Pergi untuk kembali

558 40 0
                                    

Nayla pov

Aku pulang dan packing barang barang yang harus di bawa. Serasa mau pindah. Entahlah apa setelah ini aku akan kembali atau tak akan pernah.

Saat makan malam aku malas bicara.

"Dek..kok nasinya di udek udek aja"
Suara Rian memecah lamunan

Emang belakangan ini dia manggil aku adek. Ya.. Mungkin aku sudah seperti adiknya sendiri.

Aku makan dan langsung ke kamar.
Semua barang barang sudah ku kemasi ke dalam koper, hanya beberapa pakaian yang masih tetap tinggal

Aku berdiri di balkon dan menatap langit. Langit gelap dan Hitam. Sepertinya akan turun hujan.

"Dek..kamu kenapa? Kok diem terus dari tadi" Rian berdiri di samping ku

"Aku pergi besok. Kamu jaga diri baik-baik ya"

"Aku pasti jaga diri. Kamu juga.
Jangan lupa kabarin aku, aku pasti kangen kamu"

Aku langsung meluk dia dan nangis

"Dek kamu gak papa kan? Kenapa kamu nangis? Harusnya kamu seneng, kan kamu bakal jadi astronot"

"Makasih ya yan udah mau bikin cerita sama aku. Aku sayang sama kamu"

"Kok kamu ngomong gitu, jangan bikin aku takut" Rian mempererat pelukannya

"Kalo di masa depan sesuatu terjadi, kamu harus janji untuk selalu bahagia"

"Semuanya akan baik-baik aja" Rian memegang bahu Nayla
"Aku bakal nunggu kamu di sini, di rumah kita, masa depan kita.
Kita akan terus bikin cerita di sini"

"Aku gak bisa yan. Kamu harus jujur sama prasaan kamu sendiri.
Aku tau kamu terpaksa ngelakuin ini demi keluarga kita.
Sekarang kamu bebas mau ngapain aja, gak usah pikirin aku"

"Kenapa kamu mikir gitu? Aku sayang sama kamu"

"Aku tau kamu sayang sama aku. Tapi ini pernikahan Rian. Kita hanya menyayangi sebatas teman. Bagaimana bisa kamu berfikir untuk menulis masa depan dan membuat cerita"

Aku sudah tak peduli dengan air mataku
"Dulu kita janji, siapapun di antara kita yang menemukan orang yang kita cinta, maka semua ini akan berakhir"

"Kamu benar. Aku sudah menemukan orang yang aku cinta"
Rian menghapus air mata Nayla

"Kamu kejar dia. Jangan hirau in aku.
Aku baik-baik aja. Aku gak mau kamu bernasib sama kayak aku, cukup aku yang kehilangan tapi kamu jangan"

"Apa kamu tau siapa orang itu?
Orang yang membuat Rian Ardianto jatuh cinta, apa kamu benar benar ingin tau siapa dia?
Dia ada di hadapan aku sekarang,
dia masa depan ku, aku cinta sama dia. Sama kamu, Nayla Puspa Sanjaya" tegas Rian

"Enggak Rian. Kamu gak boleh lakuin itu" Nayla masuk kamar dan duduk di tempat tidur

"Kenapa? Apa salah jika aku jatuh cinta sama istriku sendiri? Aku cinta sama kamu Nayla"

"Aku benci sama kamu Rian"

Rian malah memeluk Nayla

"Aku benci sama kamu. Kenapa kamu gak mau jujur"

"Aku takut. Aku takut jika suatu saat datang keadaan seperti ini. Aku terbiasa ada kamu, jadi jangan pernah pergi dari hidup aku, aku mohon" Rian meneteskan air mata nya

"Aku gak pantes buat kamu Rian, ada seseorang di luar sana yang lebih menyayangi kamu"

"Aku gak peduli
Aku mau kamu yang sayang sama aku. Kamu harus janji kamu akan pulang, di rumah kita,  Lala dan Ian.
Pernah kamu nanya sama tuhan? Kenapa kita selalu di pertemukan? Itu karena kamu dan aku adalah takdir. Seberapapun jauh kita pisah aku yakin takdir akan bawa kamu pulang"

"Aku gak bisa janji Rian"

####

Rian nganterin aku ke bandara.
Kita gak banyak bicara. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang.

Aku harap dia jujur dengan perasaan nya sendiri.
Adel? Semoga dia bisa jaga Rian. Aku gak mau ganggu mereka

"Aku akan selalu doain kamu. Kamu harus sukses. Itu cita-cita kamu" semangat rian

"Kamu harus jaga diri, sesibuk apapun kamu tapi jangan pernah tinggalin shalat.
Bilang ke keluarga kamu, aku sayang sama mereka semua. Dan satu lagi, bilang ke kembaran aku kalo aku sayang sama dia. Aku ngerasa beruntung punya saudara laki-laki se baik  dia"

"Aku pasti akan bilang sama mereka. Tapi kamu juga harus nemuin mereka nantinya. Mereka pasti bangga sama kamu" Rian menangis sambil memeluk Nayla

"Aku pergi yan" Nayla melambai pada Rian

###

Saat pesawat sudah take off. Nayla melihat ke luar jendela sambil menangis tentunya

"Terimakasih rian untuk cerita yang pernah kamu tulis di lembaran hidupku.aku akan pergi dan mungkin tak akan kembali. Semoga kamu bahagia"

####

Sekarang aku di sini. Di negeri orang. Aku memutuskan kontak dengan semua orang yang ada di Indonesia. Ya memang harus begitu Karena tuntutan pekerjaan.

Hingga hari H tiba. Aku dan beberapa duta dari negara lain akan ke stasiun luar angkasa.

Mengenakan pakaian astronot adalah kebanggaan tersendiri bagiku.

Kita di luar angkasa hanya beberapa hari. Setelah penelitian selesai semua astronot akan pulang ke negara masing-masing.

Aku bingung. Haruskah aku pulang?
Mungkin tidak untuk saat ini
















#menurut kalian harus gimana?
#tolong kasih saran
#jangan lupa vote

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang