3 Tahun kemudian

914 61 0
                                    

Nayla masih kuliah
Tak lama lagi akan skripsi
Sementara Amel adiknya kuliah di Jakarta.
Semenjak Amel kuliah Nayla semakin jarang pulang ke rumah.
Mungkin hanya beberapa kali saat libur kuliah tiba.

Nayla berencana mengunjungi Amel
Di Jakarta
Sudah 2 tahun Amel kuliah Nayla belum pernah menemaninya
Karena mereka sama sama sibuk dan fokus dengan karir masing-masing.

Selain kuliah Nayla juga menjadi penulis novel muda
Sudah 2 novel yang ia rilis
Meskipun cita cita nya bukan menjadi penulis Nayla turus berkarya di dunia sastra.

Hari ini nayla akan pergi ke Jakarta.
Ia memilih untuk menggunakan kereta api karena menurutnya lebih murah dan cepat.
Setibanya di stasiun Amel sudah menunggunya.

"Udah lama dek?"

"Eh mbak.. ngagetin aja,
Gak kok barusan
Ayok" Amel mengambil salah satu tas Nayla dan berjalan keluar stasiun.

"Kamu libur kuliah nya?"

"Mm..iya sih tapi organisasi tetap jalan.
Mbak gimana skripsi nya?
Cie... udah mau wisuda" Amel menggoda kakak perempuan nya itu

"Doain aja semuanya lancar"

"Amin...pasti Amel doain"

Mereka berdua memesan taksi dan tiba di apartemen Amel.

"Mbak capek, udah tidur aja"
Amel memasuki apartemen nya

"Mau Zuhur dulu, lepas itu langsung tidur"

Setelah shalat Zuhur Nayla memilih tidur. Setelah bangun ternyata sudah pukul 4 sore.
Cukup lama ia tidur.
Tapi ia tak melihat Amel
Di cek nya ponsel nya
Ternyata Amel pergi keluar menemui teman nya.

Nayla menyalakan televisi
Tapi perutnya merasa lapar
Ia belum makan sejak siang.
Nayla pergi ke dapur dan membuka kulkas. Kabar buruknya kulkas kosong.

Nayla menelpon Amel

"Dek kok kulkas mu kosong"

"Oalah..mbak Amel lupa, Amel besok baru mau isi, kenapa? Mbak laper?
Pesan go food aja"

" Ya udah iya deh"

Nayla menutup telpon nya.

Nayla berfikir sejenak.
Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke supermarket untuk membeli sayuran. Nayla tidak terbiasa makan makanan cepat saji. Ia lebih senang memasak sendiri. Menurutnya itu lebih sehat dan sesuai selera.

Nayla mengambil tas kecilnya dan pergi ke supermarket terdekat.

Setelah memilih beberapa sayuran Nayla mengantri di kasir.
Ia membuka tas nya untuk mengambil uang. Ia terkejut saat tak menemukan dompet nya.
Nayla baru ingat jika dompetnya sudah ia keluarkan dari tas saat mengambil ponsel.

"Totalnya jadi 35 ribu mbak"
Kasir memberi senyum pada Nayla

"Duh..gimana ya mbak
Saya lupa bawa dompet saya
Jadi saya boleh titip belanjaan nya sebentar, saya mau ambil uang nya.
Rumah saya gak jauh kok mbak"
Nayla memohon pada kasir

"Biar saya aja yang bayar semuanya"
Tiba-tiba ada seseorang yang langsung memberikan uangnya pada kasir

"Gak usah mas, saya balik sebentar
Lagipula gak jauh kok dari sini"
Nayla melihat ke orang itu

"Nayla" ucap orang itu

"Kamu...kamu tinggal di sini?" Tunjuk Nayla

"Iya.. saya di pelatnas PBSI.
Kamu di Jakarta?" Tanya Rian

Nayla mengangguk
"Makasih ya..nanti saya ganti uang kamu"

"Gak usah saya ikhlas" Rian tersenyum

"Kamu atlet bulutangkis kan?"
Tanya Nayla

"Iya saya Rian Ardianto"
Rian mengulurkan tangannya

"Kamu pasti sudah tau saya"
Nayla tak membalas uluran tangan Rian

Mereka berjalan keluar supermarket

"Kamu tinggal dimana?" Tanya Rian

"Di Bandung"

"Maksudnya, di Jakarta sama siapa?"
Rian gelagapan

"Ngunjungin adek yang lagi kuliah.
Deket kok dari sini"

"Mau saya anter" tawar Rian dengan sopan

"Gak perlu, saya bisa jalan kaki.
Oh ya boleh saya minta alamat kamu
Besok pagi saya kembalikan uang kamu"

"Saya di asrama pelatnas PBSI
Gak jauh kok dari sini.
Uangnya gak perlu di bayar
Saya benar-benar ikhlas ingin membantu"

"Hutang tetap hutang, dan harus di bayar"

"Maaf lancang, boleh minta wa kamu?
Nanti saya kirim alamat nya?" Rian agak kaku

"Oh iya"

Nayla mencatat no wa nya di ponsel Rian.

Nayla Kembali ke apartemen.
Ia memasak untuk makan malam.
Untuk mengganjal perutnya saat ini ia hanya makan beberapa buah.

"Maaf ya mbak, Amel tinggal tadi.
Mbak udah  masak? Dapet bahan dari mana?" Tanya Amel

"Beli di supermarket"

"Kok gak pesen go food?"

"Males.
Oh ya dek mbak mau tanya. Kamu tau Rian Ardianto pemain bulu tangkis itu?"

"Kenapa mbak?" Amel bingung
"Se Indonesia juga kenal. Amel aja fans nya"

"Serius kamu?"

"Iya mbak. Amel itu fans berat
Mas jom si mister glowing.
Lagian siapa yang gak ngefans mas jom, udah kece senyum nya ngademin kayak ubin masjid"
Amel senyum senyum membayangkan wajah Rian Ardianto

"Mas jom?" Nayla bingung

"Mbak kudet sih.
Nama asli nya Muhammad Rian Ardianto, di panggil Jombang
Julukannya mister glowing"
Amel menjelaskan

Nayla heran dengan adik nya
Sebelas dua belas dengan Ranti sahabat nya.

"Mbak nanya mas jom kenapa?"

"Tadi mbak ke supermarket lupa bawa dompet jadi dia yang bayarin"
Jawab Nayla santai

"What?" Teriak Amel
Dan Nayla kaget
"Serius mbak ketemu mas jom?"

"Iya. Ngapain mbak bohong.
Besok mbak mau balikin uang dia
Kamu bisa gak temenin mbak?"

"Mmm.. gimana ya
Amel si mau banget tapi ada kegiatan kampus. Amel panitia jadi subuh udah harus stand by"
Ekspresi Amel kecewa

"Yaudah mbak pergi sendiri aja"

"Oh ya gimana menurut mbak mas jom? Keren kan?"

"Biasa aja"

"Biasa aja gimana? Orang dia full mempesona gitu"

"Itu kan menurut kamu"

"Iya iya. Yang tipe nya Ireland mah beda"
Amel pura pura kesal

"Nah itu tau"
Nayla tersenyum sederhana
















#vote and comment 🙂
#thanks udah mau baca cerita gaje saya 🙏

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang