyalakannya. Daniel membuka folder yang dikirim oleh anak-anak buahnya sepanjang hari ini. Kira-kira ada sekitar delapan video dengan durasi masing-masing sekitar lima menit. Isinya tentu laporan mengenai keberadaan Seongwoo.

Daniel memutar satu video yang memperlihatkan Seongwoo kebingungan di pasar. Ekspresi wajahnya memadukan ketakutan, frustrasi, dan kebingungan pada saat yang bersamaan. Ujung-ujung bibir Daniel terangkat saat melihat Seongwoo benar-benar menjelma menjadi kucing hilang.

Kali ini Seongwoo mendekati kedai ddeokpokki yang ada di pasar. Ia mengeluarkan uang 2000 won dari kantungnya dan memberikannya pada penjual di sana. Penjual memberikannya satu cup kecil berisi ddeokpokki. Tapi setelah memperhatikan isi cup, Seongwoo malah memprotes karena isinya terlalu sedikit. Penjual ddeokpokki yang tidak terima protesan Seongwoo langsung memarahinya kembali.

Daniel menunjuk-nunjuk handphone-nya dengan heboh. "Seongwoo memang menyebalkan untuk semua orang!"

Beberapa video berikutnya menunjukkan Seongwoo yang bekerja menjadi kuli beras, Seongwoo yang membungkuk saat diberi beras, Seongwoo yang berjalan kaki di jalanan Seoul, dan Seongwoo yang digosipi oleh orang-orang saat masuk ke bangunan apartemen elit.

Daniel melonjak duduk, tanpa sadar mengeratkan pegangannya pada handphone-nya saat melihat ada orang-orang yang melirik sinis dan berbisik-bisik saat melewati Seongwoo. Apa mereka punya masalah dengan Seongwoo?

Pria berbahu lebar itu memegang dadanya. Perasaan tidak enak muncul lagi di dadanya.





Tok, tok!

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang