Lembaran baru

696 49 2
                                    


Nayla dan Rian di antar Bu Rani ke Jakarta. Keluarga Rian sudah kembali ke Jogja

"Tara....ini rumahnya" senyum Bu Rani

Mereka turun dari mobil dan masuk rumah itu

"Mama udah siapin semuanya. Jadi kalian kalo ada yang kurang bilang aja. Oh ya..ini mang Rudi dia bakal jadi supir yang bakal ngenterin Nayla kalo Rian lagi sibuk. Dan ini bi Ijah yang bakal bantuin beres-beres. Mama mau pulang..jadi selamat menempuh hidup baru" Bu Rani meninggalkan mereka

Nayla dan Rian hanya diam sejak tadi. Mereka tak tau harus berkomentar apa.

"Kalian pasti haus, ini bibi bikinin minum" bi Ijah membawa minuman

"Makasih ya bik. Bibik tinggal di sini juga kan?" Tanya Nayla

"Iya non. Mama non minta saya nemenin non Nayla. Saya ngerasa beruntung karena bisa kerja di sini"

"Anggap aja rumah sendiri, jangan sungkan-sungkan" ucap Rian

"Oh ya..di atas ada 2 kamar barang-barang kalian mau di taroh di mana"

"Gak usah bik. Biar kita aja nanti" tolak Rian

"Gak papa kalian pasti masih capek"

"Gak usah bik, kita bisa sendiri kok" Nayla mengambil barang-barang dan mulai membawanya ke atas

"Kamarnya cukup kecil kayaknya buat ruang kerja aku aja" ujar Nayla

"Terserah kamu, aku nurut aja" jawab Rian

"Trus kamu nanti tidur di mana? Kamar tamu kan di bawah. Atau kita tidur bareng tapi kasih pembatas aja"

"Kamu takut banget sih. Aku gak bakal ngapa-ngapain kamu. Tenang aja"

"Iya-iya aku percaya"

Cukup penat Rian dan Nayla menata barang-barang mereka.

"Yan kita liat liat sekeliling rumah yuk" ajak Nayla

Rian menjawab dengan anggukan

Mereka berkeliling

"Mama kamu kayaknya udah nyiapin ini Mateng Mateng deh, untung taman nya gak seluas rumah di Bandung"

"Tapi aku suka. Nyaman kalo rumah ada taman nya walaupun kecil. Bisa ngerawat bunga sama bikin perkebunan mini"

####

Bik Ijah mengajak Nayla dan Rian makan malam

"Silahkan makan non, kalo gak enak tinggal bilang"

"Bik, panggil Nayla aja ya, aku gak biasa di panggil gitu"

"Oh iya..ayok bibik makan bareng kita, sekalian ajak mang Rudi"

"Gak papa, kita makan di dapur aja. Gak enak sama majikan"

"Jangan anggap kita majikan. Anggap keluarga sendiri jadi jangan malu-malu" ujar nayla

####

Nayla kembali ke kamar. Dilihatnya Rian sedang fokus bermain game.
Menyadari kedatangan Nayla Rian langsung menaruh ponselnya

"Sini tidur, kamu pasti capek dari beres-beres" ajak Rian

Nayla tetap berdiri dan melihat Rian

"Kenapa? Ada masalah?
Yaelah..aku gak bakal macem-macem"

"Yakin?"Nayla ragu

Rian berdiri dan menarik Nayla.
Mereka duduk di tempat tidur

"Besok kamu mau ikut ke pelatnas gak?"

"Ngapain?"

"Ya liat aku latihan"

"Gak deh, aku harus kerja, aku udah di terima di LAPAN (lembaga penerbangan antariksa Nasional)

"Kamu mau kerja? Aku pikir kamu mau fokus nulis"

"Kenapa? Gak boleh?"

"Ya boleh. Cuma beberapa hari lagi ada turnamen di Jepang. Aku pengen ngajak kamu"

"Yang turnamen kan kamu, ngapain aku ikut"

"Nonton aku"

"Bisa lewat ponsel"

"Ya semangatin aku"

"Bukannya kamu kalo maen semangat terus"

"Tapi mau kamu yang nyemangatin"

"Ntar aku bisa telpon"

"Emang kamu gak kangen kalo aku jauh"

"Ih..ngapain kangen kamu"

"Trus kamu kangen siapa kalo bukan aku"

"Banyak, kania, Ranti dll"

"Iya iya.. gak ada yang kangen sama aku. Aku mau tidur" Rian menarik selimutnya

#####

Suara azan berkumandang. Nayla bangun lebih dulu. Dilihatnya Rian masih tidur dengan pulas.

"Yan..bangun. udah subuh"

Tak ada pergerakan dari Rian

"Kamu lucu kalo lagi tidur, kayak anak kecil" senyum Nayla

Munculah ide untuk memencet hidung Rian. Dan benar saja Rian bangun

"Eh maaf maaf. Aku gak tau cara bangunin kamu" senyum Nayla ke Rian

Rian terdiam dan menatap Nayla

"Kenapa? Ada yang aneh?" Nayla bingung

"Gak kok. Maaf aku susah di bangunin ya. Besok-besok gak lagi kok"

Rian POV

Gue lagi enak enakan tidur tiba-tiba nafas gue kesendat. Ini siapa yang mencetak idung gue? Kevin kurang kerjaan banget sih

Saat gue buka mata ternyata itu Nayla. Yah..gue lupa kalo gue udah nikah sama dia

Mana dia senyum lagi
Jantung gue kenapa? Apa gue terpesona sama senyum dia. Sampe pertanyaan dia mecah lamunan gue

##

Kita shalat subuh bareng. Saat dia Salim tangan gue, gue ngerasa nyaman aja gitu

"Kamu latihan masuk jam berapa?"

"Jam 8"jawab gue

"Mau aku masakin atau biar bi Ijah aja"

"Kalo kamu gak repot boleh, kangen aku sama masakan kamu"

"Yaudah nanti aku masakin tiap hari, itu kalo aku gak sibuk.
Kamu cepetan mandi trus siap-siap" titah Nayla

##

Gue udah mandi dan ternyata dia udah naroh Jersey sama sepatu gue.
Saat gue turun ke bawah dia nyambut dengan senyuman. Gila..gini ya rasanya nikah. Kenapa gak dari dulu aja coba

"Jersey kamu yang itu kan? Maaf kalo salah"

"Iya makasih, bebas kok aku"

"Cepetan sini sarapan, nanti kamu telat kalo lama" Nayla mengisi piring Rian

"Kamu gak ikutan makan?"

Gue makan tapi dia duduk aja

"Aku belum mandi, nanti aja" ucap Nayla

"Tapi harus makan ya"

"Iya"

"Masakan kamu enak. Aku jadi inget pas pertama nyoba. Itu gara-gara kamu minjem uang aku"

"Itu udah lama banget, kamu masih inget aja"

"Iyalah. Aku gak bakal lupa"















#tolong kasih saran
#jangan lupa vote 😉

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang