Go away

560 42 4
                                    

Untuk kesekian kalinya Kevin kembali ke pelatnas.

"Gimana Vin? Udah bisa di hubungin si Nayla" tanya ginting

Kevin tak menghiraukan, ia terus saja berjalan ke kamar Rian

Brak....
Pintu kamar di buka dengan kakinya

Rian kaget dengan kedatangan Kevin

"Kalo Nayla gak sayang sama Lo, udah gue bunuh Lo jom"
Bugh...
Kevin langsung memukul Rian
Berulang-ulang tapi Rian hanya diam saja. Ia pasrah pada kevin. Entah karena tak punya tenaga atau apa.

Kevin terus memukul rian secara bertubi-tubi

Ginting dan Jojo datang menghalang.
Jojo membantu Rian berdiri sementara Ginting menahan Kevin yang sudah seperti orang kerasukan

" Vin..Lo gila ya? Dia temen Lo" bentak Ginting

Ciuh..
Kevin membuang ludah ke samping
"Manusia laknat kayak dia gak pantes di sebut temen"

"Vin jangan emosi, kan bisa ngomong secara baik-baik" tahan Jojo

"Gue gak punya banyak waktu buat ngomong baik-baik.
Dan Lo jom, gue kesini cuma mau ngasih ini ke Lo" Kevin melempar sebuah surat ke tempat tidur

"Makasih karena udah ngehancurin hidup kembaran gue, kalo sampai dia kenapa Napa gara-gara Lo,
Gue sendiri yang bakal matahin leher lo itu" Kevin melepaskan diri dari Ginting dan pergi begitu saja

"Mas jom, ini apa maksudnya? Mbak Nayla kenapa?" Tanya Jojo Bingung

"Gue udah selesai sama dia. Gue udah muak. Jelas" Rian mendorong Jojo dan Ginting untuk keluar dan menutup pintu

"Jom Lo sinting ya?" Ginting emosi

"Urus urusan kalian sendiri. Jangan ikut campur" Rian menutup pintu dengan keras

###

Rian sudah seperti orang mati rasa.
Darah yang mengalir di sudut bibirnya tak ia ubris. Dia benar benar kacau.
Bagaimana bisa ia menjalani hari tanpa Nayla,
Rian memaksakan diri untuk terbiasa tanpa Nayla.
Surat yang Kevin beri ia simpan di laci. Ia bahkan tak sanggup membaca salam perpisahan dari Nayla

#####

Keesokan harinya atlet berlatih seperti biasanya. Rian fokus latihan tapi tak berbicara pada siapapun

"Jom si mpin mana? Bolos lagi tu anak? Dikira ini sekolah SMA apa" oceh mbak Wid

"Jom gue mau ngomong sama Lo. Ikut gue" datanglah fajar

"Wah..Aa' milyader. Gimana kabar istrinya? Udah lahiran" tanya Apri

Fajar tak menanggapi dan hanya memasang ekspresi serius

###

Fajar menatap temannya itu lekat lekat

"Apa Lo nuntut cerai Nayla?"

"Iya"

"Hebat" fajar tersenyum sembari mengangguk
"Apa Lo tau dia sekarang dimana?"

"Itu bukan urusan gue"

"Ok. Baik
Lo boleh ngelakuin apa aja yang Lo mau. Apa yang menurut Lo benar, lakuin aja. Jangan minta pendapat kita.

Gue nahan emosi jom, gue sedih temen gue sendiri berlaku kayak gini.
Setelah kejadian malam itu gue pikir Lo genggam tangan Nayla kayak gue genggam tangan istri gue.
Gue bahkan tersiksa saat ngeliat istri gue nangis dan ketakutan. Gue peluk dia, tenangin dia. Bukan ngehindar kayak Lo.

Mungkin gue gak tau siapa itu devano dan apa hubungannya sama kalian. Tapi dengan keputusan Lo ini sama aja Lo balikin dia ke masalalu nya.

Gue bahkan masih inget pertama kali gue ketemu kakak ipar di taman Bandung. Dia jutek, dingin dan songong Menurut gue. Bahkan gombalan, rayuan dan pesona seorang Kevin Sanjaya gak buat dia bergeming

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang