Kembali

525 38 0
                                    

Tak terasa waktu cepat berlalu. Nayla telah selesai wisuda dan kembali ke Indonesia.

Saat Nayla wisuda keluarga nya hadir dan juga sahabat nya Ranti

Saat Nayla sudah di Bandung Rian menyusul dan di temani fajar. Rian tak langsung ke kediaman Sanjaya tapi ke rumah fajar.

Nayla memberitahu Rian untuk bertemu di rumahnya. Rian tau Nayla pasti akan membahas hal penting

#####

"Kamu sudah hapal jalan nya?" Ucap Nayla

Mereka sedang di taman sekarang

"Gak juga sih. Lala apa kabar?" Rian ikut duduk di rumput bersama Nayla

"Baik. Kamu gimana?"

"Aku juga baik"

"Kamu tau kan kenapa aku minta kamu kesini?"

"Iya Ian tau" jawab Rian

"So..apakah kamu sudah punya alasan?"

Rian hanya diam

"Apa kamu punya alasan juga?" Tanya Rian

"Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan"

"Maaf..aku gak bisa nemuin alasan itu" ucap Rian

"Apa dua tahun tidak cukup untuk mencari seorang perempuan?" Nayla heran

"Aku udah cari. Tapi aku selalu gagal"

"Dan apa rencana kamu selanjutnya?"

"Aku gak tau. Aku cuma jalani takdir yang tuhan kasih"

Nayla menatap Rian di sampingnya
"Dengar Rian..kamu bisa menikah dengan siapapun yang kamu mau. Tapi jangan pernah kamu berharap itu adalah aku"

"Kenapa?kamu punya alasan?" Tanya Rian

"Tentu saja aku punya alasan. Aku hanya manusia yang tak punya hati dan perasaan" jawab Nayla

"Tapi aku yakin kamu punya alasan lain"

"Kenapa? Apa kamu benar-benar ingin tau"  tatap Nayla serius

"Aku gak maksa kamu cerita" balas Rian

"Ada seseorang yang udah nyuri hati aku, tapi dia entah pergi ke mana? Dia hilang tanpa kabar. Dia bahkan gak balikin hati aku yang udah dia curi"
Nayla seolah mentertawakan dirinya sendiri

"Apa dia orang yang kamu maksud di game itu?"

"Kamu masih ingat ucapanku di game itu?

"Tentu. Game itu di lakuin di sini. Di tempat kita duduk sekarang"

"Aku gak pernah cerita ke siapapun tentang hal itu. Baik Azka maupun Kania. Aku gak mau menambah beban mereka"

"Kalo kamu mau cerita silahkan, aku masih jadi Ian yang sama seperti waktu kita kecil" ucap Rian meyakinkan

Ponsel Rian berdering

"Iya...halo mbak Tias, kenapa?"

"Yan kamu cepetan ke Jogja. Ibuk masuk rumah sakit"

"Astaghfirullah..kok bisa mbak"

"Ibuk kepeleset di kamar mandi. Cepet kamu kesini dan ajak Nayla juga"

"Kenapa Nayla?" Rian bingung

"Ibuk sejak tadi manggil-manggil nama Nayla"

"Iya mbak..Rian otw"

Telpon terputus

"Kenapa yan?" Tanya Nayla

"Ibuk masuk rumah sakit. Aku harus ke Jogja Sekarang. Ibu minta kamu kesana tapi kalo kamu sibuk.."

Belum selesai Rian bicara Nayla sudah memotong
"Aku ikut. Cepetan" ajak nayla dengan terburu-buru

####

Rian dan Nayla langsung ke Jogja. Mereka ke rumah sakit. Saat tiba di sana sudah ada mbak Tias kakak perempuan Rian dan suaminya mas Roni yang sedang menggendong baby Rafa anak mereka

"Ibuk gimana mbak" Rian khawatir

"Kamu langsung ke dalem aja. Ada bapak di dalem" pinta Tias

Rian langsung masuk ke tempat ibunya di rawat.
Bu Andini sudah sadar.

"Ibuk...ibuk kenapa bisa gini? Lain kali hati-hati" ucap Rian

"Calon mantuku mana? Dia gak kesini?" Ucap Bu Andini

"Nayla di luar" jawab Rian

"Kok gak di ajak masuk. Piye..koe iki" dumel pak Ahmad

Rian mengajak Nayla masuk.
Nayla bersalaman dengan ayah dan ibu Rian

"Ibuk..mu iku yan...ora gelem mangan" ucap ayah Rian

Nayla mengambil semangkuk bubur yang ada di atas meja

"Makanan rumah sakit rasanya aneh, ibuk gak mau" tolak Bu Andini

"Buk....ibuk masih sakit. Kalo udah sehat ibuk boleh makan apa aja yang ibuk mau, nanti Nayla beliin" bujuk Nayla

"Tapi ibuk udah sehat kok. Ibuk orangnya strong"

"Ibuk ngeyel banget sih" ucap Rian

Nayla duduk di samping Bu Andini dengan semangkuk bubur di tangannya

"Kalo ibuk gak mau makan..Nayla pulang aja sekarang" ancam Nayla

"Yah.. jangan.
Iya iya ibuk makan" Bu Andini menyerah

Rian dan Nayla lega

Nayla menyuapi Bu Andini dengan telaten

"Kalian kapan nikah" tanya Bu Andini frontal

Nayla dan Rian sama kagetnya

"Buk...Nayla baru pulang dari London. Dia masih banyak urusan yang harus di selesaikan" ucap Rian

"Apa gak bisa secepatnya" ucap Bu Andini

"Nayla sama Rian lagi fokus karir buk" jawab Nayla

"Kalian itu, karir karir. Apa kalian belum cukup sukses? Kalo kalian gak mau nikah ibuk mati aja" Bu Andini ngambek

"Ojo ngomong ngono to buk" ucap pak Ahmad

"Nayla sayang kan Sam ibuk" Bu Andini menggenggam tangan Nayla

"Nayla sayang sama ibuk" ucap Nayla lembut

"Trus kalian kapan nikahnya? Ibuk mau kalian nikah secepatnya"

"Buk nikah itu harus punya rencana yang matang. Rian gak bisa sembarangan. Rian harus fokus latihan buat turnamen"jelas rian

"Turnamen kamu itu gak bakal ada habisnya. Masa gak bisa minta libur sama pelatih? Apa perlu ibuk suruh bapakmu buat minta izin ke pelatih kamu itu..."












#enjoy...and next

Diary Untuk Tuhan| Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang