Haruskah ?

586 40 0
                                    

Nayla POV

Sudah hampir 3 bulan aku menjalani kehidupan baru bersama Rian.
Setiap harinya selalu indah.
Aku tak tau ini akan bertahan sampai kapan.

Rian..
Dia begitu baik.
Dia seperti matahari yang datang setelah senja. Aku akui jika aku nyaman dengan hubungan ini.

Hari ini aku masuk kerja seperti biasa. Aku mampir membeli makanan sebelum pulang

"Lo Nayla Sanjaya?" Seseorang perempuan menghampiri ku

"Iya saya Nayla. Kenapa?"

"Lo denger ya" dia mengacungkan telunjuknya di depan Nayla
"Lo itu gak pantes buat Rian. Dia gak akan pernah cinta sama Lo. Dia cuma cinta sama gue"

"Kamu siapa? Apa hubungan kamu dengan Rian"

"Gue Adel pacarnya Rian. Kita belum putus dan Lo... seenaknya nikah sama dia. Lo itu sadar gak sih kalo Lo udah jadi benalu di hubungan orang"

"Maaf ya mbak sebelumnya.
Saya gak kenal mbak.
Dan kalo mbak punya masalah sama Rian silahkan di selesaikan. Saya gak akan ikut campur"

"Lo harus pisah sama dia.
Dia itu punya gue. Lo itu gak tau malu ngerebut cowok orang"

Dia langsung pergi gitu aja

####

Berbagai pertanyaan berkecamuk di otak ku. Apa yang terjadi tadi? Kenapa Rian gak jujur selama ini? Dia bilang gak ada siapa-siapa di hidupnya. Lalu apa tadi.

Ya Tuhan..jika memang aku harus pergi demi kebaikannya, aku akan lakukan. Aku ingin dia bahagia. Mungkin ini saat yang tepat.

####

Saat di rumah aku tak mau banyak bicara. Aku tak tau harus berkata apa?
Apa senyum yang dia tunjukkan selama ini hanya pura-pura. Apa dia tersiksa dengan hubungan ini. Kenapa dia tidak pernah bilang? Apa karena keluarganya

"Gimana kerjaan kamu? Lancar"

"Alhamdulillah. Aku ikut tes untuk duta Astronomy NASA"

"Duta? Buat apa?"

"Ada projek penelitian luar angkasa yang akan di luncurkan NASA "

"Kamu bakal ke Amerika Brati?"

"Mungkin"

"Yey...mau  jadi astronot nih. Traktir dong"

"Itu kalo aku lolos. Lagian pelatihannya setengah tahun di Texas"

"Gak papa. Yang penting cita-cita kamu tercapai. Aku ikut Seneng"

"Yan..
Kamu kenal sama Adel?"

"Adel?" Rian berfikir
"Adel mana?"

"Ya..berapa banyak nama Adel di hidup kamu?"

"Adelia Devira maksud kamu? Dia temen aku. Tapi udah lama gak ketemu. Kenapa?"

"Gak papa aku cuma nanya"

#####

Kenapa dia malah bohong. Apa susahnya bicara jujur. Aku tak tau harus apa? Bagaimana caranya aku pergi. Aku tidak ingin terbiasa ada dia.

Dia milik orang lain. Aku hanya benalu. Lagipula apa yang di katakan wanita itu benar, sampai kapanpun Rian tak akan mencintai ku. Aku hanya di anggap teman. Siapa aku,yang berharap lebih. Maafkan aku tuhan

####

Aku terpilih untuk ikut penelitian bersama NASA. Aku sangat senang. Tapi di sisi lain aku juga harus meninggalkan Rian.

Siang ini aku ke pelatnas untuk mengantar makan siang rian. Orang-orang di sana sangat ramah.

"Eh...mbak nya Jojo.
Bawa apa tuh? Buat Jojo ya?" Sambut Jojo dengan senyum manis

"Gr amat ni anak. Maaf ya nay dia otaknya emang agak rada" ucap ginting

"Kalian liat Rian?"

"Oh.. Jombang lagi maen sama anak MD. Ntar lagi istirahat pas jam makan siang" jawab Ginting

"Ikut kita ke kantin yuk mbak.
Nanti mas jom pasti ke kantin juga" Jojo maen seret aja

"Duduk aja nay, gak usah malu-malu" tawar Ginting

Jojo dan Ginting mengambil makanan dan duduk bersama Nayla

"Jojo mau dong di suapin" pinta Jojo pada Nayla

"Lo tu makin kesini makin gak tau malu"

"Kenapa? Situ sirik ya?"

"Kalian cuma berdua? Ihsan mana?" Tanya nayla

"Lagi pulang kampung dia" ujar Ginting

"Eh... kembaran ku. Tumben kesini" siapa lagi kalo bukan Kevin tengil

"Kakak ipar apa kabar? Ada apa gerangan ke sini? Kangen Jombang ya?" Datanglah fajar

"Enggak kok. Cuma mau ngenterin makan siang"

"Eh Jo..minggir dong. Gue mau Deket kembaran gue" usir Kevin

"Gak usah rese deh Vin. Gue adek nya"

"Vivin duduk aja. Lala mau susul Ian"
Aku kembali ke tempat latihan

"Yah..kok pergi.
Lo sih Jo, gak mau minggir" Kevin kecewa

###

Aku bisa melihat Rian dari kejauhan. Dia sedang membereskan peralatan nya. Saat aku dekati sepertinya dia kaget

"Lo.. kok Lala di sini?"

"Kenapa? Gak Suka? Yaudah Lala pulang"

"Kok pulang sih. Aku suka kamu di sini. Tapi tumben"

"Aku bawain makan siang. Kamu mau?"

"Mana bisa nolak aku"

##

Aku sama Rian duduk di kursi pinggir lapangan. Kita sengaja gak ke kantin.
Rusuh kalo udah ketemu Kevin cs. Bisa-bisa kita di ledekin terus.

"Yan..aku mau ngasih tau kamu sesuatu"

"Bilang aja" Rian fokus makan

"Aku kepilih Untuk ikut penelitian"

"Selamat ya...Bu astronot" senyum Rian

"Habisin makanan nya. Trus Zuhur. Aku mau pulang"

"Gak bareng aku aja ntar sore?"

"Aku harus packing. Besok berangkat"

"Kok cepet banget"

"Ya ketentuannya emang gitu"





#thanks reader
#jangan lupa vote dan kasih saran

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang