Permintaan

747 60 0
                                    

Setelah beberapa hari di Jakarta Nayla pulang ke Bandung.
Melakukan aktivitas rutin seperti biasa
Selang beberapa Minggu Amel pulang ke Bandung.

Malam ini terjadi momen langka di keluarga Sanjaya
Mereka tengah berkumpul untuk makan malam

Suasana hening di buka dengan percakapan

"Bagaimana kuliah kalian?" Pak Ardi bertanya pada kedua putri nya

"Baik" jawab Amel

"Nayla lagi ngerjain skripsi"

"Bagus..Brati gak lama lagi kamu bakal wisuda"

"Sebenarnya mama sama papa ingin membahas hal penting dengan kalian berdua" Bu Rani bicara serius

"Udah Amel duga..
Kalian gak mungkin ketemu  kita kalo gak ada kepentingan"
Amel meremehkan

"Dek...." Tegur Nayla

"Kenapa?
Amel cuma ngomong apa adanya.
Emang mbak enggak ngerasa capek?"

"Berapa usia kamu? Belajar lah sopan santun ketika bicara dengan orang tua" pak Ardi emosi

"Bahkan anda tidak tahu berapa usia saya sekarang. Hah...lucu"

"Amel..Cukup" bentak Bu Rani

"Langsung to the point aja
Kalian mau apa dari kita?
Mau minta kita lanjutin bisnis keluarga atau ada hal lain"
Amel mengoceh tanpa dosa

"Papa sama mama akan langsung bicara ke inti nya" pak Ardi menahan emosi

"Dulu kakek kalian punya sahabat
Anak sahabat kakek kalian juga sahabat mama.
Kakek dan juga nenek pernah berjanji pada mereka kalau suatu saat akan menjodohkan salah satu cucu mereka"
Bu Rani menjelaskan

"Wow...jadi kalian mau jodohin kita.
Hebat..." Amel mengangguk ngangguk sambil mengunyah makan

"Amel..dengerin dulu dek" Nayla memegang lengan Amel

"Papa sama mama gak mau maksa kalian. Kami cuma menyampaikan amanah dan salah satu di antara kalian harus bersedia"

"Papa pikir hidup kita game
Gak sebercanda itu pa"
Tolak Amel

"Kalian tidak harus terburu buru
Kalian bisa berkenalan di awal
Dan keputusan ada di tangan kalian"
Tambah Bu Rani

"Amel masih kuliah.
Amel gak mau di jodohin
Ini hidup Amel. Jadi Amel sendiri yang menentukan di masa depan Amel mau sama siapa"

Nayla tak banyak bicara sejak tadi
Ia terus berpikir keras dan mengambil keputusan
"Biar Nayla yang di jodohin"
Nayla melihat ke arah nama nya

"Mbak...mbak gila ya?" Amel kaget mendengar ucapan Nayla

"Itu kemauan nenek
Nayla gak mungkin bantah
Nayla sayang sama nenek"

"Lusa mama akan ziarah ke makam kakek sekaligus ke tempat sahabat mama. Kalian punya waktu?"

"Amel besok harus balik ke Jakarta"

"Nayla bisa ikut mama
Udah lama Nayla gak ziarah"

Bu Rani tersenyum





Setelah selesai makan malam Amel langsung kembali ke kamar nya
Nayla menyusul

"Dek.." panggil Nayla pelan

"Mbak... kenapa sih mau di monopoli sama mereka" Amel menatap saudarinya itu

"Mbak sayang sama kakek juga nenek"

"Tapi gak harus gini
Banyak cara lain buat nunjukin sayang mbak ke kakek sama nenek
Mbak udah urus panti
Mbak juga udah ikutin kemauan nenek untuk tinggal di Ranau
Amel yakin ini cuma akal akalan  papa sama mama"

"Kalo pun itu permintaan papa sama mama mbak tetap lakuin
Selama ini mbak enggak pernah bikin papa sama mama seneng"

"Dan untuk bikin mereka seneng
Mbak harus ngorbanin hidup mbak.
Mbak tu kenapa sih
Mereka itu gak pernah peduli sama kita yang mereka tau cuma ngasih kita uang dan mereka pikir dengan uang kita bisa dapetin semuanya"
Air mata Amel mulai menetes

Melihat itu nayla langsung memeluk adiknya
"Amel gak boleh gitu
Mbak sayang sama Amel
Dan mbak yakin Tuhan ngasih ini supaya kita jadi manusia manusia kuat"

"Tapi Amel enggak se kuat mbak
Amel lemah" Amel melepaskan pelukannya

"Kamu itu adik mbak
Dan mbak yakin kamu juga kuat"
Senyum Nayla

"Dan mbak juga harus janji
Kalo mbak ada masalah
Mbak harus bagi sama Amel"

Nayla mengangguk









#thanks ..
#please vote and comment 🙂 gratis kok😁

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang