shot thirty nine

1K 145 253
                                    

Suasana di ruang privat restoran bintang lima itu sangat menegangkan. Di satu sisi ruangan adalah wanita muda nan cantik, sedangkan di depannya ada enam orang laki-laki berpakaian militer - salah satunya adalah seorang pria tua.

Sang pria tua tersenyum tipis. Dengan karismatik ia mengangkat cangkirnya, kemudian menyesap teh perlahan.

"Anda seorang yang berani, Seongwoo-ssi."

Seongwoo tidak menjawab. Ekspresinya masih sama seperti sejak awal kedatangannya, netral dan tidak terintimidasi — meskipun ia tengah berhadapan dengan seorang pejabat tinggi negara yang dikawal minimal lima orang bodyguard di sekitarnya.

"Izinkan saya memperjelas permintaan Anda barusan," Jenderal Moon meletakkan minumannya. "Anda ingin saya membantu Anda mencari Kang Daniel?"

"Betul."

Pria tua itu tertawa lagi. Beliau mengedarkan pandangannya ke sekitar, meyakinkan bahwa tidak ada pelayan restoran yang memperhatikan mereka di tempat pertemuan itu.

"Apa yang membuat Anda berpikir saya akan mau membantu Anda, Seongwoo-ssi?"

Seongwoo mengeluarkan kartu pers media miliknya.

"Saya seorang jurnalis, Jenderal. Saya yakin Anda tidak ingin saya menulis apa-apa yang bersangkutan dengan pasukan rahasia Anda. Sepertinya berita semacam itu tidak akan baik untuk reputasi Anda."

"Apa Anda sedang mengancam saya?" Jenderal Moon terkekeh. "Anda pikir saya akan takut?"

"Kalau Anda tidak takut, Anda tidak akan setuju bertemu dengan saya hari ini."

Skakmat.

Seongwoo berhasil menyerang titik kelemahan pria tua pelaku korupsi besar itu.

Jenderal Moon merendahkan suaranya. "Seongwoo-ssi, apa Anda sadar saya bisa melenyapkan Anda saat ini juga bila saya mau?"

"Saya rasa Anda cukup bijak untuk tidak membuat keputusan gegabah seperti itu."

Giliran Seongwoo yang menyesap teh jasmine-nya. Jemarinya membalikkan handphone-nya, menunjukkan layar telepon yang menyala.

"Pembicaraan kita sejak awal direkam oleh kenalan saya. Apabila sesuatu terjadi pada saya, ia dapat memberikan keterangan dan bukti mengenai pelakunya.

Juga, jangan lupakan kalau saya masih berstatus istri Kang Daniel.
Saya rasa Anda paham resiko mencari masalah dengan Daniel?"

Senyum pria tua itu mengembang. Kali ini lengkung di bibirnya bukan gestur mengejek, tapi murni kekaguman.

"Kang Daniel pasti menjadi jinak tiap berhadapan dengan Anda, Seongwoo-ssi."

Seongwoo membalas tersenyum kecil. "Saya akan menganggap itu sebagai pujian, Jenderal."

"Baiklah. Kalau begitu, apa yang bisa saya lakukan untuk membantu Anda? Anda bilang Kang Daniel sedang bersembunyi dari Anda?"

"Musuh-musuhnya menyerang saya dan ia tidak ingin membahayakan saya lebih jauh. Karenanya sekarang ia memilih untuk menghilang agar musuhnya tidak mengincar saya lagi."

Jenderal Moon mengangguk paham. "Kalau begitu bukankah itu pilihan Daniel-ssi demi kebaikan Anda? Saya pikir tidak baik jika saya ikut campur dan melanggar keputusan orang lain."

methane | ongniel (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang