Rencana yang batal

567 43 0
                                    

Rian POV

Kita lagi asyik maen game. fajar nyelonong aja masuk

"Eh kalian para gamers mau ikut kita gak?" Suara fajar cukup kencang

"Tarzan...Lo ganggu kesenangan hqq kita aja" ucap Kevin

"Mau kemana Jay? Ke rumah Lo?" Tanya Rian

"Gue sama cewe cewe cantik.. mau keliling Bandung. Trus nyari makan siang ntar. Kalo mau ikut ayok, kalo enggak ya.. Alhamdulillah. Gue bisa jadi orang paling ganteng di antara mereka" ucap fajar

"Gue ikut deh. Gue udah lama gak liat liat Bandung" Azka berhenti bermain

"Gue juga" ucap Rian

"Lo berdua mau ngendep di sini?" Fajar melihat Kevin dan ginting masih fokus pada game

"Iya iya..gue ikut. Ni anak perusak suasana aja" ucap Ginting

"Mending maen İG sana" usir Kevin

###

Gue sama yang lain udah pada kumpul di mobil. Tapi gue belum ngeliat nayla

"Nayla mana? Dia gak ikut" tanya Rian pada Amel

"Mas jom udah kangen aja. Kalo mbak Nayla gak ikut, mas jom pasti gak ikut juga kan" tebak amel

"Dia lagi mandi. Lo tungguin dia. Ntar kita share lokasi nya" ucap Kania

Fajar Amel Kania dan Ranti
Sementara Kevin Ginting dan Azka

Gue masih nunggu Nayla

Saat Nayla keluar rumah dia kayaknya bingung karena gak ada siapa-siapa selain gue

"Mereka udah duluan. Aku di suruh nunggu kamu"

"Kamu susul mereka sana. Aku gak jadi pergi" Nayla ingin melangkah masuk ke rumah tapi di hadang oleh Rian

"Tangan kamu kenapa?" Rian fokus pada tangan Nayla

"Cuma luka kecil"

"Kamu gak mau naik mobil? Kita pake sepeda aja gimana?" Tawar Rian

"Aku gak mau bikin jalanan Bandung mendadak macet karena fans kamu"

"Trus..kita gimana?"

"Aku gak bakal pergi"

"Yaudah aku juga tinggal"

"Ian..kamu tu jadi orang kebiasaan ya" Nayla sebal dan langsung masuk ke mobil

Gue senyum lega. Apa gue gak salah denger, dia barusan manggil gue Ian. Berasa balik ke masa kecil jadinya.

Gue mulai jalanin mobil sambil liat hp. Gue chat mereka nanya dimana lokasinya. Tapi chat gue gak di bales. Gue telpon pada nge reject semua. Ini maksud nya apa coba

"Mereka pada kemana sih. Kenapa jadi lost kontak gini"

"Ini pasti rencana Amel. Dia pasti sengaja naroh topi nya di taman"

"Jadi kamu tadi ngambil topi? Kania bilang kamu lagi mandi"

"Mereka udah kerja sama"

"Jadi kita gimana? Balik ke rumah?" Tanya Rian

"Ya kita balik ke rumah. Kalo kamu mau susul mereka silahkan"

Kenapa gue ngeluarin pertanyaan bodoh sih. Coba aja gue bilang 'gimana kalo kita cari mereka.

Yaudah lah balik ke rumah.

Nayla langsung turun dari mobil
Dan gue susul

"Kenapa kamu gak susul mereka?"

"Aku aja gak tau mereka di mana"

"Lantas kamu mau apa di rumah? Ngobrol sama satpam?" Tanya Nayla

"Kamu juga ngapain? Ngobrol sama pembantu?" Rian balik bertanya

"Aku mau ke kamar. Ada kerjaan" Nayla langsung pergi

Jadilah gue sendirian. Apa iya gue harus ngobrol sama satpam. Yang lain pada seru-seruan hangout, nasib gue kali ya..duduk di sofa dan mandangin layar hp. Mau nge game..gak asyik kalo sendirian

"Mau ikut ke taman?" Rian kaget dengan suara Nayla

"Katanya kamu ada kerjaan" Rian bingung

"Pekerjaan nya adalah mengambil sesuatu di kamar trus mau pergi ke taman"

"Tapi mau ngapain?"

"Kalo kamu gak mau ikut yaudah" Nayla berjalan sendiri

"Iya iya aku ikut" Rian mensejajarkan langkah nya

Gue sama Nayla jalan ke taman

"Kamu udah sarapan?"

"Sudah"

Rian melihat jam di ponsel nya yang menunjukkan pukul 10:03

Cuaca gak cerah. Taman masih basah karena di guyur hujan semalam.

"Kita mau kemana? Katanya ke taman? Ini udah nyampe" Rian bingung karena Nayla terus saja berjalan

"Aku mau ke sesuatu tempat. Kalo kamu mau di sini aja gak papa"

"Rumah ini terlalu luas. Aku bisa aja kesasar"

"Bukan cuma kamu. Aku juga awalnya takut kesasar"

"Kamu gak tinggal di panti lagi?"

"Masih. Itu rumah ku yang sebenarnya"

"Kita makan siang di panti aja gimana?" Tawar Rian

"Ide kamu tidak buruk. Ok tapi aku gak janji"

Gue sama Nayla masuk di sebuah ruangan besar yang terbuat dari kaca. Atapnya agak bulat kayak kubah. Kaca yang bening membuat ruangan ini hampir tak terlihat dari kejauhan

"Ini ruangan pribadi sekaligus favorit aku. Kalo malem aku bisa liat bintang di sini"

Gue tercengang sekaligus kagum ngeliat beberapa peralatan Astronomi di sini
"Little Observatorium" ucap Rian

"Maybe"

###

Setelah ngeliat liat se isi ruangan gue sama Nayla balik ke taman

"Kamu gak ada inisiatif buat bikin ayunan disini?"

"Kalaupun ada, aku gak bakal sempat"

"Kamu ke Eropa kapan? Masih lama gak? Gak pengen ke Jogja dulu" tanya Rian bertubi-tubi

"Minggu depan aku berangkat ke London. Buat apa ke Jogja? Maen ayunan? Di taman kota juga ada"

"Tapi di situ beda"

"Aku gak punya waktu. Aku harus ngurusin berkas berkas keberangkatan"

"Kamu bakal ke Jakarta Brati?"

"Mungkin"

"Kapan? Rian antusias sekaligus penasaran

"Lusa sama Amel. Karena besok masih harus ngurusin berkas yang ada di universitas"

"Maaf ya..ntar sore aku harus pulang. Jadi gak bisa bareng" kekeh Rian

"Aku juga gak mau bareng kamu"

Yah..gue harus terbiasa dengan sikap datar dia. Tapi ini gue udah seneng banget kok











#thanka reader
#jangan lupa vote 😉
#maaf jika saya lama publish karena saya sedang sakit. Harap maklum🙏

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang