shot thirty seven

833 132 146
                                    

"Hyunbin,"

Pria jangkung yang menyetir itu menelan salivanya, tegang. "Y-ya?"

Seongwoo melirik pantulan bayangan kendaraan tanpa plat nomor yang berkendara di belakangnya melalui kaca spion.

"Mobil hitam itu mengikuti kita sejak tadi."

"Apa itu mobil ... mafia?" tanya Hyunbin, suaranya mengecil di ujung kalimat.

Kendaraan dengan kaca film gelap dan tanpa plat nomor; sudah pasti itu mobil mafia. Pertanyaannya sekarang adalah apakah mafia pengendara mobil itu berniat untuk menyakitinya atau melindunginya.

Sang istri mafia menyipitkan matanya, berusaha untuk melihat sosok pengemudi mobil di belakangnya. Pada saat yang bersamaan, jarinya bersiap menekan 112 (nomor polisi) di layar handphone.

"Telpon polisinya sekarang, Seongwoo." bisik Hyunbin. Pria itu pucat pasi, mungkin sedang menyesali keputusannya untuk mengantar Seongwoo.

Perempuan bersurai hitam itu membaca papan jalan di depannya. Mereka sudah memasuki daerah Incheon.

Danielnya sudah dekat.

"Injak gasnya, Bin."

"Tapi aku sudah melaju tepat di batas kecepatan! Kalau lebih cepat lagi mobil ini bisa melayang-"

"Kalau kau tidak injak gas, nyawamu yang akan melayang."

Kaki Hyunbin langsung refleks menginjak gas. "Jangan berbicara seram begitu, Ong Seongwoo!"

💸💸💸💸💸

"Target menuju ke arah markas."

"Halangi. Jangan sampai dia ke sana."

💸💸💸💸💸



Dua kendaraan beradu di jalanan malam kota Incheon.

Jika dihitung, sudah lebih dari sepuluh aturan lalu lintas yang Hyunbin lakukan malam itu. Mengebut, menerpa lampu merah, menyalip kendaraan lain, berpindah jalur semaunya, berkendara zig-zag, dan lain-lain. Meskipun demikian, mobil hitam tidak teridentifikasi itu tetap berhasil mengikuti mobilnya.

"Seongwoo," Hyunbin menggigit bibirnya. "aku mencintai kakakmu."

Tangan Seongwoo erat menggenggam pegangan di atas jendela mobil. "Kau sudah bilang Minhyun?"

Hyunbin mengangguk.

"Kalau kita tidak selamat hari ini, ayo gentayangi Kang Daniel."


DOR!

Tepat setelah Seongwoo mengutarakan tekadnya, sebuah suara senapan api terdengar dari belakang mereka.

Rupanya mobil di belakang sengaja menunggu hingga mereka melewati perbatasan Incheon. Jalanan Incheon memang tidak seramai Seoul. Ketika jalanan kosong, para mafia itu dapat bebas menyerang tanpa khawatir senjata mereka terlihat orang lain.

Hyunbin membanting setir mobil ke lajur samping, berusaha untuk menghindari serangan dadakan itu.

Tapi apalah Hyunbin bila dibandingkan dengan mafia-mafia terlatih.


DOR!


Roda belakang mobil Hyunbin tertembak, menyebabkan ban penyangganya langsung mengempes secara signifikan. Hyunbin kehilangan kontrol atas mobilnya. Kendaraan yang pincang satu roda itu berputar beberapa kali sebelum menabrak tiang lampu jalan.

Air-bag mobil Hyunbin mengembang, menyelamatkan Seongwoo dan Hyunbin dari cidera akibat dorongan keras. Balon pelindung itu membesar hingga menutupi jendela mobil, menghalangi mereka dari pandangan luar.

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang