18 Tidak di Sangka

61 15 0
                                    

Terimakasih sudah menolongku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih sudah menolongku
.
.
Aurellia, Love Story



GIBRAN POV

"Udah mau pulang mas?" Tanya seseorang suster yang menjaga resepsionis.

" Iya, udah sore ni" jawabku.

Saat ini aku mendapatkan tugas pagi sampai sore hari, setelah jam kerjaku sore hari selesai, aku memutuskan untuk pulang ke kos-kosanku.

Setelah dipindah tugaskan ke Jogyakarta aku terpaksa harus ngekos di kota orang, disini aku tidak mempunyai keluarga ataupun saudara. Seperti sebatang kara, disini aku hanya kenal orang-orang yang bekerja di rumah sakit saja, itupun tidak banyak.

Oh iya dan juga kang Shakel, dia temanku saat mondok, dia juga tinggal di Jogjakarta, tapi aku tidak tahu dimana rumahnya.

Setelah melewati lobby rumah sakit, aku menuju ke parkiran, tempat aku memarkirkan motor ninjaku, ya hanya motor itu yang aku punya.

Sebenarnya Abi menyuruh ku membawa mobilnya, tapi aku tolak, karena itu bukan hakku, hanya motor ninja ini yang sah menjadi milikku, karena ini aku beli dengan hasil keringat ku sendiri, selama aku menjadi dokter.

Tidak biasanya, diparkiran sore ini sangat sepi, padahal biasanya kalau sore begini sangat banyak para penjenguk pasien yang sakit.

Saat hendak menuju motorku, aku dikagetkan dengan seorang perempuan yang teriak-teriak minta tolong, sepertinya ini tindakan kekerasan, tidak mungkin kan kalau bukan kekerasan, jika seorang wanita itu berteriak.

Lalu aku hampiri mereka, dan seketika aku tendang perut pria itu, dia langsung tersungkur dalam tanah, aku melihat sekilas wanita itu langsung lemas dan duduk diatas tanah yang tadi dia pijak.

Aku sempat berdebat panjang dengannya tapi lelaki itu tetap tidak terima. Dia seketika melayangkan beberapa tinjuan ke arahku, tapi aku bisa menghindarinya.

Aku sebenarnya tidak mau berkelahi, tapi pria itu terus melayangkan tinjunya, ya walaupun aku bisa menghindarinya.

Lama-lama aku kesal juga meladeninya dan aku balas dia dengan pukulan dan tendangan yang aku mampu, tidak lama kemudian dia kabur begitu saja.

Soal jago atau tidaknya aku berkelahi, kalian jangan risau, di pesantren aku mengikuti kegiatan silat, juga taekwondo. Silat aku sudah mendapatkan sabuk putih dan taekwondonya aku mendapatkan sabuk hitam.

Aku belajar taekwondo sejak aku masih duduk di kelas empat SD, lalu aku beralih ke silat sejak masuk ke SMP. Lumayan juga jika ilmuku itu bisa bermanfaat bagi orang lain kan.

Setelah lelaki itu pergi, aku mendekati wanita itu, aku pandangi wajahnya, sepertinya tidak asing dengan wajahnya.

Aku berusaha mengingat siapa wajah itu yang sekarang lemas tidak berdaya.

Aurellia, Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang