Pertunangan

694 43 1
                                    

Nayla POV

Apa yang di rencanakan tuhan sebenarnya? Akankah malam ini memiliki pengaruh untuk kedepannya? Semoga tidak

Aku mulai berjalan dan melihat orang orang yang tersenyum senang dengan acara ini. Apa aku tega jika kelak akan mengubah senyum mereka menjadi sebuah perasaan kecewa

Ayah...
Nayla rindu ayah..
Lihat Nayla sekarang sedang memainkan sebuah drama.
Maafin Nayla ayah

Nayla POV end

####

Rian POV

Gue ngeliat nayla jalan ke arah gue. Meski cuma make make up tipis gue akui kalo dia benar benar cantik.

Selama ini gue belum Pernah liat dia pake make up. Jantung gue rasanya mau copot saat dia bediri tepat di hadapan gue.

Saat gue masukin cincin di jari nya, gak tau kenapa tangan gue agak gemetar. Tapi gue mencoba terlihat santai.

Saat dia nyematin cincin di jari gue, gue liat matanya. Ada sesuatu yang gak bisa gue ngerti di sana.
Ekspresi Nayla yang selalu datar kini agak beda, itu buat gue takut.
Entah apa yang bisa gue simpulin buat perasaan dia saat ini. Gue bener bener gak tau dan bingung

Saat orang-orang bertepuk tangan gue tersadar kalo gue ngelamun

Semua orang ngasih selamat ke kita.
Keluarga gue dan dia keliatan bahagia banget. Gue jadi gak tega nantinya buat ngecewain mereka.

Saat acara hampir selesai gue sebenarnya mau ngajak Nayla ngomong tapi gue urungkan karena dia pasti capek dan butuh istirahat.
Lagian besok masih ada waktu.

Rian POV end

#####

Semua orang sudah kembali ke kamar masing-masing setelah acara selesai.

Keluarga Rian memilih untuk menginap di hotel dan akan langsung pulang besok.

Kevin dan Ginting mereka pulang ke rumah fajar sementara Rian dia tidur di kamar tamu bersama Azka

###

Nayla POV

Malam ini turun hujan. Orang bilang hujan itu berkah. Apa iya drama ini di berkahi

Rumah ini sangat luas, aku saja hampir tidak hapal setiap jalannya.
Lucu rasanya jika aku harus tersesat di rumah ku sendiri hanya karena ingin pergi ke taman.

Menerobos hujan di malam hari seperti ini terdengar kurang baik. Tapi ini cukup menyenangkan untuk privat time.

Aku memilih duduk di salah satu kursi taman ini.

Jika keluarga Sanjaya memiliki anak laki-laki dia pasti akan sangat kerepotan dengan aset-aset yang di miliki keluarga ini

Aku rindu kampung halaman. Di sana aku pernah  bercerita dan akhirnya membuat cerita.

Nenek..ayah...
Nayla rindu kalian, seandainya kalian masih ada, mungkin Nayla akan tetap di sana. Menjalani kehidupan sederhana yang selalu kita impikan.

Entah mengapa tanpa di minta, air mata ku jatuh begitu saja
Terimakasih hujan karena kau mau menyamarkannya.

"Es kutub..Lo ngapain di sini"
Kevin tiba-tiba muncul dan membawa payung

"Ini rumah saya, dan kamu ada urusan apa di sini" Nayla tetap duduk

"Gue ngambil PB gue yang ketinggalan. Lo kek gak ada kerjaan aja, maen ujan ujanan malam hari"

"Bukan urusan kamu"

"Lo baru dari tunangan. Kenapa jadi kek orang depresi gini? Gue aja yang di putusin gak sampe segini nya" celoteh Kevin

"Singkirkan payung kamu"

Kevin yang mencoba berbagi payung kini menarik nya kembali

"Yaudah kalo gak mau. Lagian percuma,
Lo udah basah juga, mending buat gue sendiri"

Nayla berdiri dan berjalan menjauh.
Kevin mengikutinya
"Lo mau kemana lagi? Ujan ujan gini mending tidur"

"Jangan campuri urusan saya"
Nayla terus saja berjalan hingga ia berhenti di depan kolam outdoor kediaman Sanjaya

"Rumah Lo luas banget. Taman nya aja udah kayak kompleks. Siapa yang bakal jadi pewaris nya nanti? Keluarga Lo kan gak ada anak laki-laki. Kalo Jombang sama fajar jadi menantu keluarga ini gue yakin mereka bakal langsung pensiun jadi atlet. Bisa bisa fajar jadi orang kaya mendadak dan nge bully gue" oceh Kevin tak jelas

Nayla yang mendengar nya tak peduli.
Ia terus saja menatap ke arah kolam. Pantulan cahaya lampu dan jatuhnya air hujan membuat Nayla tertarik untuk mengarahkan pandangannya

"Lo itu anak sulung, Brati kalo Lo jadi sama Jombang, wih...gak kebayang gue...., apa Jombang mau ya jadi pebisnis? Mahluk terkalem kayak dia gak cocok jadi pengusaha. Masak pas rapat cuma diem diem man doang" Kevin terus saja  mengajak Nayla bercanda

Kevin mencari cari sesuatu di sekitar tempat itu

"Nih...gak ada danau, kolam pun jadi" Kevin menawarkan kerikil pada Nayla

Nayla hanya diam

"Ambil aja. Lo waktu itu ngasih ini ke gue. Tapi sorry gue gak punya kata-kata bijak buat ngehibur Lo"

Nayla mengambil kerikil itu
Lalu menggenggamnya erat

"Lo kenapa? Apa Lo gak suka pertunangan ini" tanya Kevin

"Saya suka atau tidak, tidak akan ada bedanya. Dan kamu lebih baik cari urusan lain"

"Lo itu egois. Masa Lo boleh nyampurin urusan gue, dan gue enggak"

"Saat itu saya hanya ingin membantu"

"Dan sekarang gue juga mau bantu Lo"

"Seperti yang kamu bilang, kamu bukan siapa-siapa saya"

"Ok..sekarang kita temen" Kevin mengacungkan jari kelingking nya

Nayla tak membalas nya karena ia masih menggenggam kerikil

"Saya butuh waktu sendiri. Pergi kamu" Nayla memejamkan matanya dan menguatkan genggaman nya

"Ok. Gue bakal pergi"
Kevin melangkah meninggalkan nayla.

Nayla melempar kerikil itu sekuat tenaga nya, hingga melewati ujung kolam

Kevin menoleh, ia melihat tangan Nayla gemetar saat melempar kerikil itu. Ia langsung menghampiri Nayla kembali

"Lo gila ya? Tangan Lo bisa luka" Kevin memegang tangan kanan Nayla dan ia kaget saat darah sudah mengalir dari tangan itu












#makasih reader
#jangan lupa vote 😉 gratis kok
#silahkan komen dan kasih saran

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang