Back Home

632 41 2
                                    

"akhirnya kita pulang juga ya dek" senyum Rian ketika mereka sudah di Jakarta

"Jadi kamu ngapain aja selama aku di Texas" Nayla duduk di ayunan

"Aku nginep di pelatnas. Kalo weekend baru pulang. Males kalo gak ada kamu"

"Kamu masih suka makan duren?"

"Iyalah. Wajib itu.
Kamu masih makan Pete di Amerika?"

"Enggak lah. Aneh kamu. Astronot itu pelatihannya ketat. Gak boleh sembarang makan"

"Ya kali aja di luar angkasa kamu makan Pete"

"Ntar pada mati alien di sana" kekeh Nayla

"Dek.."

"Hm.."

"Aku cinta sama kamu"

"Aku tau"

"Kita pergi honeymoon yuk"

"Buat apa? Mending di rumah"

"Kamu gak malu kalo keduluan sama Amel"

"Ish...kamu"

"Ya biar rumah kita rame.
Kamu mau berapa?"

"Apanya?"

"Ya anak kita lah"

"Satu aja. Biar jadi kesayangan"

"Emang kamu gak pengen ada penerus kita?"

"Yaudah dua aja, satu penerus kamu satu penerus aku"

"Aku mau sepuluh. Biar aku bisa jadi kapten dan kamu wasit nya"

"Kamu pikir rumah kita lapangan sepak bola. Aneh"

"Yaudah lima aja. Ada yang jadi atlet, astronot, penulis, penyanyi. biar bakat kita di warisi semua"

"Dua titik" tegas Nayla

"Yah...sepi dong rumah ini"

"Kalo mau rame kamu ternak ayam aja" Nayla meninggalkan Rian yang masih kecewa

####

Rian POV

Gue udah balik ke rumah sama Nayla. Beraktivitas seperti biasa tapi hari-hari gue jadi luar biasa karena ada dia.

Tiga bulan setelah pernikahan fajar Nayla akhirnya hamil.
Gue sampe terharu dan nangis saat dokter bilang gue bakal jadi seorang ayah.

Gue gak ngizinin Nayla kerja. Dia lebih sering nemenin gue latihan

"Anak ayah, kalo udah gede mau jadi apa" gue tidur di pangkuan Nayla sambil ngadep perut dia

"Mau jadi kayak ayah. Biar bisa banggain Indonesia" jawab Nayla dengan Suara seperti anak anak"

##

"Ya ampun.. mereka so sweet banget sih" jorji menatap dari ujung lapangan

"Jojo kapan ya bisa gitu"

"Gak usah berisik. Jangan ganggu kembaran gue. Lanjut latihan" perintah Kevin

####

Pagi hari lagi enak enak tidur Nayla tiba-tiba bangun dan langsung ke kamar mandi. Dia muntah muntah.
Gue mijit tengkuk dia.

"Coba aku aja yang hamil"

"Ngawur kamu yan"

"Ya..aku gak tega liat kamu gini" gue natap dia iba

"Ya namanya juga perjuangan"

"Anak ayah jangan nakal ya, kasian bunda. Nanti kalo udah gede nakalnya sama ayah aja" gue ngeliat perut dia

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang