Kevin pov
Hari udah malem gue gak balik ke asrama. Gue terus aja jalan gak karuan arah. Gue mau marah tapi gak bakal balikin semuanya.
Cerita yang udah di buat selama ini kenapa harus hancur.
Gue tiba di jembatan kayu panjang yang mengarah ke tengah danau.
Sampai akhirnya gue sadar kalo gue udah sampai di ujung.Terduduk lemas dan tenaga gue rasanya habis hanya karena kata-kata yang gue dengar.
Setiap ucapan yang keluar dari mulut elin selalu terngiang di kepala gue
Gue cuma bisa nyandarin diri di salah satu sisi jembatan kayu ini.
Rasanya ada ribuan jarum yang nusuk tubuh gue tanpa ampun. Gue bahkan masih genggam surat undangan yang dia kasih. Apa hidup sekejam ini?Kevin POV end
Kevin memukul lantai jembatan meski tenaga nya sudah habis walau untuk berdiri.
Perutnya yang lapar tak ia pedulikan.
Hingga penglihatan nya buram dan ia jatuh pingsan.Saat Kevin membuka mata ia sudah ada di rumah sakit. Kevin bertanya tanya siap yang membawa nya kemari
Flashback on
Sepulang dari shalat isya di masjid terdekat Nayla mengayuh sepeda nya untuk pulang. saat melintasi danau ia melihat Kevin sedang berjalan gontai. Awalnya Nayla tak peduli tapi ia langsung menghentikan sepeda nya saat melihat Kevin yang sudah ada di ujung jembatan.
Nayla ingin mendekat tapi ini malam hari. Nayla hanya melihat dari kejauhan. Tiba-tiba tubuh Kevin jatuh ke lantai jembatan. Nayla bingung harus berbuat apa. Ia memanggil orang orang sekitar untuk membantu membawa Kevin ke rumah sakit.
Saat di rumah sakit nayla tak tau harus menghubungi siapa..
Hanya Rian yang ia tau tapi Rian sedang turnamen di luar negeri dan Nayla tidak mau mengganggu fokus nya. Akhirnya Nayla sendiri lah yang menunggu Kevin di rumah sakit.Nayla keluar untuk membeli makanan
Flashback off
Pintu terbuka. Kevin kaget itu nayla.
"Kamu udah sadar.. syukurlah"
Nayla menaruh makanan yang ia bawa ke meja"Kenapa gue disini? Dan Lo... kenapa Lo disini?" Kevin berubah posisi menjadi duduk
"Tadi kamu pingsan. Untuk gak nyebur ke danau trus mati. Kasian fans kamu" jawab Nayla santai
"Kenapa gak biarin aja gue mati.
Lo pasti seneng. Bukannya Lo benci sama gue""Buat apa saya benci kamu. Meskipun itu terjadi saya tetap berlaku sama karena kamu manusia dan saya punya kewajiban"
"Gak usah sok baik..Lo bukan siapa-siapa gue" Tatan Kevin lurus ke depan
"Saya membeli makan buat kamu.
Kata dokter kamu harus makan supaya punya tenaga"Nayla memberikan sekotak donat ke Kevin tapi...Kevin justru menepisnya dan jatuh berantakan
"Gak usah pura-pura baik. Gue benci sama Lo" Kevin menatap tajam ke arah Nayla
"Kamu itu manusia, bertingkah lah selayaknya manusia. Percuma tubuh kamu manusia tapi kelakuan kamu tidak berprikemanusiaan"
"Pergi Lo dari sini..gue gak mau liat Lo lagi" ucap Kevin dengan penuh emosi
"Saya akan pergi tapi sebelum itu makanlah sesuatu. Jika kamu tidak suka makanan ini kamu bisa membeli makan lain. Setidaknya isilah perutmu dan pikirkan orang orang yang sayang dengan kamu.
Permisi..." Nayla pergi dari ruangan itu####
Pagi ini Kevin keluar dari rumah sakit. Ia sengaja tak menghubungi siapapun karena ia sudah merasa pulih. Lagipula beberapa ia hanya pingsan kemarin.
Kevin kembali ke pelatnas. Saat latihan Kevin kurang fokus dan banyak melakukan kesalahan.
Seharian ini Kevin hanya diam dan tak berminat berbicara dengan siapapun.
Sore setelah selesai latihan Kevin pergi keluar untuk mencari tempat menenangkan diri. Ia tak tau harus kemana. Mobil yang ia setir hanya melaju sesukanya.
Biasanya jika ia sedang ada masalah Kevin Selalu bercerita pada Rian.
Tapi saat ini keadaan tak memungkinkan untuk memberi tahu Rian masalah yang sedang ia hadapi.Kevin teringat tempat ia pingsan kemarin dan memutuskan untuk pergi kesana
Kevin POV
Kenapa dia lagi dia lagi...
Apa gak ada mahluk lain yang bisa gue temuin selain dia.
Tapi dia Ngapain disini.Gue ngeliat Nayla lagi duduk sambil nulis di buku kecil.sadar akan kedatangan gue dia langsung nutup buku nya dan berdiri
"Kamu" ucap Nayla
"Enekk lama lama gue ngeliat Lo
Lo kek gak ada tempat lain aja""Saya sudah tau tempat ini sejak lama dan ini tempat umum"
"Kalo urusan Lo udah selesai Lo bisa gak pergi dari sini"
"Tanpa kamu usir saya bisa pergi sendiri" Nayla berlalu
Tak lama dari itu Nayla kembali lagi dengan membawa beberapa kerikil di kedua tangannya.
"Saya tau kamu punya masalah saat ini. Saya tidak tau apa masalah itu. Tapi sebaiknya jangan di pendam"
"Lo gak usah sok tau. Ini hidup gue dan urusan gue"
"Saya gak minta kamu cerita apa masalah nya tapi saya hanya ingin mengajari cara meluapkannya"
Nayla menawarkan kerikil di tangan nya"Lo gila ya? Apa hubungannya sama kerikil ini. Apa gue harus makan kerikil ini supaya gue mati dan masalah gue bisa ilang"
"Seperti ini caranya"
Nayla menaruh kerikil itu di lantai dan mengambil nya satu untuk di genggam di tangan kanan nya.
"Tutup mata kamu dan bayangin kerikil yang kamu genggam itu adalah masalah kamu. Genggam erat trus lempar sejauh mungkin yang kamu bisa" nayla melempar kerikil itu ke tengah danau"Apa dengan itu masalah gue bakal selesai? Gak kan?"
"Setidaknya emosi kamu bisa tersalurkan. Jika kamu bisa mengontrol emosi maka apapun masalah itu pasti ada solusi nya"
Nayla pergi begitu saja dari hapadan kevin
Gue gak percaya sama apa yang dia omongin. Tapi gue jadi penasaran saat ngeliat kerikil yang berserakan. Gak ada salahnya kalo gue coba.
Gue ambil kerikil itu trus gue genggam dan gue lupain semua emosi gue..marah, kecewa, kesal, benci dan semuanya.
Gak tau kenapa gue ngerasa sedikit lega. Gue hembusin nafas gue secara kasat dan trus ngelakuin itu sampe kerikil nya habis
#maaf saya saya sempat salah publish
Itu karena kurang fokus#terimakasih yang udah mau baca
#jangan lupa vote dan kasih komen
Gratis kok 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Untuk Tuhan| Rian Ardianto
Fantasy"Lo es batu, dia es kutub Kalo Lo masih bisa cair. Na, Kalo dia cair bahaya" ucap Kevin pada Rian Rian hanya penasaran dengan kehidupan Nayla yang penuh teka-teki No co-past _KARA High rank on #1 astronot #4 rianardianto #5 astronomi